Demo Ricuh, Tiga Mahasiswa Ditahan
Posted Date : 23-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 185 kali.
jpnn.com, AMBON - Aksi demo mahasiswa menentang rencana eksekusi lahan 5.527 meter persegi di Desa Batumerah, Kamis (21/2) lalu berlangsung ricuh. Terjadi saling serang antara ratusan pendemo dengan aparat kepolisian ketika polisi berusaha membubarkan massa.
Pada aksi yang dipusatkan di Gong Perdamaian Dunia (GPD) itu, polisi menangkap tiga pendemo dan melakukan pemeriksaan intensif. Mereka yang diamankan masing-masing Livren Ode Fila, Abubakar Mahu, dan Fardan Umasugi.
Demo kemarin merupakan lanjutan aksi serupa yang berlangsung Senin (11/2) pekan lalu. Saat itu pendemo memusatkan aksinya di Negeri Batumerah dan sempat memblokir jalan namun langsung dibuka aparat.
Aksi kemarin sebetulnya berlangsung cukup panas. Selain menyebabkan kemacetan parah, polisi menilai aksi demo tidak sesuai surat pemberitahuan yang diberikan ke pihak kepolisian.
Dalam surat ke polisi, pendemo mengaku akan melakukan aksi di Polda Maluku dan Polres Ambon.
"Anehnya, titik demo mereka di Gong Perdamaian Dunia. Sementara, surat yang masuk ke kami di Polda Maluku dan Polres Ambon tidak sesuai," ungkap Kasubbag Humas Polres Polres P Ambon dan Pp Lease, Ipda Julkisno Kaisupy kepada Ambon Ekspres (Jawa Pos Group) kemarin.
Aksi pendemo berkaitan dengan objek eksekusi lahan UD Amin yang ada di Kebun Cengkih, Ambon. Lahan seluas 5.527 meter persegi itu akan dieksekusi oleh Pengadilan Negeri (PN) Ambon. Namun, sampai saat ini belum berhasil dieksekusi karena belum adanya jaminan keamanan.
Para pendemo kembali melakukan perlawanan terhadap eksekusi. Saat aksi berlangsung, ditemukan pewarna makanan berwarna merah dari saku celana salah satu peserta aksi, Fardan Umasugi. Pewarna itu sengaja dibawa dengan maksud untuk menyiram badannya pada saat berlangsung aksi.
“Barang tersebut diduga akan digunakan pada saat terjadi benturan dengan pihak kepolisian sehingga menimbulkan opini bahwa polisi telah melakukan penganiayaan terhadap mahasiswa. Akibat dari tindakan arogansi mereka, tiga orang ditahan,” tandas dia.
Pantauan Ambon Ekspres ini, pendemo juga sempat melakukan aksi di Kantor Pengadilan Negeri Ambon. Di sana para pedemo yang dipimpin Livren Ode Fila itu berteriak untuk lawan mafia tanah. "Lawan mafia tanah, lawan anggota polisi yang pukul mahasiswa," teriak mereka dengan lantang.
Aksi mereka kemudian berhenti. Para pendemo itu kemudian menuju Polres Ambon untuk menunggu tiga rekan mereka yang ditahan. Ketiga orang yang ditahan itu masih terus diperiksa.
Sebelumnya, Humas PN Ambon, Heri Setyobudi mengatakan eksekusi terhadap lahan tersebut tetap dilakukan. Menurutnya, perkara tersebut telah memunyai kekuatan hukum tetap mulai dari putusan PN Ambon, PT Ambon dan Mahkamah Agung bahkan perkara tersebut sampai pada upaya hukum PK.
"Jadi saya tegaskan sekali lagi, perkara yang dimintakan untuk dilakukan eksekusi telah berkekuatan hukum tetap. Sehingga walaupun bagaimana juga Pengadilan tetap akan melaksanakan eksekusi terhadap lahan sekira 5000 hektare,’’ tandasnya.(NEL/ISL/AKS)
Sumber : https://www.jpnn.com/news/demo-ricuh-tiga-mahasiswa-ditahan
Pada aksi yang dipusatkan di Gong Perdamaian Dunia (GPD) itu, polisi menangkap tiga pendemo dan melakukan pemeriksaan intensif. Mereka yang diamankan masing-masing Livren Ode Fila, Abubakar Mahu, dan Fardan Umasugi.
Demo kemarin merupakan lanjutan aksi serupa yang berlangsung Senin (11/2) pekan lalu. Saat itu pendemo memusatkan aksinya di Negeri Batumerah dan sempat memblokir jalan namun langsung dibuka aparat.
Aksi kemarin sebetulnya berlangsung cukup panas. Selain menyebabkan kemacetan parah, polisi menilai aksi demo tidak sesuai surat pemberitahuan yang diberikan ke pihak kepolisian.
Dalam surat ke polisi, pendemo mengaku akan melakukan aksi di Polda Maluku dan Polres Ambon.
"Anehnya, titik demo mereka di Gong Perdamaian Dunia. Sementara, surat yang masuk ke kami di Polda Maluku dan Polres Ambon tidak sesuai," ungkap Kasubbag Humas Polres Polres P Ambon dan Pp Lease, Ipda Julkisno Kaisupy kepada Ambon Ekspres (Jawa Pos Group) kemarin.
Aksi pendemo berkaitan dengan objek eksekusi lahan UD Amin yang ada di Kebun Cengkih, Ambon. Lahan seluas 5.527 meter persegi itu akan dieksekusi oleh Pengadilan Negeri (PN) Ambon. Namun, sampai saat ini belum berhasil dieksekusi karena belum adanya jaminan keamanan.
