Penyebab Matinya Jutaan Ikan di Sungai Australia Terkuak
Posted Date : 22-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 194 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Laporan sementara dari pakar lingkungan menyimpulkan kondisi iklim abnormal di luar kebiasaan menjadi penyebab kematian jutaan ikan di sepanjang tepi sungai utama di Australia timur di New South Wales.
Kawasan muara Darling river di Meningdee, New South Wales masih tetap dalam kondisi kritis dan aliran air di sungai itu masih belum signifikan, sehingga diperkirakan masih akan ada lebih banyak ikan mati di kawasan itu. Demikian kesimpulan dari hasil sementara penyelidikan pakar kepada Pemerintah Federal yang dirilis Kamis (21/2).
Laporan sementara yang penyusunannya dipimpin oleh Profesor Vert Verty dari Universitas Melbourne ini menyimpulkan bahwa "kondisi iklim yang luar biasa, yang tak tertandingi dalam catatan iklim yang diamati" berkontribusi terhadap kematian jutaan ikan di Darling River.
Penyusunan laporan itu diinisasi oleh Pemerintah Australia menyusul temuan jutaan ikan mati massal di dekat Menindee, NSW, pada bulan Desember dan Januari. Laporan itu melengkapi laporan terpisah lain yang dirilis Akademi Ilmu Pengetahuan Australia, yang diminta oleh partai Buruh, yang menemukan bahwa irigasi memompa terlalu banyak air di hulu, kekeringan, dan debit air yang rendah ke dan dari Danau Menindee telah berkontribusi pada kematian jutaan ikan.
Laporan itu juga menyerukan pemantauan seketika atau real time pengalihan arus air di Barwon-Darling. Laporan itu menemukan penurunan mendadak suhu udara dan kadar oksigen yang rendah di dalam air sebagai penyebab utama kematian jutaan ikan di kawasan itu.
"Peristiwa cuaca ekstrem baru-baru ini di Cekungan utara telah diperkuat oleh perubahan iklim," demikian temuan laporan itu.
"Perubahan di masa depan dalam sistem iklim global cenderung memiliki dampak mendalam pada hidrologi dan ekologi di Lembah Murray-Darling dan memperburuk risiko kematian ikan."
Menteri Perairan David Littleproud menanggapi laporan sementara ini dengan berkomitmen akan mengupayakan tindakan segera di Darling River. Hal itu termasuk pembentukan jalur migrasi ikan (fish ladder) dan sistem peringatan untuk memprediksi kapan potensi terjadi lebih banyak kematian ikan-ikan di kawasan itu.
Pemerintah juga mengumumkan anggaran senilai 3 juta dolar AS untuk penelitian ikan dan juga mengalokasikan anggaran terpisah bagi masyarakat yang memasang aerator untuk memompa oksigen ke dalam air dan menciptakan tempat perlindungan ikan.
"Saya menyambut temuan panel independen ini dan akan segera mulai bekerja sebagai bentuk respon, termasuk mengizinkan ikan untuk bergerak lebih bebas di sekitar sistem sungai," kata David Littleproud.
Laporan akhir oleh panel Profesor Vertessy diharapkan akan rampung pada akhir bulan depan.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/19/02/21/pna2g8382-penyebab-matinya-jutaan-ikan-di-sungai-australia-terkuak
Kawasan muara Darling river di Meningdee, New South Wales masih tetap dalam kondisi kritis dan aliran air di sungai itu masih belum signifikan, sehingga diperkirakan masih akan ada lebih banyak ikan mati di kawasan itu. Demikian kesimpulan dari hasil sementara penyelidikan pakar kepada Pemerintah Federal yang dirilis Kamis (21/2).
Laporan sementara yang penyusunannya dipimpin oleh Profesor Vert Verty dari Universitas Melbourne ini menyimpulkan bahwa "kondisi iklim yang luar biasa, yang tak tertandingi dalam catatan iklim yang diamati" berkontribusi terhadap kematian jutaan ikan di Darling River.
Penyusunan laporan itu diinisasi oleh Pemerintah Australia menyusul temuan jutaan ikan mati massal di dekat Menindee, NSW, pada bulan Desember dan Januari. Laporan itu melengkapi laporan terpisah lain yang dirilis Akademi Ilmu Pengetahuan Australia, yang diminta oleh partai Buruh, yang menemukan bahwa irigasi memompa terlalu banyak air di hulu, kekeringan, dan debit air yang rendah ke dan dari Danau Menindee telah berkontribusi pada kematian jutaan ikan.
