Negara-Negara Eropa Menangkap Ikan Melebihi Kuota di Perairan Atlantik
Posted Date : 12-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 317 kali.
Hidayatullah.com—Swedia menjadi negara yang patut dimasukkan ke dalam daftar “memalukan” tahunan karena menangkap ikan di laut secara berlebihan, menurut New Economics Foundation (NEC) berbasis di Inggris.
Laporan tahunan NEF “Landing the Blame” mendapati bahwa negara di kawasan Nordik itu mengambil ikan 52,4% di atas kuota penangkapan ikan di perairan Atlantik di bagian timur laut yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga sains, utamanya International Council for the Exploration of the Sea (ICES).
Inggris dan Irlandia juga melampaui kuota penangkapan ikan terbanyak setelah Swedia dengan kelebihan masing-masing 24,3% dan 21,7% menurut laporan ICES yang dirilis hari Senin (11/2/2019) seperti dilansir Euronews.
NEF juga mendapati bahwa negara-negara anggota Uni Eropa mengambil ikan 312.000 ton metrik ton lebih banyak dibanding jumlah yang layak yang ditetapkan oleh saintis pada tahun 2019.
Tidak hanya itu, dari 120 kuota “penangkapan yang diperbolehkan” (TAC) sebanyak 55 ditetapkan di atas batas anjuran ilmuwan oleh menteri-menteri Uni Eropa dalam pertemuan Dewan Pertanian dan Perikanan tahun ini. Rata-rata kelebihan kuota penangkapan ikan di perairan Atlantik bagian timur laut tahun ini 16% di atas anjuran saintis, atau naik banyak dari tahun 2018 yang mencapai 9%.
Wadah pemikir berbasis di Inggris itu juga mengatakan bahwa kelebihan kuota itu ditetapkan sendiri di kalangan para menteri perikanan Eropa dalam rapat-rapat rahasia.
Laporan NEF itu memperkirakan bahwa Uni Eropa tidak akan dapat mencapai target penangkapan ikan berkelanjutan tahun 2020.
Hasil penelitain NEF menunjukkan bahwa sejak tahun 2001 sampai 2018, secara rata-rata, dua pertiga kuota ditetapkan di atas anjuran ilmuwan.
Kalangan saintis memperingatkan bahwa apabila ikan di laut diambil berlebihan maka akan cepat habis, karena makhluk laut itu tidak memiliki kesempatan berkembangbiak deangan baik. Akibatnya, suplai makanan bagi manusia akan berkurang.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/12/159823/negara-negara-eropa-menangkap-ikan-melebihi-kuota-di-perairan-atlantik.html
Laporan tahunan NEF “Landing the Blame” mendapati bahwa negara di kawasan Nordik itu mengambil ikan 52,4% di atas kuota penangkapan ikan di perairan Atlantik di bagian timur laut yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga sains, utamanya International Council for the Exploration of the Sea (ICES).
Inggris dan Irlandia juga melampaui kuota penangkapan ikan terbanyak setelah Swedia dengan kelebihan masing-masing 24,3% dan 21,7% menurut laporan ICES yang dirilis hari Senin (11/2/2019) seperti dilansir Euronews.
NEF juga mendapati bahwa negara-negara anggota Uni Eropa mengambil ikan 312.000 ton metrik ton lebih banyak dibanding jumlah yang layak yang ditetapkan oleh saintis pada tahun 2019.
Tidak hanya itu, dari 120 kuota “penangkapan yang diperbolehkan” (TAC) sebanyak 55 ditetapkan di atas batas anjuran ilmuwan oleh menteri-menteri Uni Eropa dalam pertemuan Dewan Pertanian dan Perikanan tahun ini. Rata-rata kelebihan kuota penangkapan ikan di perairan Atlantik bagian timur laut tahun ini 16% di atas anjuran saintis, atau naik banyak dari tahun 2018 yang mencapai 9%.
Wadah pemikir berbasis di Inggris itu juga mengatakan bahwa kelebihan kuota itu ditetapkan sendiri di kalangan para menteri perikanan Eropa dalam rapat-rapat rahasia.
Laporan NEF itu memperkirakan bahwa Uni Eropa tidak akan dapat mencapai target penangkapan ikan berkelanjutan tahun 2020.
