Fitur Makin Lengkap, Ini Penyebab Kecelakaan yang Melibatkan Truk
Posted Date : 19-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 278 kali.
TEMPO.CO, Jakarta - Mobil komersial seperti truk saat ini sudah banyak yang dilengkapi dengan fitur yang lengkap, termausk fitur keamanan berkendara. Meski begitu nyatanya masih banyak kecelakaan yang melibatkan truk.
Seperti yang pernah disampaikan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) bahwa, sebanyak 70 persen kecelakaan di jalan tol melibatkan truk. Dimana dua sampai tiga orang meninggal tiap jam, jika ditotal sebanyak 26.000 - 29.000 jiwa.
Kepala Wilayah IBB dari Astra UD Truck, Hendro Priyo Purnomo mengatakan, pada dasarnya hal tersebut terjadi dikarenakan 2 hal. Yakni, kesalahan dari si pengemudi truk dan masalah perawatan. Artinya percuma meski banyak fitur yang sudah disematkan, namun pengemudi masih sembarangan dan perawatannya pun tidak diperhatikan.
"Accident itu sebenarnya lebih mengarah pada human error, dan juga maintenance yang tak bagus. Cuma dua hal itu aja. Misalkan drivernya sudah lelah, sudah fatigue, tapi dipaksakan. Karena ada tekanan di belakangnya. Terus terkait maintenance yang kurang diperhatikan seperti rem yang harus diganti tetap dibawa jalan," ujarnya kepada wartawan, di Sunter, Selasa 19 Maret 2019.
Selain itu menurutnya juga dengan adanya fitur keamanan yang lebih lengkap pada truk, tidak selalu berbanding lurus dengan pengurangan angka kecelakaan di jalan.
"Teknologi itu sebenarnya untuk mempermudah. Tapi banyak orang juga yang menolak itu, tergantung generasinya. Karena pelaku usaha ini beragam, multigenerasi. Ada yang generasi X, baby boomers (baru masuk bisnis), bahkan sekarang ada juga kaum millenials. Jadi mindset mereka berbeda-beda," tutur Hendro
Selain itu lanjut Hendro mengatakan, tidak dipungkiri saat ini para pelaku usaha logistik yang membutuhkan truk sebagai kendaraannya masih lebih mementingkan harga kendaraan, bukan fitur maupun biaya purna jual.
"Arah pengusaha logistik hari ini masih ke arah owning cost. Mereka mindset-nya masih priority owning cost seperti harga jual mobil berapa? Murah atau tidak. Tapi memang, sekarang ada beberapa pengusaha khususnya yang masih muda sudah melihat total cost (teknologi, fitur, dan lainnya)," lanjutnya.
"Kita sebagai APM sendiri selalu mengikuti arahnya pemerintah dan dunia. Contoh, sekarang di dunia semuanya (truk) minimal Euro 3. Ya kita ikuti karena bila tidak, akan jadi susah nantinya. Sedangkan aturan pemerintah, misalkan tentang B20. Kita ikuti juga. Kita terus berbenah. Tapi memang, karakter pengusaha ada yang mementingkan perubahan fitur pada kendaraan tersebut, ada juga yang tidak," ujar Hendro.
Sumber : https://otomotif.tempo.co/read/1186965/fitur-makin-lengkap-ini-penyebab-kecelakaan-yang-melibatkan-truk/full&view=ok
Seperti yang pernah disampaikan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) bahwa, sebanyak 70 persen kecelakaan di jalan tol melibatkan truk. Dimana dua sampai tiga orang meninggal tiap jam, jika ditotal sebanyak 26.000 - 29.000 jiwa.
Kepala Wilayah IBB dari Astra UD Truck, Hendro Priyo Purnomo mengatakan, pada dasarnya hal tersebut terjadi dikarenakan 2 hal. Yakni, kesalahan dari si pengemudi truk dan masalah perawatan. Artinya percuma meski banyak fitur yang sudah disematkan, namun pengemudi masih sembarangan dan perawatannya pun tidak diperhatikan.
"Accident itu sebenarnya lebih mengarah pada human error, dan juga maintenance yang tak bagus. Cuma dua hal itu aja. Misalkan drivernya sudah lelah, sudah fatigue, tapi dipaksakan. Karena ada tekanan di belakangnya. Terus terkait maintenance yang kurang diperhatikan seperti rem yang harus diganti tetap dibawa jalan," ujarnya kepada wartawan, di Sunter, Selasa 19 Maret 2019.
Selain itu menurutnya juga dengan adanya fitur keamanan yang lebih lengkap pada truk, tidak selalu berbanding lurus dengan pengurangan angka kecelakaan di jalan.
