Australia Kewalahan, Setelah China Sejumlah Negara Tak Mau Lagi Impor Sampah Plastiknya
Posted Date : 03-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 385 kali.
Hidayatullah.com—Krisis daur ulang sampah Australia dikhawatirkan memburuk setelah negara itu kehilangan negara keempat destinasi pembuangan sampahnya. India mengumumkan bahwa negaranya sama sekali tidak akan mengimpor sampah plastik.
Australian Council of Recycling memperingatkan, “Kita kembali ke awal seperti krisis China, tetapi kali ini lebih buruk karena kita memiliki alternatif pasar [sampah] lebih sedikit,” kata pimpinan eksekutif ACR Peter Shmigel seperti dikutip Sydney Morning Herald (28/3/2019).
Ekspor sampah Australia ke China menurun 41 persen pada tahun finansial lalu. Hal tersebut mengakibatkan sampah daur ulang menggunung, sementara pengepul berusaha mencari pembeli alternatif di luar negeri. Sejumlah negara, termasuk India, Indonesia, Vietnam dan Malaysia agak menutupi masalah itu dengan mengambil lebih banyak sebagian sampah Australia.
Secara keseluruhan, sebenarnya ekspor sampah daur ulang Australia naik 5 persen tahun finansial lalu.
Menyusul China, Malaysia dan Thailand mengumumkan akan melarang impor sampah plastik mulai 2021.
“Apabila Malaysia , Vietnam dan Thailand menerapkan larangan sampah serupa China, maka Australia perlu menemukan penggantinya di dalam negeri atau pasar ekspor untuk menampung sekitar 1,29 juta ton sampah pertahun, berdasarkan jumlah ekspor 2017-2018,” menurut analisis ekspor sampah Australia yang dilakukan Department of the Environment and Energy.
India merupakan negara terakhir yang menutup pintunya untuk sampah dunia. Negara itu melarang sepenuhnya impor sampah plastik padat mulai 1 Maret.
Gayle Sloan, CEO Waste management and Resource Recovery Association of Australia, mengkritik pemerintah yang dianggap lambat bertindak karena belum juga membuat kebijakan baru setelah lebih dari 12 bulan China memberlakukan larangan impor sampah, terlebih para menteri lingkungan dari seluruh negara bagian sudah menggelar pertemuan dua kali.
Negara-negara bagian kabarnya menolak enam target nasional untuk menanggulangi sampah yang dibuat tahun lalu sebagai bagian Kebijakan Sampah Nasional yang baru, dengan alasan kebijakan tersebut tidak memaparkan bagaimana target-target itu akan dicapai.
Lebih parahnya, menurut senator Peter Whish-Wilson dari Partai Hijau, “Pemerintah federal tidak mengeluarkan apa-apa guna mengimplementasikan Kebijakan Sampah Nasional tersebut.”*
Rep: Ama Farah
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/04/02/162552/australia-kewalahan-setelah-china-sejumlah-negara-tak-mau-lagi-impor-sampah-plastiknya.html
Australian Council of Recycling memperingatkan, “Kita kembali ke awal seperti krisis China, tetapi kali ini lebih buruk karena kita memiliki alternatif pasar [sampah] lebih sedikit,” kata pimpinan eksekutif ACR Peter Shmigel seperti dikutip Sydney Morning Herald (28/3/2019).
Ekspor sampah Australia ke China menurun 41 persen pada tahun finansial lalu. Hal tersebut mengakibatkan sampah daur ulang menggunung, sementara pengepul berusaha mencari pembeli alternatif di luar negeri. Sejumlah negara, termasuk India, Indonesia, Vietnam dan Malaysia agak menutupi masalah itu dengan mengambil lebih banyak sebagian sampah Australia.
Secara keseluruhan, sebenarnya ekspor sampah daur ulang Australia naik 5 persen tahun finansial lalu.
Menyusul China, Malaysia dan Thailand mengumumkan akan melarang impor sampah plastik mulai 2021.
“Apabila Malaysia , Vietnam dan Thailand menerapkan larangan sampah serupa China, maka Australia perlu menemukan penggantinya di dalam negeri atau pasar ekspor untuk menampung sekitar 1,29 juta ton sampah pertahun, berdasarkan jumlah ekspor 2017-2018,” menurut analisis ekspor sampah Australia yang dilakukan Department of the Environment and Energy.
