Ledakan Tabung Gas Sambar Gudang Bahan Kimia, 70 Tewas
Posted Date : 23-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 183 kali.
jpnn.com, DHAKA - Haji Abdul Kader tak bisa berhenti bersyukur. Meski terluka, dia berhasil lolos dari maut. Rabu malam (20/2) dia meninggalkan tokonya di Distrik Chawkbazar, Dhaka, Bangladesh, dan pergi ke apotek yang terletak beberapa puluh meter dari tokonya. Dia baru saja sampai di apotek ketika kebakaran disusul ledakan besar terjadi.
"Saya menoleh ke belakang dan melihat seluruh jalan yang dipenuhi mobil serta becak tengah terbakar. Api ada di mana-mana," ujar Kader sebagaimana dikutip RTE.
Dia mengalami luka bakar saat berusaha menyelamatkan diri. Tokonya sudah tak terlihat. Sebab, kobaran api begitu besar. Seandainya tak pergi ke apotek, Kader yakin sudah meninggal. Kini dia dirawat di rumah sakit karena luka bakar yang dideritanya.
Rohan tak seberuntung Kader. Mahasiswa program administrasi bisnis North South University itu dan empat temannya mengendarai sepeda motor pergi ke Chawkbazar. Saat itu dia ingin membeli barang-barang untuk persiapan pernikahan saudarinya.
Nahas. Sepeda motornya terjebak kepungan api. Rohan terpanggang. Jasadnya tak bisa dikenali. Kebahagiaan keluarganya yang bakal menggelar pesta pernikahan berganti menjadi kesedihan mempersiapkan pemakaman Rohan.
"Kami diberi tahu jenazah Rohan ada di kamar mayat. Tapi, kami tak bisa menemukannya," terang Momin Khan, sepupu Rohan.
Khan dan ratusan keluarga korban yang lain kemarin memadati Dhaka Medical College and Hospital untuk mencari keluarga mereka yang menjadi korban. Tangis memenuhi ruang perawatan dan kamar mayat.
Kebakaran di area yang termasuk kota tua Dhaka itu memang luar biasa besar. The Guardian melaporkan bahwa api kali pertama muncul dari ledakan tabung gas alam di bagasi salah satu mobil yang terparkir.
Api cepat merembet ke gedung lima lantai di sebelahnya. Petugas kepolisian Shamim Harun ur Rashid mengungkapkan bahwa lantai dasar gedung dipakai pertokoan. Lantai 1 untuk tempat menyimpan plastik dan bahan kimia. Sisa lantai di atasnya dipergunakan untuk tempat tinggal.
Bahan kimia yang tersimpan di gedung itu membuat api kian besar. Jalan yang sempit dan kemacetan lalu lintas mengakibatkan pemadam kebakaran sulit menjangkau lokasi dengan cepat. Sedangkan api terus membesar tak terkendali dan membakar empat gedung lainnya yang juga digunakan untuk menyimpan bahan kimia mudah terbakar. Total ada lima gedung bertingkat yang dilahap api hingga habis.
Ledakan bertubi-tubi juga membakar pejalan kaki dan orang-orang yang melintas di area tersebut saat kejadian. Mereka tak bisa melarikan diri karena saat itu lalu lintas macet. Beberapa tamu di pesta pernikahan yang berlangsung di gedung pusat komunitas warga juga menjadi korban.
Bukan hanya mobil pemadam yang dikerahkan. Helikopter pun turun tangan mengevakuasi korban. Namun, banyaknya bahan yang mudah terbakar menyulitkan pemadaman. Api baru bisa ditaklukkan kemarin. Itu pun pembasahan terus dilakukan. Asap hitam juga masih mengepul di udara.
"Area ini begitu padat. Tidak ada ruang atau jalan yang cukup lebar untuk bisa mengalirkan air dengan mudah," ujar salah seorang petugas pemadam Shakil Nowaz.
Pemadam kebakaran mengaku kesulitan menemukan sumber air besar di dekat lokasi kejadian. Mereka mengalirkan air dari masjid di dekat area tersebut, tetapi tak cukup. Dibutuhkan waktu beberapa jam sebelum mereka bisa menyiram titik api secara maksimal.
Tim evakuasi masih mencari setiap jengkal untuk memastikan apakah ada korban lainnya. Dalam salah satu siaran televisi, tampak gerbang salah satu gedung dikunci. Penghuni gedung tersebut panik tak bisa keluar.
