Demonstrasi Sudan Berlanjut Tuntut Transisi Pemerintah Sipil
Posted Date : 19-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 298 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Ribuan pengunjuk rasa berada di luar Kementerian Pertahanan Sudan untuk menuntut dewan militer agar menyerahkan transisi pemerintahan kepada warga sipil. Mereka telah berkumpul di pusat ibu kota sejak pekan lalu, ketika pemerintahan Omar al-Bashir digulingkan dan masa transisi diambil alih oleh dewan militer.
"Kami akan tetap berada di jalan sampai kekuasaan diserahkan kepada otoritas sipil. Kami akan menjatuhkan pemerintahan militer," ujar salah satu pengunjuk rasa, Samia Abdallah yang berusia 24 tahun, dilansir The Guardian, Jumat (19/4).
Para pengunjuk rasa meneriakkan seruan, "Kebebasan dan revolusi adalah pilihan rakyat. Pemerintahan sipil, pemerintahan sipil" sambil mengibarkan bendera nasional. Tak hanya itu, sebuah layar raksasa menunjukkan sebuah film yang mendokumentasikan pelanggaran nyata oleh dinas keamanan.
Dewan militer menyatakan siap untuk memenuhi beberapa tuntutan para pengunjuk rasa, termasuk memerangi korupsi. Namun, dewan militer mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menyerahkan kekuasaan sebagaimana permintaan para pengunjuk rasa.
Masa transisi yang berjalan hingga dua tahun akan diikuti oleh pemilihan umum, dan siap bekerja dengan aktivis Bashir. Sedangkan, kelompok oposisi membentuk pemerintahan sipil sementara.
"Kami sepenuhnya berkomitmen untuk menyerahkan kekuasaan dalam waktu maksimal dua tahun," ujar salah satu anggota dewan, Letnan Jenderal Salah Abdelkhalek kepada televisi pemerintah.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Morgan Ortagus mengatakan, pihaknya meminta militer Sudan untuk memberikan pemerintahan transisi damai kepada sipil. Dia menilai pemerintahan transisi harus bergerak secara inklusif.
"Kehendak rakyat Sudan sudah jelas, sudah saatnya untuk bergerak ke arah pemerintahan transisi yang inklusif dan menghormati hak asasi manusia serta supremasi hukum," ujar Ortagus.
Deputi asisten menteri luar negeri AS Makila James akan mengadakan pembicaraan di Khartoum selama akhir pekan untuk melihat situasi di lapangan. Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS menggambarkan situasi di Sudan sangat tidak menentu. Hal itu dipicu oleh pembebasan tahanan politik dan pembatalan jam malam.
Dengan demikian, negosiasi mengenai siapa yang harus memimpin masa transisi harus diselesaikan dengan baik. Kebijakan Washington terhadap Sudan akan didasarkan pada penilaian atas peristiwa di lapangan dan tindakan otoritas pemerintahan transisi.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/afrika/pq7ave382/demonstrasi-sudan-berlanjut-tuntut-transisi-pemerintah-sipil
"Kami akan tetap berada di jalan sampai kekuasaan diserahkan kepada otoritas sipil. Kami akan menjatuhkan pemerintahan militer," ujar salah satu pengunjuk rasa, Samia Abdallah yang berusia 24 tahun, dilansir The Guardian, Jumat (19/4).
Para pengunjuk rasa meneriakkan seruan, "Kebebasan dan revolusi adalah pilihan rakyat. Pemerintahan sipil, pemerintahan sipil" sambil mengibarkan bendera nasional. Tak hanya itu, sebuah layar raksasa menunjukkan sebuah film yang mendokumentasikan pelanggaran nyata oleh dinas keamanan.
Dewan militer menyatakan siap untuk memenuhi beberapa tuntutan para pengunjuk rasa, termasuk memerangi korupsi. Namun, dewan militer mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menyerahkan kekuasaan sebagaimana permintaan para pengunjuk rasa.
Masa transisi yang berjalan hingga dua tahun akan diikuti oleh pemilihan umum, dan siap bekerja dengan aktivis Bashir. Sedangkan, kelompok oposisi membentuk pemerintahan sipil sementara.
"Kami sepenuhnya berkomitmen untuk menyerahkan kekuasaan dalam waktu maksimal dua tahun," ujar salah satu anggota dewan, Letnan Jenderal Salah Abdelkhalek kepada televisi pemerintah.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Morgan Ortagus mengatakan, pihaknya meminta militer Sudan untuk memberikan pemerintahan transisi damai kepada sipil. Dia menilai pemerintahan transisi harus bergerak secara inklusif.
