JawaPos.com - NYIA berjarak sekitar 300 meter dari bibir pantai selatan Jawa. Padahal, sepanjang selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat, terdapat lempeng bumi yang terus bergerak. Kondisi yang bisa menimbulkan potensi adanya bencana gempa dan tsunami. Karena itulah, pembangunan berbagai fasilitas NYIA berjalan beriringan dengan pembangunan mitigasi bencana.

"Kami telah membikin kajian bersama UGM, ITB, LIPI, BMKG, dan lembaga dari Jepang. Potensi gempa di Kulonprogo itu maksimal 8,8 SR (skala Richter). Kalau tsunami, diprediksi paling tinggi 12 meter," ungkap Taochid.

Mitigasi yang dilakukan pihak AP I adalah membangun bangunan yang tinggi. Lantai 1 berada 9 meter di atas permukaan laut. Sedangkan lantai 2 berada 15 meter di atas permukaan laut. Kekuatan bangunan diklaim dapat menahan gempa sebesar 8,8 SR. "Kami siapkan juga dinding penahan di luar gedung terminal kalau nanti ada barang-barang yang terbawa arus tsunami," ungkapnya.

New Yogyakarta International Airport (NYIA) sedang dalam pengerjaan. (Ridho Hidayat/JawaPos.com)
Peneliti tsunami Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Widjo Kongko mengatakan, letak bandara yang berada 300 meter dari pantai selatan berpotensi terkena tsunami. Menurut pemodelan yang dilakukannya, Widjo memprediksi, kalau terjadi megatsunami, terjangannya akan mencapai 2 km dari bibir pantai. Apalagi, di sekitar bandara ada sungai.

Lalu apa antisipasi yang seharusnya dilakukan? Pertama, menurut Widjo, harus ada penanaman vegetasi yang rapat di bibir pantai. Pohon cemara udang bisa menjadi salah satu opsi. Langkah lainnya adalah meninggikan runway. "Untuk pembangunan dinding yang mengitari terminal penumpang itu sudah betul."

Editor : Ilham Safutra
Reporter : (lyn/jun/c9/ttg)

Sumber : https://www.jawapos.com/jpg-today/27/01/2019/nyia-diklaim-dapat-menahan-gempa-88-sr