Soal Ekspor Beras, Darmin: Kalau Cuma Sekali - kali, Lupakan

Posted Date : 22-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 151 kali.


TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution angkat bicara soal rencana ekspor beras yang disampaikan oleh Direktur Utama Perum Bulog. "Kalau bisa ekspor itu harus terus menerus," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa, 22 Januari 2019.

Pernyataan Darmin menanggapi rencana Perum Bulog mengekspor beras ke kawasan Asia Tenggara pada pertengahan 2019 mendatang. Darmin menyebutkan akan lebih baik ekspor komoditas, termasuk beras, dilakukan secara berkelanjutan. "Kalau bisa ekspor itu harus terus menerus. Itu baru ekspor namanya. Tapi kalau cuman sekali-sekali peristiwa ekspor, sudahlah lupakan."

Lebih jauh, Darmin menegaskan bahwa yang terpenting adalah tetap menjaga harga beras agar stabil, tidak naik maupun turun. Hal ini disampaikan Darmin usai penandatanganan perjanjian kinerja, sasaran kerja pegawai, dan piagam manajemen risiko 2019 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa, 22 Januari, 2019.

Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan ada sejumlah negara yang telah dihubungi oleh perusahaan pelat merah tersebut terkait rencana ekspor beras tersebut. "Ada beberapa negara yang kita hubungi dan siap untuk membeli karena mereka butuh. Yang jelas ASEAN sudah siap," kata pria yang akrab disapa Buwas tersebut pada rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian di Kompleks MPR/DPR Jakarta, Senin, 21 Januari 2019.

Buwas mengatakan ekspor beras dilakukan untuk memaksimalkan penyerapan produksi beras dalam negeri saat panen raya pada bulan April hingga Mei 2019. "Manakala nanti panen raya jumlahnya besar, dan kita harus menyerap beras sebesar-besarnya untuk kepentingan petani, kita akan melakukan upaya ekspor," kata dia.

Saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang Bulog mencapai 2,1 juta ton. Sementara itu, target penyerapan beras dalam negeri tahun ini sekitar 1,8 juta ton sampai April 2019.

Di sisi lain, kapasitas gudang Bulog maksimal hanya mencapai 3,6 juta ton beras. Oleh karena itu, ada potensi kelebihan kapasitas sekitar 300 ribu ton saat panen raya.

Untuk distribusi di hilir, Buwas mengatakan tahun ini hanya mengalokasikan Bantuan Pangan Nontunai (BNPT) atau sebelumnya disebut Beras Sejahtera (Rastra) sekitar 300 ribu ton. Berbeda dengan sebelumnya, alokasi beras untuk bantuan bisa mencapai 1,6 juta -1,7 juta ton.

Oleh karena itu, Bulog pun telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk merealisasikan ekspor beras ke sejumlah negara tetangga. "Masyarakat tidak usah takut bahwa gudang Bulog penuh dan tidak bisa serap. Kita tetap serap nanti akan kita kelola dengan ekspor," ujarnya.

MIS FRANSISKA DEWI | ANTARA

Sumber : https://bisnis.tempo.co/read/1167492/soal-ekspor-beras-darmin-kalau-cuma-sekali-kali-lupakan