AS Ancam Venezuela Dengan Sanksi Baru
Posted Date : 23-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 198 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan pada pekan depan negaranya dapat mengumumkan sanksi baru untuk menekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Kecuali militer Venezuela diizinkan untuk memperbolehkan bantuan kemanusiaan yang rencananya dikirimkan pada pekan ini masuk ke Venezuela.
Wakil Presiden AS Mike Pence dan beberapa pemimpin Negara-negara Barat akan bertemu di Bogota pada hari Senin (25/2) mendatang, tergantung dengan apa yang terjadi di perbatasan Venezuela pada pekan ini. Kemungkinan besar para pemimpin negara-negara tersebut dapat meningkatkan bantuan ke Venezuela atau mengambil tindakan tertentu.
"Jika ada kekerasan dalam bentuk apa pun atau jika ada semacam reaksi negatif dari hierarki pasukan bersenjata Venezuela, mungkin jiga akan ada tindakan yang akan diumumkan wakil presiden dan negara lain, kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu, Sabtu (23/2).
Ia juga mengatakan akan kemungkinan tindakan dari komunitas keuangan internasional. Hal ini menandakan pentingnya isu ini bagi Gedung Putih. Penasihat keamanan Gedung Putih John Bolton harus membatalkan kunjungan ke Korea Selatan untuk membahas pertemuan kedua Donald Trump dan Kim Jong-un.
Juru bicara Bolton, Garret Marquis mengatakan atasannya ingin mengawasi perkembangan di Venezuela. Pence dikabarkan akan memimpin deligasi AS untuk bertemu dengan Lima Group dan sejauh ini ia menentukan apa yang harus mereka lakukan.
"Ia memiliki wortel, tapi dia juga siap dengan tongkat bagi mereka yang ingin mendorong atau melakukan kekerasan, hal ini tidak akan diumumkan oleh Amerika Serikat tapi juga negara-negara demokrasi di kawasan tersebut," kata pejabat itu.
Sesuai dengan ketua oposisi Juan Guaido bantuan kemanusiaan AS sudah ditimbun di perbatasan Kolombia dengan Venezuela. AS, Kanada, negara-negara besar di Eropa dan sebagian besar negara Amerika Latin sudah mengakui Guaido sebagai pemimpin sementara Venezuela sampai pemilu digelar.
Meski kekurangan persediaan makanan dan obat-obatan, Maduro membantah Venezuela tengah mengalami krisis. Menurut Maduro bantuan kemanusiaan bertujuan untuk merendahkan negaranya. Ia memerintahkan beberapa perbatasan ditutup agar bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk ke Venezuela.
Ketegangan di perbatasan Venezuela semakin meningkat dan dikabarkan terjadi kekerasan di sana. Salah satu saksi mata mengatakan tentara Venezuela membunuh dua orang dan melukai 15 orang lainnya di perbatasan dengan Brasil.
Pada bulan lalu pemerintah Presiden AS Donald Trump sudah memberlakukan sanksi kepada perusahaan minyak milik pemerintah Venezuela, PDVSA. Sanksi itu untuk bertujuan agar Maduro tidak dapat menggunakan pendapatan sektor minyak untuk mempertahankan kekuasaannya.
Pemerintah AS menolak berkomentar tentang sanksi baru terhadap Venezuela. Tapi AS dan sekutu-sekutunya sedang mencari cara untuk mengusir anggota keluarga militer Venezuela yang tinggal di luar negeri termasuk di Florida selatan.
Sumber : Reuters
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/19/02/23/pndemn370-as-ancam-venezuela-dengan-sanksi-baru
Wakil Presiden AS Mike Pence dan beberapa pemimpin Negara-negara Barat akan bertemu di Bogota pada hari Senin (25/2) mendatang, tergantung dengan apa yang terjadi di perbatasan Venezuela pada pekan ini. Kemungkinan besar para pemimpin negara-negara tersebut dapat meningkatkan bantuan ke Venezuela atau mengambil tindakan tertentu.
"Jika ada kekerasan dalam bentuk apa pun atau jika ada semacam reaksi negatif dari hierarki pasukan bersenjata Venezuela, mungkin jiga akan ada tindakan yang akan diumumkan wakil presiden dan negara lain, kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu, Sabtu (23/2).
Ia juga mengatakan akan kemungkinan tindakan dari komunitas keuangan internasional. Hal ini menandakan pentingnya isu ini bagi Gedung Putih. Penasihat keamanan Gedung Putih John Bolton harus membatalkan kunjungan ke Korea Selatan untuk membahas pertemuan kedua Donald Trump dan Kim Jong-un.
Juru bicara Bolton, Garret Marquis mengatakan atasannya ingin mengawasi perkembangan di Venezuela. Pence dikabarkan akan memimpin deligasi AS untuk bertemu dengan Lima Group dan sejauh ini ia menentukan apa yang harus mereka lakukan.