"Hingga saat ini, 70 jenazah telah dievakuasi. Jumlah itu bisa meningkat karena pencarian lebih lanjut masih dilakukan," terang Direktur Pemadam Kebakaran dan Pertahanan Sipil Julfikar Rahman kepada Reuters. (sha/c4/dos)
Sumber : https://www.jpnn.com/news/ledakan-tabung-gas-sambar-gudang-bahan-kimia-70-tewas
"Saya menoleh ke belakang dan melihat seluruh jalan yang dipenuhi mobil serta becak tengah terbakar. Api ada di mana-mana," ujar Kader sebagaimana dikutip RTE.
Dia mengalami luka bakar saat berusaha menyelamatkan diri. Tokonya sudah tak terlihat. Sebab, kobaran api begitu besar. Seandainya tak pergi ke apotek, Kader yakin sudah meninggal. Kini dia dirawat di rumah sakit karena luka bakar yang dideritanya.
Rohan tak seberuntung Kader. Mahasiswa program administrasi bisnis North South University itu dan empat temannya mengendarai sepeda motor pergi ke Chawkbazar. Saat itu dia ingin membeli barang-barang untuk persiapan pernikahan saudarinya.
Nahas. Sepeda motornya terjebak kepungan api. Rohan terpanggang. Jasadnya tak bisa dikenali. Kebahagiaan keluarganya yang bakal menggelar pesta pernikahan berganti menjadi kesedihan mempersiapkan pemakaman Rohan.
"Kami diberi tahu jenazah Rohan ada di kamar mayat. Tapi, kami tak bisa menemukannya," terang Momin Khan, sepupu Rohan.
Khan dan ratusan keluarga korban yang lain kemarin memadati Dhaka Medical College and Hospital untuk mencari keluarga mereka yang menjadi korban. Tangis memenuhi ruang perawatan dan kamar mayat.
Kebakaran di area yang termasuk kota tua Dhaka itu memang luar biasa besar. The Guardian melaporkan bahwa api kali pertama muncul dari ledakan tabung gas alam di bagasi salah satu mobil yang terparkir.
Api cepat merembet ke gedung lima lantai di sebelahnya. Petugas kepolisian Shamim Harun ur Rashid mengungkapkan bahwa lantai dasar gedung dipakai pertokoan. Lantai 1 untuk tempat menyimpan plastik dan bahan kimia. Sisa lantai di atasnya dipergunakan untuk tempat tinggal.
Bahan kimia yang tersimpan di gedung itu membuat api kian besar. Jalan yang sempit dan kemacetan lalu lintas mengakibatkan pemadam kebakaran sulit menjangkau lokasi dengan cepat. Sedangkan api terus membesar tak terkendali dan membakar empat gedung lainnya yang juga digunakan untuk menyimpan bahan kimia mudah terbakar. Total ada lima gedung bertingkat yang dilahap api hingga habis.
Ledakan bertubi-tubi juga membakar pejalan kaki dan orang-orang yang melintas di area tersebut saat kejadian. Mereka tak bisa melarikan diri karena saat itu lalu lintas macet. Beberapa tamu di pesta pernikahan yang berlangsung di gedung pusat komunitas warga juga menjadi korban.
Bukan hanya mobil pemadam yang dikerahkan. Helikopter pun turun tangan mengevakuasi korban. Namun, banyaknya bahan yang mudah terbakar menyulitkan pemadaman. Api baru bisa ditaklukkan kemarin. Itu pun pembasahan terus dilakukan. Asap hitam juga masih mengepul di udara.
"Area ini begitu padat. Tidak ada ruang atau jalan yang cukup lebar untuk bisa mengalirkan air dengan mudah," ujar salah seorang petugas pemadam Shakil Nowaz.
Pemadam kebakaran mengaku kesulitan menemukan sumber air besar di dekat lokasi kejadian. Mereka mengalirkan air dari masjid di dekat area tersebut, tetapi tak cukup. Dibutuhkan waktu beberapa jam sebelum mereka bisa menyiram titik api secara maksimal.
Tim evakuasi masih mencari setiap jengkal untuk memastikan apakah ada korban lainnya. Dalam salah satu siaran televisi, tampak gerbang salah satu gedung dikunci. Penghuni gedung tersebut panik tak bisa keluar.