Hasil penelitain NEF menunjukkan bahwa sejak tahun 2001 sampai 2018, secara rata-rata, dua pertiga kuota ditetapkan di atas anjuran ilmuwan.
Kalangan saintis memperingatkan bahwa apabila ikan di laut diambil berlebihan maka akan cepat habis, karena makhluk laut itu tidak memiliki kesempatan berkembangbiak deangan baik. Akibatnya, suplai makanan bagi manusia akan berkurang.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/12/159823/negara-negara-eropa-menangkap-ikan-melebihi-kuota-di-perairan-atlantik.html
Pasaman Barat Sumbar Larang Perayaan Valentine’s Day
Dai di Sumut dijerat UU ITE, Persidangan Banjir Air Mata
Ratusan Muslimah Kupang Ngaji Hindari Valentine’s Day
Kasus Guru Ditantang Murid, Mendikbud: Guru Harus Introspeksi Agar Berwibawa
Kesabaran Guru yang Ditantang Siswa Berbuah Hadiah Umrah
Warga Sudah Berteriak, Tapi Silvia Tetap Lewati Jalur Kereta Tanpa Palang Itu..
Bocah SD Tewas Terinjak Kuda
Berita Duka, Ibu Rahayu Meninggal Dunia
Ratusan WNA Datang ke Sini Demi Belajar Agama Islam
Tiba-tiba, Prajurit TNI AL dan PNS Diminta Tes Urine, Hasilnya?
Dai di Sumut dijerat UU ITE, Persidangan Banjir Air Mata
Ratusan Muslimah Kupang Ngaji Hindari Valentine’s Day
Kasus Guru Ditantang Murid, Mendikbud: Guru Harus Introspeksi Agar Berwibawa
Kesabaran Guru yang Ditantang Siswa Berbuah Hadiah Umrah
Warga Sudah Berteriak, Tapi Silvia Tetap Lewati Jalur Kereta Tanpa Palang Itu..
Bocah SD Tewas Terinjak Kuda
Berita Duka, Ibu Rahayu Meninggal Dunia
Ratusan WNA Datang ke Sini Demi Belajar Agama Islam
Tiba-tiba, Prajurit TNI AL dan PNS Diminta Tes Urine, Hasilnya?
DPR Soroti Mendag soal Impor etil Alkohol
Terungkap: Bagaimana Ahli Strategi Australia ‘Gagalkan’ Piala Dunia Qatar 2022
Polisi Prancis Cegat Tokoh Rompi Kuning Menyeberang ke Italia
Mantan Komandan Mujahidin dan Presiden Pertama Afghanistan Pasca Sovyet Meninggal di Usia 93 Tahun
Jubir SDF Yakin Pemimpin Islamic State Al-Bagdhadi Tidak ada di Kantong Terakhir IS di Suriah
2 Anggota Hamas Tewas Setelah Hirup Gas Beracun yang Dipompakan Mesir ke Terowongan Gaza
Rusia Pulangkan Puluhan Anak Anggota Islamic State dari Irak
Bentrokan Sengit Terjadi antara SDF dan Pejuang IS di Benteng Terkhir Islamic State di Deir Al-Zor
UNICEF: Hentikan Pembunuhan Anak-anak di Palestina
Jadikan Anak-anak Kita Permata Hati
Terungkap: Bagaimana Ahli Strategi Australia ‘Gagalkan’ Piala Dunia Qatar 2022
Polisi Prancis Cegat Tokoh Rompi Kuning Menyeberang ke Italia
Mantan Komandan Mujahidin dan Presiden Pertama Afghanistan Pasca Sovyet Meninggal di Usia 93 Tahun
Jubir SDF Yakin Pemimpin Islamic State Al-Bagdhadi Tidak ada di Kantong Terakhir IS di Suriah
2 Anggota Hamas Tewas Setelah Hirup Gas Beracun yang Dipompakan Mesir ke Terowongan Gaza
Rusia Pulangkan Puluhan Anak Anggota Islamic State dari Irak
Bentrokan Sengit Terjadi antara SDF dan Pejuang IS di Benteng Terkhir Islamic State di Deir Al-Zor
UNICEF: Hentikan Pembunuhan Anak-anak di Palestina
Jadikan Anak-anak Kita Permata Hati