"Ia memiliki wortel, tapi dia juga siap dengan tongkat bagi mereka yang ingin mendorong atau melakukan kekerasan, hal ini tidak akan diumumkan oleh Amerika Serikat tapi juga negara-negara demokrasi di kawasan tersebut," kata pejabat itu.
Sesuai dengan ketua oposisi Juan Guaido bantuan kemanusiaan AS sudah ditimbun di perbatasan Kolombia dengan Venezuela. AS, Kanada, negara-negara besar di Eropa dan sebagian besar negara Amerika Latin sudah mengakui Guaido sebagai pemimpin sementara Venezuela sampai pemilu digelar.
Meski kekurangan persediaan makanan dan obat-obatan, Maduro membantah Venezuela tengah mengalami krisis. Menurut Maduro bantuan kemanusiaan bertujuan untuk merendahkan negaranya. Ia memerintahkan beberapa perbatasan ditutup agar bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk ke Venezuela.
Ketegangan di perbatasan Venezuela semakin meningkat dan dikabarkan terjadi kekerasan di sana. Salah satu saksi mata mengatakan tentara Venezuela membunuh dua orang dan melukai 15 orang lainnya di perbatasan dengan Brasil.
Pada bulan lalu pemerintah Presiden AS Donald Trump sudah memberlakukan sanksi kepada perusahaan minyak milik pemerintah Venezuela, PDVSA. Sanksi itu untuk bertujuan agar Maduro tidak dapat menggunakan pendapatan sektor minyak untuk mempertahankan kekuasaannya.
Pemerintah AS menolak berkomentar tentang sanksi baru terhadap Venezuela. Tapi AS dan sekutu-sekutunya sedang mencari cara untuk mengusir anggota keluarga militer Venezuela yang tinggal di luar negeri termasuk di Florida selatan.
Sumber : Reuters
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/19/02/23/pndemn370-as-ancam-venezuela-dengan-sanksi-baru
Nigeria Gelar Pemilu yang Tertunda
Macron Cari Simpati Petani Prancis
Konsumsi Pertamax di Aceh Naik 103 Persen
Lombok Siap Jadi Tuan Rumah MotoGP 2021
Pak Polisi, Banyak Motor Lawan Arah di Pasar Minggu
NTT dan Malut Tunggu Akselerasi Pemda untuk Pembentukan KIP
Zanetti Percaya Masalah Icardi akan Teratasi
Kisah Dilan dan Milea Dibuat Gim
Pabrik Pengolahan Kayu di Batu Ludes Dilalap Api
Aniaya dengan Senjata Tajam, Pria di Situbondo ini Diringkus Polisi
Macron Cari Simpati Petani Prancis
Konsumsi Pertamax di Aceh Naik 103 Persen
Lombok Siap Jadi Tuan Rumah MotoGP 2021
Pak Polisi, Banyak Motor Lawan Arah di Pasar Minggu
NTT dan Malut Tunggu Akselerasi Pemda untuk Pembentukan KIP
Zanetti Percaya Masalah Icardi akan Teratasi
Kisah Dilan dan Milea Dibuat Gim
Pabrik Pengolahan Kayu di Batu Ludes Dilalap Api
Aniaya dengan Senjata Tajam, Pria di Situbondo ini Diringkus Polisi
Karyawan Microsoft Menentang Kontrak dengan Militer AS
MER-C Segera Lakukan Pembangunan Tahap II RSI di Gaza
Korban Tewas Kebakaran Bangunan Tua di Bangladesh Bertambah Jadi 56 Orang
Gantengnya Kebangetan, Pesona Ayah Dua Lipa Bikin Salah Fokus
Stok Darah Menipis, PMI Kabupaten Malang Gencar Gelar Donor Darah
Korea Utara Terancam Kekurangan Pangan
Bocah di Lamtim Alami Pendarahan Usai Dicabuli Tetangga
50 Hektar Lahan Terbakar Di Rupat Dalam Upaya Pendinginan
36 Tahun Kakek Membelah Gunung Agar Kampungnya Teraliri Air
Punah 100 Tahun Lalu, Kura-kura Raksasa Kembali Ditemukan
MER-C Segera Lakukan Pembangunan Tahap II RSI di Gaza
Korban Tewas Kebakaran Bangunan Tua di Bangladesh Bertambah Jadi 56 Orang
Gantengnya Kebangetan, Pesona Ayah Dua Lipa Bikin Salah Fokus
Stok Darah Menipis, PMI Kabupaten Malang Gencar Gelar Donor Darah
Korea Utara Terancam Kekurangan Pangan
Bocah di Lamtim Alami Pendarahan Usai Dicabuli Tetangga
50 Hektar Lahan Terbakar Di Rupat Dalam Upaya Pendinginan
36 Tahun Kakek Membelah Gunung Agar Kampungnya Teraliri Air
Punah 100 Tahun Lalu, Kura-kura Raksasa Kembali Ditemukan