"Hingga saat ini, 70 jenazah telah dievakuasi. Jumlah itu bisa meningkat karena pencarian lebih lanjut masih dilakukan," terang Direktur Pemadam Kebakaran dan Pertahanan Sipil Julfikar Rahman kepada Reuters. (sha/c4/dos)
Sumber : https://www.jpnn.com/news/ledakan-tabung-gas-sambar-gudang-bahan-kimia-70-tewas
Kejar Pacar Ngambek, Pria Ini Nekat Curi Truk Soda
Jumlah Korban Jiwa Kecelakaan Pesawat Melonjak, Lion Air Paling Tragis
Sekitar 200 Warga Indonesia Meninggal Akibat Demam Berdarah 2 Bulan Terakhir
"Si Pembunuh Bourke Street" James Gargasoulas Dihukum 46 Tahun Penjara
Selandia Baru Protes Deportasi Kriminil Dari Australia Ke Negaranya
Soal Pernikahan Syahrini, Nikita Mirzani: Kemakan Omongan Sendiri
Demo Ricuh, Tiga Mahasiswa Ditahan
Rebut Ban Kapten dari Mauro Icardi, Begini Komentar Kiper Inter Milan
Viral, Lautan Sampah Plastik di Manado Ini Bisa Buat Beli Mobil
Punah 100 Tahun Lalu, Kura-kura Raksasa Kembali Ditemukan
Jumlah Korban Jiwa Kecelakaan Pesawat Melonjak, Lion Air Paling Tragis
Sekitar 200 Warga Indonesia Meninggal Akibat Demam Berdarah 2 Bulan Terakhir
"Si Pembunuh Bourke Street" James Gargasoulas Dihukum 46 Tahun Penjara
Selandia Baru Protes Deportasi Kriminil Dari Australia Ke Negaranya
Soal Pernikahan Syahrini, Nikita Mirzani: Kemakan Omongan Sendiri
Demo Ricuh, Tiga Mahasiswa Ditahan
Rebut Ban Kapten dari Mauro Icardi, Begini Komentar Kiper Inter Milan
Viral, Lautan Sampah Plastik di Manado Ini Bisa Buat Beli Mobil
Punah 100 Tahun Lalu, Kura-kura Raksasa Kembali Ditemukan
Amankan Bantuan, Guaido Nekat ke Perbatasan
Salmafina Dihujat Pasca Lepas Jilbab, Sunan Kalijaga Ceramahi Hijabers Nyinyir
Balik ke Penang, Kondisi Kesehatan Ustad Arifin Ilham Drop Lagi?
Belanja Perlengkapan Bayi Serba Pink, Chua Kotak Hamil Calon Anak Perempuan?
Syahrini-Reino Barack Nikah Diam-diam, Kumalasari: Please, Jangan bikin Publik Pusing!
Berat Badan Naik Jadi 80 Kilogram, Ruben Onsu Malah Salahkan Anak
Sudah Berstatus Tersangka, Rosa Meldianti Tak Takut Jalani Persidangan?
Kehamilan Kedua Berat, Tapi Dahlia Poland Gemas Sama Calon Bayi
Disindir Dakian Saat Pamer Pacar Baru, Young Lex Bakal Polisikan Haters
3 Wanita Suku Togutil Pedalaman Halmahera Bersyahadat
Salmafina Dihujat Pasca Lepas Jilbab, Sunan Kalijaga Ceramahi Hijabers Nyinyir
Balik ke Penang, Kondisi Kesehatan Ustad Arifin Ilham Drop Lagi?
Belanja Perlengkapan Bayi Serba Pink, Chua Kotak Hamil Calon Anak Perempuan?
Syahrini-Reino Barack Nikah Diam-diam, Kumalasari: Please, Jangan bikin Publik Pusing!
Berat Badan Naik Jadi 80 Kilogram, Ruben Onsu Malah Salahkan Anak
Sudah Berstatus Tersangka, Rosa Meldianti Tak Takut Jalani Persidangan?
Kehamilan Kedua Berat, Tapi Dahlia Poland Gemas Sama Calon Bayi
Disindir Dakian Saat Pamer Pacar Baru, Young Lex Bakal Polisikan Haters
3 Wanita Suku Togutil Pedalaman Halmahera Bersyahadat