Australia Kini Kembangkan Sawah Padi Liar
Posted Date : 03-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 338 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, Sebenarnya pembicaraan mengenai potensi padi di Australia utara berlangsung sudah lama. Namun upaya budi daya padi liar secara komersial belum pernah dilakukan.
Hal itu kini akan terwujud melalui uji coba budi daya padi liar di areal persawahan di pinggiran Kota Darwin, yang akan dimulai beberapa bulan mendatang. Pemerintah Australia mengucurkan dana sekitar 1,8 juta dolar Australia (sekitar Rp 18 miliar) ke Charles Darwin University (CDU) untuk mengembangkan industri beras varietas asli yang dikenal juga sebagai padi liar.
Menurut Dr Sean Bellairs dari CDU, setelah bertahun-tahun mempelajari varietas beras asli, pembudidayaannya merupakan suatu kemajuan besar "Kita memiliki latar belakang yang baik dalam hal ekologi beras asli," kata Dr Bellairs.
Dijelaskan, pihaknya telah meneliti kandungan nutrisi varietas padi liar ini sangat menarik dan unik. "Tapi kita tidak memiliki informasi tentang agronomi varietas itu. Misalnya berapa banyak pupuk yang harus diberikan untuk memaksimalkan hasil budi daya? Harus ditanam dalam kondisi seperti apa? Bagaimana cara panen terbaik?" ujarnya.
Pihaknya meneliti semua aspek agronomi ini sebelum mengembangkannya secara komersial.
Dr Bellairs menjelaskan uji coba penanaman padi akan dilakukan di lokasi persawahan ujicoba milik pemerintah setempat serta di lahan milik penduduk Aborijin di dekat bendungan Fogg. Bendungan Fogg yang dibangun tahun 1950-an untuk produksi padi di Australia menjadi terkenal karena saat itu terjadi kegagalan produksi.
Di sekitar bendungan itu, katanya, saat ini banyak tumbuh padi liar yang digunakan untuk keperluan penelitian mereka. Dr Bellairs mengatakan beras varietas asli, dengan kualitas unik dan warna berbeda, akan berharga mahal.
"Beras ini adalah biji-bijian kuno, produk unik yang memiliki makna budaya bagi Australia Utara," katanya. "Ini tidak sama dengan beras biasa yang dijual kiloan di supermarket, tetapi akan dipaket kecil 100 gram dengan nilai sama dengan beras biasa 2 kilogram."
Sebelumnya, salah satu faktor kegagalan budi daya padi di Australia Utara adalah serangan hama burung. Dr. Bellairs mengatakan beras asli merupakan sumber makanan penting bagi burung khas magpie. Sehingga, persawahan yang dikembangkan harus dilengkapi penutup untuk mencegah serangan hama burung.
Paket-paket beras ukuran 100 gram dari uji coba budi daya ini telah dipasarkan dengan harga sekitar 10 dolar Australia (Rp 100 ribu). Dr Bellairs menjelaskan, beras asli juga tahan terhadap wabah jamur, yang sebelumnya pernah memusnahkan industri perberasan pada tahun 2011.
Badan Pembangunan Australia Utara yang secara terpisah juga melaksanakan proyek budi daya beras asli, menyatakan potensi produksinya lebih dari 1 juta ton setiap tahun.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/ppd695415/australia-kini-kembangkan-sawah-padi-liar
Hal itu kini akan terwujud melalui uji coba budi daya padi liar di areal persawahan di pinggiran Kota Darwin, yang akan dimulai beberapa bulan mendatang. Pemerintah Australia mengucurkan dana sekitar 1,8 juta dolar Australia (sekitar Rp 18 miliar) ke Charles Darwin University (CDU) untuk mengembangkan industri beras varietas asli yang dikenal juga sebagai padi liar.
Menurut Dr Sean Bellairs dari CDU, setelah bertahun-tahun mempelajari varietas beras asli, pembudidayaannya merupakan suatu kemajuan besar "Kita memiliki latar belakang yang baik dalam hal ekologi beras asli," kata Dr Bellairs.
Dijelaskan, pihaknya telah meneliti kandungan nutrisi varietas padi liar ini sangat menarik dan unik. "Tapi kita tidak memiliki informasi tentang agronomi varietas itu. Misalnya berapa banyak pupuk yang harus diberikan untuk memaksimalkan hasil budi daya? Harus ditanam dalam kondisi seperti apa? Bagaimana cara panen terbaik?" ujarnya.
Pihaknya meneliti semua aspek agronomi ini sebelum mengembangkannya secara komersial.
Dr Bellairs menjelaskan uji coba penanaman padi akan dilakukan di lokasi persawahan ujicoba milik pemerintah setempat serta di lahan milik penduduk Aborijin di dekat bendungan Fogg. Bendungan Fogg yang dibangun tahun 1950-an untuk produksi padi di Australia menjadi terkenal karena saat itu terjadi kegagalan produksi.