"Teknologi itu sebenarnya untuk mempermudah. Tapi banyak orang juga yang menolak itu, tergantung generasinya. Karena pelaku usaha ini beragam, multigenerasi. Ada yang generasi X, baby boomers (baru masuk bisnis), bahkan sekarang ada juga kaum millenials. Jadi mindset mereka berbeda-beda," tutur Hendro
Selain itu lanjut Hendro mengatakan, tidak dipungkiri saat ini para pelaku usaha logistik yang membutuhkan truk sebagai kendaraannya masih lebih mementingkan harga kendaraan, bukan fitur maupun biaya purna jual.
"Arah pengusaha logistik hari ini masih ke arah owning cost. Mereka mindset-nya masih priority owning cost seperti harga jual mobil berapa? Murah atau tidak. Tapi memang, sekarang ada beberapa pengusaha khususnya yang masih muda sudah melihat total cost (teknologi, fitur, dan lainnya)," lanjutnya.
"Kita sebagai APM sendiri selalu mengikuti arahnya pemerintah dan dunia. Contoh, sekarang di dunia semuanya (truk) minimal Euro 3. Ya kita ikuti karena bila tidak, akan jadi susah nantinya. Sedangkan aturan pemerintah, misalkan tentang B20. Kita ikuti juga. Kita terus berbenah. Tapi memang, karakter pengusaha ada yang mementingkan perubahan fitur pada kendaraan tersebut, ada juga yang tidak," ujar Hendro.
Sumber : https://otomotif.tempo.co/read/1186965/fitur-makin-lengkap-ini-penyebab-kecelakaan-yang-melibatkan-truk/full&view=ok
Dibanderol Rp 156 Juta, Datsun Go+ Panca CVT Incar Konsumen Muda
Yamaha India Sesumbar Gantikan Indonesia Jadi Basis Produksi 2024
Istri Susilo Bambang Yudhoyono Rutin Olahraga Bareng Keluarga
Festival Vivid Bikin Opera House Sydney Mandi Cahaya
Aksi Viral Egg Boy, Jerinx SID Nilai Cocok Jadi Pahlawan
Kualifikasi Piala Eropa 2020, Ini Pembagian Grupnya
Duel Ala Gladiator Pelajar, Bogor Evaluasi Sistem Pendidikan
Kurir Sabu Dibekuk di Depok, Narkoba Ditempel ke Tiang Listrik
Ini Toyota Starlet yang Diburu Kolektor, Harga Kayak Mobil Baru
Unggah Foto dengan Ibu di Arab Saudi, Abdul Somad Ingat Kisah Ini
Yamaha India Sesumbar Gantikan Indonesia Jadi Basis Produksi 2024
Istri Susilo Bambang Yudhoyono Rutin Olahraga Bareng Keluarga
Festival Vivid Bikin Opera House Sydney Mandi Cahaya
Aksi Viral Egg Boy, Jerinx SID Nilai Cocok Jadi Pahlawan
Kualifikasi Piala Eropa 2020, Ini Pembagian Grupnya
Duel Ala Gladiator Pelajar, Bogor Evaluasi Sistem Pendidikan
Kurir Sabu Dibekuk di Depok, Narkoba Ditempel ke Tiang Listrik
Ini Toyota Starlet yang Diburu Kolektor, Harga Kayak Mobil Baru
Unggah Foto dengan Ibu di Arab Saudi, Abdul Somad Ingat Kisah Ini
Busworld South East Asia Siap Digelar, Ini Brand yang Akan Hadir
Purbalingga akan Miliki Tempat Pertunjukan Kesenian
Polisi Sebut RP Gunakan Hasil Pembobolan untuk Bitcoin
Pesan Mencegah Kemungkaran dan Tetap Konsisten
Pelaku Penembakan Didoakan Dapat Hidayah
Enam Jenazah Korban Penembakan di Christchurch Dipulangkan
Kasus TBC di Indonesia Menurun 200 Ribu Kasus
Masjid di Adelaide Tawarkan Pelatihan Bela Diri Gratis
Cuaca Buruk di Perairan, Nelayan Melaut tanpa Hasil
Kantor INSA Johnson Digeledah Polisi
Purbalingga akan Miliki Tempat Pertunjukan Kesenian
Polisi Sebut RP Gunakan Hasil Pembobolan untuk Bitcoin
Pesan Mencegah Kemungkaran dan Tetap Konsisten
Pelaku Penembakan Didoakan Dapat Hidayah
Enam Jenazah Korban Penembakan di Christchurch Dipulangkan
Kasus TBC di Indonesia Menurun 200 Ribu Kasus
Masjid di Adelaide Tawarkan Pelatihan Bela Diri Gratis
Cuaca Buruk di Perairan, Nelayan Melaut tanpa Hasil
Kantor INSA Johnson Digeledah Polisi