India merupakan negara terakhir yang menutup pintunya untuk sampah dunia. Negara itu melarang sepenuhnya impor sampah plastik padat mulai 1 Maret.
Gayle Sloan, CEO Waste management and Resource Recovery Association of Australia, mengkritik pemerintah yang dianggap lambat bertindak karena belum juga membuat kebijakan baru setelah lebih dari 12 bulan China memberlakukan larangan impor sampah, terlebih para menteri lingkungan dari seluruh negara bagian sudah menggelar pertemuan dua kali.
Negara-negara bagian kabarnya menolak enam target nasional untuk menanggulangi sampah yang dibuat tahun lalu sebagai bagian Kebijakan Sampah Nasional yang baru, dengan alasan kebijakan tersebut tidak memaparkan bagaimana target-target itu akan dicapai.
Lebih parahnya, menurut senator Peter Whish-Wilson dari Partai Hijau, “Pemerintah federal tidak mengeluarkan apa-apa guna mengimplementasikan Kebijakan Sampah Nasional tersebut.”*
Rep: Ama Farah
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/04/02/162552/australia-kewalahan-setelah-china-sejumlah-negara-tak-mau-lagi-impor-sampah-plastiknya.html
Lahan di 9 Negara Bagian Lumbung Pangan Amerika Serikat Rusak akibat Banjir
Paus Fransiskus Puji Maroko karena Menyokong Islam Moderat
Muhammadiyah Berpaham Negara Pancasila Darul Ahdi Wasyahadah
IHATEC: Sertifikat Halal Jadikan UMKM Bersaing Ekspor
Australia Kini Kembangkan Sawah Padi Liar
Keluarga Palestina Diminta Bayar Pembongkaran Huniannya
Senat Australia Sensor Fraser Anning
Inggris akan Terapkan Brexit yang Lebih Lunak?
AS Yakin Turki Batalkan Pembelian Rudal S-400
May: Inggris Kembali Perpanjang Tenggat Waktu Brexit
Paus Fransiskus Puji Maroko karena Menyokong Islam Moderat
Muhammadiyah Berpaham Negara Pancasila Darul Ahdi Wasyahadah
IHATEC: Sertifikat Halal Jadikan UMKM Bersaing Ekspor
Australia Kini Kembangkan Sawah Padi Liar
Keluarga Palestina Diminta Bayar Pembongkaran Huniannya
Senat Australia Sensor Fraser Anning
Inggris akan Terapkan Brexit yang Lebih Lunak?
AS Yakin Turki Batalkan Pembelian Rudal S-400
May: Inggris Kembali Perpanjang Tenggat Waktu Brexit
Migran Remaja Didakwa Membajak Kapal Tanker yang Menyelamatkannya
ICRC Ingin Anak-anak Pejuang Islamic State Diizinkan Kembali ke Negara Asal
Presiden Aljazair Resmi Mengundurkan Diri
Kekerasan Kelompok Sayap Kanan Meningkat di Jerman Timur
Pasukan Israel Tembak Mati Pemuda Palestina dalam Penggerebegan di Tepi Barat
AS Hentikan Pengiriman Peralatan Jet Tempur F-35 ke Turki Menyusul Pembelian Rudal S-400
Israel Perluas Zona Tangkapan Ikan Nelayan Gaza Setelah Gencatan Senjata dengan Hamas
Ada Asap di Dalam Kabin, Garuda Mendarat Darurat di Sri Lanka
Berburu Munajat di Taman Surga
Pengeboran Minyak Ilegal: Usir Satwa, Cemari Sumur Warga
ICRC Ingin Anak-anak Pejuang Islamic State Diizinkan Kembali ke Negara Asal
Presiden Aljazair Resmi Mengundurkan Diri
Kekerasan Kelompok Sayap Kanan Meningkat di Jerman Timur
Pasukan Israel Tembak Mati Pemuda Palestina dalam Penggerebegan di Tepi Barat
AS Hentikan Pengiriman Peralatan Jet Tempur F-35 ke Turki Menyusul Pembelian Rudal S-400
Israel Perluas Zona Tangkapan Ikan Nelayan Gaza Setelah Gencatan Senjata dengan Hamas
Ada Asap di Dalam Kabin, Garuda Mendarat Darurat di Sri Lanka
Berburu Munajat di Taman Surga
Pengeboran Minyak Ilegal: Usir Satwa, Cemari Sumur Warga