Di sekitar bendungan itu, katanya, saat ini banyak tumbuh padi liar yang digunakan untuk keperluan penelitian mereka. Dr Bellairs mengatakan beras varietas asli, dengan kualitas unik dan warna berbeda, akan berharga mahal.
"Beras ini adalah biji-bijian kuno, produk unik yang memiliki makna budaya bagi Australia Utara," katanya. "Ini tidak sama dengan beras biasa yang dijual kiloan di supermarket, tetapi akan dipaket kecil 100 gram dengan nilai sama dengan beras biasa 2 kilogram."
Sebelumnya, salah satu faktor kegagalan budi daya padi di Australia Utara adalah serangan hama burung. Dr. Bellairs mengatakan beras asli merupakan sumber makanan penting bagi burung khas magpie. Sehingga, persawahan yang dikembangkan harus dilengkapi penutup untuk mencegah serangan hama burung.
Paket-paket beras ukuran 100 gram dari uji coba budi daya ini telah dipasarkan dengan harga sekitar 10 dolar Australia (Rp 100 ribu). Dr Bellairs menjelaskan, beras asli juga tahan terhadap wabah jamur, yang sebelumnya pernah memusnahkan industri perberasan pada tahun 2011.
Badan Pembangunan Australia Utara yang secara terpisah juga melaksanakan proyek budi daya beras asli, menyatakan potensi produksinya lebih dari 1 juta ton setiap tahun.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/ppd695415/australia-kini-kembangkan-sawah-padi-liar
Keluarga Palestina Diminta Bayar Pembongkaran Huniannya
Senat Australia Sensor Fraser Anning
Inggris akan Terapkan Brexit yang Lebih Lunak?
AS Yakin Turki Batalkan Pembelian Rudal S-400
May: Inggris Kembali Perpanjang Tenggat Waktu Brexit
Konflik dengan Keponakan, Dewi Perssik: Orang Tua Saya Hampir Mati, Kok Damai
Perankan Cowok Bernama Dylan, Devano Danendra Khawatir Dibandingkan dengan Iqbaal Ramadhan?
Terpeleset di Panggung Saat Nyanyi, Inul Daratista Tetap Profesional
Pernah Salah Nikahi Suami Orang, Kini Muzdalifah Yakin Brondong Gantengnya Pria Lajang
Jadi Pemeran Utama Karena Dompleng Nama Iis Dahlia? Ini Tanggapan Devano Danendra
Senat Australia Sensor Fraser Anning
Inggris akan Terapkan Brexit yang Lebih Lunak?
AS Yakin Turki Batalkan Pembelian Rudal S-400
May: Inggris Kembali Perpanjang Tenggat Waktu Brexit
Konflik dengan Keponakan, Dewi Perssik: Orang Tua Saya Hampir Mati, Kok Damai
Perankan Cowok Bernama Dylan, Devano Danendra Khawatir Dibandingkan dengan Iqbaal Ramadhan?
Terpeleset di Panggung Saat Nyanyi, Inul Daratista Tetap Profesional
Pernah Salah Nikahi Suami Orang, Kini Muzdalifah Yakin Brondong Gantengnya Pria Lajang
Jadi Pemeran Utama Karena Dompleng Nama Iis Dahlia? Ini Tanggapan Devano Danendra
IHATEC: Sertifikat Halal Jadikan UMKM Bersaing Ekspor
Muhammadiyah Berpaham Negara Pancasila Darul Ahdi Wasyahadah
Paus Fransiskus Puji Maroko karena Menyokong Islam Moderat
Lahan di 9 Negara Bagian Lumbung Pangan Amerika Serikat Rusak akibat Banjir
Australia Kewalahan, Setelah China Sejumlah Negara Tak Mau Lagi Impor Sampah Plastiknya
Migran Remaja Didakwa Membajak Kapal Tanker yang Menyelamatkannya
ICRC Ingin Anak-anak Pejuang Islamic State Diizinkan Kembali ke Negara Asal
Presiden Aljazair Resmi Mengundurkan Diri
Kekerasan Kelompok Sayap Kanan Meningkat di Jerman Timur
Pasukan Israel Tembak Mati Pemuda Palestina dalam Penggerebegan di Tepi Barat
Muhammadiyah Berpaham Negara Pancasila Darul Ahdi Wasyahadah
Paus Fransiskus Puji Maroko karena Menyokong Islam Moderat
Lahan di 9 Negara Bagian Lumbung Pangan Amerika Serikat Rusak akibat Banjir
Australia Kewalahan, Setelah China Sejumlah Negara Tak Mau Lagi Impor Sampah Plastiknya
Migran Remaja Didakwa Membajak Kapal Tanker yang Menyelamatkannya
ICRC Ingin Anak-anak Pejuang Islamic State Diizinkan Kembali ke Negara Asal
Presiden Aljazair Resmi Mengundurkan Diri
Kekerasan Kelompok Sayap Kanan Meningkat di Jerman Timur
Pasukan Israel Tembak Mati Pemuda Palestina dalam Penggerebegan di Tepi Barat