Perampokan Rumah Camat Mapanget, 5 Pelaku Diamankan Polisi

Posted Date : 20-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 228 kali.


TRIBUNMANADO.CO.ID - Tim Macan Resmob Polresta Manado menangkap lima pelaku perampokan rumah Camat Mapanget di perumahan Griya Paniki Indah (GPI).

Dikatahui, perampokan rumah terjadi di rumah Camat Mapanget Reintje A Heydemans pada Sabtu (12/01/2019).
Tim Macan Resmob Polresta Manado berhasil menangkap empat pelaku di wilayah Lombok Tengah setelah melarikan diri.

Sementara satu pelaku lainnya ditangkap di wilayah Minahasa Utara.

Kapolresta Manado Kombes Benny Bawensel, ketika dikonfirmasi wartawan tribunmanado.co.id mengenai adanya penangkapan pelaku perampokan di GPI belum memberikan tanggapan mengenai penangkapan tersebut. "Nanti aja ya," singkat Bawensel.

Kronologi Perampokan

Kasus perampokan yang terjadi di Rumah Camat Mapanget, Rein Heydemans, Perumahan GPI, Jalan Markisa 1 Nomor 10, Kota Manado sempat mengebohkan warga Sulawesi Utara (Sulut), pada Sabtu (12/01/2019).

Tak ada korban jiwa dalam penyanderaan tersebut. Namun sejumlah barang milik korban dibawa para pelaku.

Penghuni rumah, Rico terjaga saat sebilah pisau di lehernya pada malam itu. Rico kala itu tidur di kursi ruang depan rumah.
"Saat dibangunkan, saya kaget karena sebuah pisau telah menempel di leher saya," kata dia.

Pisau itu, kata dia, dipegang seorang berpakaian hitam dengan tutup kepala.

Hanya tampak mata dan mulutnya.

Ada seorang lagi dengan ciri yang sama, juga pegang parang.

Rico yang merupakan kemenakan Rein lantas dituntun dua orang itu ke kamar tengah.

Disana ada kemenakan lainnya Ria.

"Saya dan Ria disuruh naik ke kasur, mereka lantas membongkar lemari milik Ria," kata dia.

Sepuluh menit di kamar itu, dua orang itu meminta dibawa ke kamar camat.

Rico mereka bawa. Sedang Ria dikunci di kamar itu. Kamar camat ada di atas.

"Dua orang itu todong saya dengan parang sambil naik tangga, " kata dia.

Detty Emor, istri camat menuturkan, kedua pelaku tersebut meminta ia sang suami serta Rico naik ke kasur.

Lemari di kamar itu dibongkar. "Katanya kami hanya cari duit, " kata dia.

Disebut Detty, ia sempat menjerit. Seorang diantaranya meminta agar ia diam.

Detty bercerita, para pelaku itu tak menemukan uang banyak.

Seorang diantaranya lantas menyatakan. "Uang mereka ternyata tak disimpan disini, " beber dia.

Tak ada uang, kedua orang tersebut kemudian menggasak emas serta mutiara dalam brankas kamar tersebut. Kedua pencuri juga minta ponsel mereka.

"Ponsel itu lantas diisikan ke tas oleh seorang yang bertubuh besar, " kata dia.

Kemudian kedua orang pencuri tersebut menggiring ketiganya ke kamar Ria. Mereka disekap disana.

"Motor kemenakan saya hilang, uang sebesar Rp 5 juta hilang, emas, mutiara, tujuh ponsel, sepatu hingga baju," kata dia.

Camat Mapanget Rein Heydemans menyatakan, ia sendiri sempat terpikir melawan. Dia seorang karateka dan baru saja latihan.

"Tapi saya pikir nasib mama dan anak saya, " kata dia.

Sebut Rein, Mama dan seorang anaknya bernama Andre juga disekap di kamar depan.
Keduanya disekap seseorang.

"Seorang lagi di depan, jadi dugaan saya pelakunya ada empat orang, " kata dia.

Menurut Rhein kejadian penyekapan tersebut berlangsung setengah jam.