"Kehendak rakyat Sudan sudah jelas, sudah saatnya untuk bergerak ke arah pemerintahan transisi yang inklusif dan menghormati hak asasi manusia serta supremasi hukum," ujar Ortagus.
Deputi asisten menteri luar negeri AS Makila James akan mengadakan pembicaraan di Khartoum selama akhir pekan untuk melihat situasi di lapangan. Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS menggambarkan situasi di Sudan sangat tidak menentu. Hal itu dipicu oleh pembebasan tahanan politik dan pembatalan jam malam.
Dengan demikian, negosiasi mengenai siapa yang harus memimpin masa transisi harus diselesaikan dengan baik. Kebijakan Washington terhadap Sudan akan didasarkan pada penilaian atas peristiwa di lapangan dan tindakan otoritas pemerintahan transisi.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/afrika/pq7ave382/demonstrasi-sudan-berlanjut-tuntut-transisi-pemerintah-sipil
Facebook Nyatakan Terlarang 12 Individu dan Organisasi Kanan-Jauh Inggris
Amazon akan Tutup Toko Online di China
Hoax Kabar Meninggal, KH Arifin Ilham Sedang Rehat di Penang
Kabinet Jerman Setuju Perkeras Aturan Deportasi Migran
Umroh Pertama Kali, Ibadah Jennifer Dunn dan Faisal Haris Penuh Cinta
Bakal Tinggalkan Status Istri Siri, Jennifer Minta Anak Faisal Haris Jadi Saksi Nikah?
Jumat Barokah, Alhamdulillah Kaki Syahrini Sudah Membaik
Sebulan Berobat di Jakarta Ayah Tak Kunjung Sembuh, Kakak Jessica Iskandar Emosi Berat
Berani Cium-ciuman di Rumah Nikita Mirzani, Billy Syahputra dan Caroline Elvia Sudah Jadian?
Iseng Unggah Video Nyanyi di Instagram, Ayu Ting Ting Malah Dilirik Produser Turki
Amazon akan Tutup Toko Online di China
Hoax Kabar Meninggal, KH Arifin Ilham Sedang Rehat di Penang
Kabinet Jerman Setuju Perkeras Aturan Deportasi Migran
Umroh Pertama Kali, Ibadah Jennifer Dunn dan Faisal Haris Penuh Cinta
Bakal Tinggalkan Status Istri Siri, Jennifer Minta Anak Faisal Haris Jadi Saksi Nikah?
Jumat Barokah, Alhamdulillah Kaki Syahrini Sudah Membaik
Sebulan Berobat di Jakarta Ayah Tak Kunjung Sembuh, Kakak Jessica Iskandar Emosi Berat
Berani Cium-ciuman di Rumah Nikita Mirzani, Billy Syahputra dan Caroline Elvia Sudah Jadian?
Iseng Unggah Video Nyanyi di Instagram, Ayu Ting Ting Malah Dilirik Produser Turki
Gereja Roboh Saat Kebaktian, 13 Orang Meninggal Dunia
Salah Coblos Partai, Pemilih India Potong Jari Telunjuk
Seorang Jurnalis Tewas Ditembak di Irlandia Utara
Pasukan Israel Tembaki Kapal Nelayan Palestina di Gaza
AS Kecewa Agenda Negosiasi Afghanistan dan Taliban Gagal
Muslim Swedia Jadi Sasaran Kejahatan Kebencian di Internet
Giliran Kadishub Bojonegoro Adukan Perselingkuhan Istrinya ke Polisi
Kebakaran di Bandara Ngurah Rai Bali, Terminal Domestik Ditutup
Jembatan Pattimura Madiun Ambrol, Jalur Utama Ngawi-Surabaya Ditutup
Banyuwangi Hadirkan Destinasi Wisata Kebun Bunga yang Instagramable
Salah Coblos Partai, Pemilih India Potong Jari Telunjuk
Seorang Jurnalis Tewas Ditembak di Irlandia Utara
Pasukan Israel Tembaki Kapal Nelayan Palestina di Gaza
AS Kecewa Agenda Negosiasi Afghanistan dan Taliban Gagal
Muslim Swedia Jadi Sasaran Kejahatan Kebencian di Internet
Giliran Kadishub Bojonegoro Adukan Perselingkuhan Istrinya ke Polisi
Kebakaran di Bandara Ngurah Rai Bali, Terminal Domestik Ditutup
Jembatan Pattimura Madiun Ambrol, Jalur Utama Ngawi-Surabaya Ditutup
Banyuwangi Hadirkan Destinasi Wisata Kebun Bunga yang Instagramable