Spanyol Tolak Pendaftaran Bayi dari Ibu Surogat Ukraina
Posted Date : 22-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 176 kali.
Hidayatullah.com—Kedutaan Besar Spanyol di Ukraina, hari Selasa (19/2/2019), mengumumkan bahwa pemerintah Spanyol tidak akan lagi menerima pendaftaran bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu surogat di Ukraina.
Dilansir Euronews, dalam pernyataan yang dimuat di laman Facebook, kedutaan mengatakan bahwa sementara sejumlah kasus yang sekarang sedang ditangani akan dipertimbangkan satu persatu, pemerintah tidak lagi menerima pendaftaran bayi baru yang dilahirkan melalui ibu surogat.
Ini bukan pertama kalinya Spanyol berusaha menghapuskan praktik surogasi internasional.
Bulan Agustus 2018, puluhan keluarga Spanyol yang memiliki anak lewat program surogasi di Ukraina dihalangi pulang ke rumahnya hingga 10 pekan, dengan alasan pemerintah khawatir terjadi malpraktik medis dan perdagangan manusia.
Seorang wanita Spanyol Cristina Alvarez, yang memiliki anak perempuan lewat surogasi di Ukriana tahun lalu, termasuk yang merasakan dampak keputusan pemerintah itu. Dia mengatakan situasinya sejak itu semakin buruk.
“Situasinya sekarang semakin buruk sebab ketika kami tiba kami semua mengetahui ada masalah registrasi,” kata wanita itu.
Sebelumnya, “orang yang mendaftar tidak menghadapi penolakan. Kami sudah tahu apa yang kami hadapi, tetapi sekarang mereka (pemerintah) semakin tidak adil.”
“Mereka akan mendaftar anak-anak yang sudah berada di sini sekarang, tetapi tidak untuk anak-anak yang akan dilahirkan besok-besok.”
Orangtua yang memiliki anak lewat surogasi itu menghadapi dilema, jika tidak didaftarkan di Spanyol maka mereka harus mendaftakan anaknya di Ukraina agar anak tersebut memiliki status kewarganegaraan. Namun, jika didaftarkan di Ukraina, para orangtua itu keberatan pasalnya mereka ingin anaknya juga berkewarganegaraan Spanyol.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/22/160334/spanyol-tolak-pendaftaran-bayi-dari-ibu-surogat-ukraina.html
Dilansir Euronews, dalam pernyataan yang dimuat di laman Facebook, kedutaan mengatakan bahwa sementara sejumlah kasus yang sekarang sedang ditangani akan dipertimbangkan satu persatu, pemerintah tidak lagi menerima pendaftaran bayi baru yang dilahirkan melalui ibu surogat.
Ini bukan pertama kalinya Spanyol berusaha menghapuskan praktik surogasi internasional.
Bulan Agustus 2018, puluhan keluarga Spanyol yang memiliki anak lewat program surogasi di Ukraina dihalangi pulang ke rumahnya hingga 10 pekan, dengan alasan pemerintah khawatir terjadi malpraktik medis dan perdagangan manusia.
Seorang wanita Spanyol Cristina Alvarez, yang memiliki anak perempuan lewat surogasi di Ukriana tahun lalu, termasuk yang merasakan dampak keputusan pemerintah itu. Dia mengatakan situasinya sejak itu semakin buruk.
“Situasinya sekarang semakin buruk sebab ketika kami tiba kami semua mengetahui ada masalah registrasi,” kata wanita itu.
Sebelumnya, “orang yang mendaftar tidak menghadapi penolakan. Kami sudah tahu apa yang kami hadapi, tetapi sekarang mereka (pemerintah) semakin tidak adil.”
“Mereka akan mendaftar anak-anak yang sudah berada di sini sekarang, tetapi tidak untuk anak-anak yang akan dilahirkan besok-besok.”
Orangtua yang memiliki anak lewat surogasi itu menghadapi dilema, jika tidak didaftarkan di Spanyol maka mereka harus mendaftakan anaknya di Ukraina agar anak tersebut memiliki status kewarganegaraan. Namun, jika didaftarkan di Ukraina, para orangtua itu keberatan pasalnya mereka ingin anaknya juga berkewarganegaraan Spanyol.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/22/160334/spanyol-tolak-pendaftaran-bayi-dari-ibu-surogat-ukraina.html
Putra Presiden Brazil Diperiksa Terkait Pencucian Uang
Kepala BNPB: 99 Persen Karhutla Akibat Ulah Manusia
Amerika Serikat Sisakan 200 Tentaranya Setelah Tarik Pasukan dari Suriah
India Tutup Aliran Air ke Pakistan Menyusul Ketegangan di Kashmir
Pemkab Bantaeng Tumbuhkan Minat Baca Tulis Qur’an lewat STQH
Kemenag akan Petakan Pesantren dan Boarding School
Disnaketrans Temukan Tenaga Kerja Asing Miliki e-KTP
Jalan Terjal Penataan Situ Bagendit Menuju Destinasi Wisata Dunia
SBY Jelaskan Sakitnya Ani Yudhoyono, Ibunda Sandi Tak Kuasa Tahan Tangis
Kasus Korupsi Dana Kemah, Polisi Panggil Ulang Petinggi PP Pemuda Muhammadiyah
Kepala BNPB: 99 Persen Karhutla Akibat Ulah Manusia
Amerika Serikat Sisakan 200 Tentaranya Setelah Tarik Pasukan dari Suriah
India Tutup Aliran Air ke Pakistan Menyusul Ketegangan di Kashmir
Pemkab Bantaeng Tumbuhkan Minat Baca Tulis Qur’an lewat STQH
Kemenag akan Petakan Pesantren dan Boarding School
Disnaketrans Temukan Tenaga Kerja Asing Miliki e-KTP
Jalan Terjal Penataan Situ Bagendit Menuju Destinasi Wisata Dunia
SBY Jelaskan Sakitnya Ani Yudhoyono, Ibunda Sandi Tak Kuasa Tahan Tangis
Kasus Korupsi Dana Kemah, Polisi Panggil Ulang Petinggi PP Pemuda Muhammadiyah
Pemadaman Listrik Bergilir Terjadi Lagi di Lampung
In Picture: TNI Bantu Rehabilitasi Pascagempa Lombok
AC Milan Kembali Datangkan Sosok Penting dari Arsenal
SMA Ar-Rohmah Malang Borong Juara Olimpiade Sains
Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan di Awal Kemarau
Hati-Hati Jalan di Peron Stasiun Pasar Minggu
Perkuat Penelitian, Bio Farma Gandeng Unhas
Cina Hentikan Impor Batu Bara dari Australia
Penyebab Matinya Jutaan Ikan di Sungai Australia Terkuak
Enam Warga Melbourne Berencana Gulingkan Pemerintah Filipina
In Picture: TNI Bantu Rehabilitasi Pascagempa Lombok
AC Milan Kembali Datangkan Sosok Penting dari Arsenal
SMA Ar-Rohmah Malang Borong Juara Olimpiade Sains
Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan di Awal Kemarau
Hati-Hati Jalan di Peron Stasiun Pasar Minggu
Perkuat Penelitian, Bio Farma Gandeng Unhas
Cina Hentikan Impor Batu Bara dari Australia
Penyebab Matinya Jutaan Ikan di Sungai Australia Terkuak
Enam Warga Melbourne Berencana Gulingkan Pemerintah Filipina