Uang Jutaan Rupiah dan sepeda Motor Diambil

Perampok menggasak jutaan uang tunai, sejumlah sepatu, perhiasan emas kurang lebih senilai Rp 30 juta hingga 1 unit sepeda motor beat dibawa lari oleh perampok.

Deisy Emor, istri Camat Mapanget mengatakan Emor belasan telepon seluler, uang tunai, sejumlah sepatu, perhiasan emas kurang lebih senilai Rp 30 juta hingga satu unit sepeda motor beat dibawa lari oleh perampok.

Emor mengungkapkan perampok sempat membuka paksa mobil dinas suaminya, namun tidak ada barang yang diambil.

Kawanan perampok yang memakai penutup muka berhasil menggasak sebuah sepeda motor, uang tunai 5 juta, perhiasan emas, mutiara, 7 buah ponsel, pakaian serta sepatu.

Masuk Lewat Jendela

Deisy Emor, istri Camat Mapanget mengatakan, empat pencuri beraksi dengan mencungkel jendela kamar di depan rumah.

Perampok memaksa Camat sekeluarga untuk tidak ribut dan memaksa menyerahkan barang-barang berharga.

Menurut korban, para maling ini bukan orang Manado lantaran dialeknya berbeda.

Dua jam kemudian para penghuni berhasil keluar dari kamar tempat disekap melalui jendela kamar.

Kumpul Keluarga Berdoa

Setelah perampokan, Camat Mapanget Rein Heydemans langsung mengumpulkan keluarganya untuk berdoa.

"Ada enam orang, kami langsung berdoa, bersyukur, barang boleh hilang tapi nyawa kami Tuhan selamatkan," kata dia.

Menurut dia, pada kejadian pencurian serupa, banyak korban yang dibunuh.

Rein mengaku tidur pukul 01.00 Wita, Ia memperkirakan pencuri masuk sekira pukul 02.00 Wita.

"Mereka masuk lewat jendela kamar depan, di sana tidur mama dan anak saya, " kata dia.

Ia mengaku sempat ingin melawan para pencuri. Tapi istri saya larang. "Ibu dan anak saya juga disekap," kata dia.

Dikatakan Camat, mobilnya sempat diacak-acak. Bannya dikempiskan. "Kuncinya juga mereka buang, " kata dia.

Perampok Kembalikan Kamera Ria, Kelupaan Gondol Laptop

Peristiwa unik sempat terjadi dalam kejadian perampokan itu

Ria keponakan Rhein memohon kepada seorang pencuri yang membawa kameranya. Dia sendiri bertugas sebagai fotografer Humas Pemkot Manado.

"Saya menangis katakan pak tolong jangan bawa lari kamera saya, itu kamera kantor, " kata dia.

Di luar dugaan, pencuri tersebut mengembalikan kamera tersebut. "Saya tak mengira ada pencuri yang seperti itu, " kata dia.

Detty Emor, Istri Rhein mengatakan, seorang pencuri sempat menggondol sebuah laptop. Herannya laptop itu tidak dibawa pergi. "Mungkin dia lupa, " kata dia.

Detty membeber dirinya sempat memgeluh kedinginan saat akan dibawa turun ke kamar bawah. Seorang pencuri menyilahkannya memakai jaket.
Menurut keterangan salah satu security atau penjaga keamanan yang tidak mau disebutkan namanya, teknis kerja untuk penjagaan di sekitar wilayah Perumahan Griya Paniki Indah ini sudah maksimal.

Hanya saja ada satu kendala dari mereka, yaitu kurangnya personel dan fasilitas seperti jaket hujan.

"Untuk penjagaan di sekitaran Perumahan Griya Paniki Indah ini saya rasa sebagai penjaga keamanan kami sudah bekerja untuk mengamankan wilayah ini seperti tempat yang lain sudah secara maksimal, namun apa daya jika kami kebobolan seperti ini. Hal itu karena kami sendiri kekurangan personel, apalagi kejadian itu bertepatan dengan hujan lebat, kami tidak dibekali dengan jas hujan," ujar salah satu Security yang tidak mau disebutkan namanya.

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2019/01/20/perampokan-rumah-camat-mapanget-5-pelaku-diamankan-polisi