Para pendemo kembali melakukan perlawanan terhadap eksekusi. Saat aksi berlangsung, ditemukan pewarna makanan berwarna merah dari saku celana salah satu peserta aksi, Fardan Umasugi. Pewarna itu sengaja dibawa dengan maksud untuk menyiram badannya pada saat berlangsung aksi.
“Barang tersebut diduga akan digunakan pada saat terjadi benturan dengan pihak kepolisian sehingga menimbulkan opini bahwa polisi telah melakukan penganiayaan terhadap mahasiswa. Akibat dari tindakan arogansi mereka, tiga orang ditahan,” tandas dia.
Pantauan Ambon Ekspres ini, pendemo juga sempat melakukan aksi di Kantor Pengadilan Negeri Ambon. Di sana para pedemo yang dipimpin Livren Ode Fila itu berteriak untuk lawan mafia tanah. "Lawan mafia tanah, lawan anggota polisi yang pukul mahasiswa," teriak mereka dengan lantang.
Aksi mereka kemudian berhenti. Para pendemo itu kemudian menuju Polres Ambon untuk menunggu tiga rekan mereka yang ditahan. Ketiga orang yang ditahan itu masih terus diperiksa.
Sebelumnya, Humas PN Ambon, Heri Setyobudi mengatakan eksekusi terhadap lahan tersebut tetap dilakukan. Menurutnya, perkara tersebut telah memunyai kekuatan hukum tetap mulai dari putusan PN Ambon, PT Ambon dan Mahkamah Agung bahkan perkara tersebut sampai pada upaya hukum PK.
"Jadi saya tegaskan sekali lagi, perkara yang dimintakan untuk dilakukan eksekusi telah berkekuatan hukum tetap. Sehingga walaupun bagaimana juga Pengadilan tetap akan melaksanakan eksekusi terhadap lahan sekira 5000 hektare,’’ tandasnya.(NEL/ISL/AKS)
Sumber : https://www.jpnn.com/news/demo-ricuh-tiga-mahasiswa-ditahan
Rebut Ban Kapten dari Mauro Icardi, Begini Komentar Kiper Inter Milan
Viral, Lautan Sampah Plastik di Manado Ini Bisa Buat Beli Mobil
Punah 100 Tahun Lalu, Kura-kura Raksasa Kembali Ditemukan
36 Tahun Kakek Membelah Gunung Agar Kampungnya Teraliri Air
50 Hektar Lahan Terbakar Di Rupat Dalam Upaya Pendinginan
Bocah di Lamtim Alami Pendarahan Usai Dicabuli Tetangga
Korea Utara Terancam Kekurangan Pangan
Stok Darah Menipis, PMI Kabupaten Malang Gencar Gelar Donor Darah
Gantengnya Kebangetan, Pesona Ayah Dua Lipa Bikin Salah Fokus
Korban Tewas Kebakaran Bangunan Tua di Bangladesh Bertambah Jadi 56 Orang
Viral, Lautan Sampah Plastik di Manado Ini Bisa Buat Beli Mobil
Punah 100 Tahun Lalu, Kura-kura Raksasa Kembali Ditemukan
36 Tahun Kakek Membelah Gunung Agar Kampungnya Teraliri Air
50 Hektar Lahan Terbakar Di Rupat Dalam Upaya Pendinginan
Bocah di Lamtim Alami Pendarahan Usai Dicabuli Tetangga
Korea Utara Terancam Kekurangan Pangan
Stok Darah Menipis, PMI Kabupaten Malang Gencar Gelar Donor Darah
Gantengnya Kebangetan, Pesona Ayah Dua Lipa Bikin Salah Fokus
Korban Tewas Kebakaran Bangunan Tua di Bangladesh Bertambah Jadi 56 Orang
Soal Pernikahan Syahrini, Nikita Mirzani: Kemakan Omongan Sendiri
Selandia Baru Protes Deportasi Kriminil Dari Australia Ke Negaranya
"Si Pembunuh Bourke Street" James Gargasoulas Dihukum 46 Tahun Penjara
Sekitar 200 Warga Indonesia Meninggal Akibat Demam Berdarah 2 Bulan Terakhir
Jumlah Korban Jiwa Kecelakaan Pesawat Melonjak, Lion Air Paling Tragis
Kejar Pacar Ngambek, Pria Ini Nekat Curi Truk Soda
Ledakan Tabung Gas Sambar Gudang Bahan Kimia, 70 Tewas
Amankan Bantuan, Guaido Nekat ke Perbatasan
Salmafina Dihujat Pasca Lepas Jilbab, Sunan Kalijaga Ceramahi Hijabers Nyinyir
Balik ke Penang, Kondisi Kesehatan Ustad Arifin Ilham Drop Lagi?
Selandia Baru Protes Deportasi Kriminil Dari Australia Ke Negaranya
"Si Pembunuh Bourke Street" James Gargasoulas Dihukum 46 Tahun Penjara
Sekitar 200 Warga Indonesia Meninggal Akibat Demam Berdarah 2 Bulan Terakhir
Jumlah Korban Jiwa Kecelakaan Pesawat Melonjak, Lion Air Paling Tragis
Kejar Pacar Ngambek, Pria Ini Nekat Curi Truk Soda
Ledakan Tabung Gas Sambar Gudang Bahan Kimia, 70 Tewas
Amankan Bantuan, Guaido Nekat ke Perbatasan
Salmafina Dihujat Pasca Lepas Jilbab, Sunan Kalijaga Ceramahi Hijabers Nyinyir
Balik ke Penang, Kondisi Kesehatan Ustad Arifin Ilham Drop Lagi?