Laporan itu juga menyerukan pemantauan seketika atau real time pengalihan arus air di Barwon-Darling. Laporan itu menemukan penurunan mendadak suhu udara dan kadar oksigen yang rendah di dalam air sebagai penyebab utama kematian jutaan ikan di kawasan itu.
"Peristiwa cuaca ekstrem baru-baru ini di Cekungan utara telah diperkuat oleh perubahan iklim," demikian temuan laporan itu.
"Perubahan di masa depan dalam sistem iklim global cenderung memiliki dampak mendalam pada hidrologi dan ekologi di Lembah Murray-Darling dan memperburuk risiko kematian ikan."
Menteri Perairan David Littleproud menanggapi laporan sementara ini dengan berkomitmen akan mengupayakan tindakan segera di Darling River. Hal itu termasuk pembentukan jalur migrasi ikan (fish ladder) dan sistem peringatan untuk memprediksi kapan potensi terjadi lebih banyak kematian ikan-ikan di kawasan itu.
Pemerintah juga mengumumkan anggaran senilai 3 juta dolar AS untuk penelitian ikan dan juga mengalokasikan anggaran terpisah bagi masyarakat yang memasang aerator untuk memompa oksigen ke dalam air dan menciptakan tempat perlindungan ikan.
"Saya menyambut temuan panel independen ini dan akan segera mulai bekerja sebagai bentuk respon, termasuk mengizinkan ikan untuk bergerak lebih bebas di sekitar sistem sungai," kata David Littleproud.
Laporan akhir oleh panel Profesor Vertessy diharapkan akan rampung pada akhir bulan depan.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/19/02/21/pna2g8382-penyebab-matinya-jutaan-ikan-di-sungai-australia-terkuak
Cina Hentikan Impor Batu Bara dari Australia
Perkuat Penelitian, Bio Farma Gandeng Unhas
Hati-Hati Jalan di Peron Stasiun Pasar Minggu
Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan di Awal Kemarau
SMA Ar-Rohmah Malang Borong Juara Olimpiade Sains
AC Milan Kembali Datangkan Sosok Penting dari Arsenal
In Picture: TNI Bantu Rehabilitasi Pascagempa Lombok
Pemadaman Listrik Bergilir Terjadi Lagi di Lampung
Spanyol Tolak Pendaftaran Bayi dari Ibu Surogat Ukraina
Putra Presiden Brazil Diperiksa Terkait Pencucian Uang
Perkuat Penelitian, Bio Farma Gandeng Unhas
Hati-Hati Jalan di Peron Stasiun Pasar Minggu
Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan di Awal Kemarau
SMA Ar-Rohmah Malang Borong Juara Olimpiade Sains
AC Milan Kembali Datangkan Sosok Penting dari Arsenal
In Picture: TNI Bantu Rehabilitasi Pascagempa Lombok
Pemadaman Listrik Bergilir Terjadi Lagi di Lampung
Spanyol Tolak Pendaftaran Bayi dari Ibu Surogat Ukraina
Putra Presiden Brazil Diperiksa Terkait Pencucian Uang
Enam Warga Melbourne Berencana Gulingkan Pemerintah Filipina
Alien Itu Bernama Israel
Pria Bengkulu yang Belah Perut Istri yang Hamil Dijerat 15 Tahun Bui
Breaking News! Seorang Pria Bunuh Diri di Transmart Lampung
Beri Mahar Rp 2 M untuk Bella Luna, Suami Diduga Pakai Uang Istri Sah
Merayakan Cinta di Candi Plaosan
Saat Dewi Rezer dan Marcelino Lefrandt Kembali Tampil Bersama
Tekuk Persela, Bali United Tembus Perempat Final Piala Indonesia
Tentang Rasa Grogi yang Selalu Melemahkan Liverpool Itu
Angin Puting Beliung Menyapu 4 Desa di Tulungagung, 30 Rumah Rusak
Alien Itu Bernama Israel
Pria Bengkulu yang Belah Perut Istri yang Hamil Dijerat 15 Tahun Bui
Breaking News! Seorang Pria Bunuh Diri di Transmart Lampung
Beri Mahar Rp 2 M untuk Bella Luna, Suami Diduga Pakai Uang Istri Sah
Merayakan Cinta di Candi Plaosan
Saat Dewi Rezer dan Marcelino Lefrandt Kembali Tampil Bersama
Tekuk Persela, Bali United Tembus Perempat Final Piala Indonesia
Tentang Rasa Grogi yang Selalu Melemahkan Liverpool Itu
Angin Puting Beliung Menyapu 4 Desa di Tulungagung, 30 Rumah Rusak