Presiden AS Donald Trump Ancam Hancurkan Turki
Posted Date : 15-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 185 kali.
TRIBUNNEWS.COM, AS - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam untuk 'menghancur-leburkan Turki secara ekonomi' jika mereka menyerang pasukan Kurdi di Suriah setelah pasukan AS nanti ditarik dari Suriah.
Namun, seperti ditulisnya dalam dua cuitan hari Minggu, Trump mengatakan ia juga tak ingin pasukan Kurdi memprovokasi Turki.
Sejauh ini pasukan AS bertempur bersama kelompok milisi Kurdi, YPG, di utara Suriah, untuk menumpas kelompok ISIS
Sebaliknya, Turki menganggap YPG (Unit Pelindung Rakyat) sebagai teroris.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berikrar untuk menghancurkan kelompok itu dan mengungkapkan kemarahannya atas dukungan Amerika kepada mereka.
Pernyataan Trump terbaru ini muncul di tengah banjir kecaman atas keputusannya yang mendadak untuk menarik pasukan AS dari Suriah.
Seorang tokoh penting di keluarga kerajaan Arab Saudi, Pangeran Turki al-Faisal, mengatakan kepada BBC bahwa langkah Trump itu akan memunculkan 'dampak negatif' yang menguntungkan Iran, Rusia dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat ini berada di ibu kota Saudi, Riyadh, dalam rangkaian tur di Timur Tengah untuk meyakinkan sekutu-sekutu AS di wilayah tersebut.
Presiden Trump bersikukuh atas keputusannya untuk menarik pasukan, dengan mengatakan setiap pejuang ISIS yang tersisa dapat diserang dari udara.
Trump menyebut bisa menghancurkan Turki secara ekonomi, namun dia tidak memapar bagaimana ekonomi Turki akan menderita jika mereka menyerang YPG.
Agustus lalu AS memberlakukan sanksi dan bea masuk perdagangan pada Turki, menyusul cek-cok tentang ditahannya seorang pendeta AS di Turki. Sanksi itu turut mengakibatkan jatuhnya nilai lira Turki.
Trump juga menyebutkan gagasan untuk menetapkan 'zona aman 20 mil', yang menurut wartawan BBC Barbara Plett Usher mengisyaratkan jenis solusi yang sedang ditawarkan dan dirundingkan oleh Menlu Mike Pompeo.
Presiden juga mengatakan bahwa Rusia, Iran dan Suriah adalah pihak-pihak yang paling diuntungkan oleh langkah AS di Suriah selama ini dan sudah waktunya tentara-tentara Amerika itu ditarik pulang.
Juru bicara Presiden Erdogan Ibrahim Kalin menanggapi melalui sebuah cuitan, bahwa Turki mengharapkan AS untuk 'menghormati kemitraan strategis kita.'
"Teroris tidak bisa menjadi mitra dan sekutu Anda," katanya.
Presiden Trump mengejutkan para sekutu dan mendapat kritik keras di dalam negeri ketika bulan lalu ia memerintahkan agar pasukan AS segera ditarik dari sekitar 30% wilayah Suriah yang dikuasai aliansi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin YPG.
Militer AS memulai langkah itu pekan lalu dengan menarik sejumlah peralatan militer dari Suriah, meskipun pasukan mereka masih tetap berada di negara itu.
Akhir pekan lalu, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan telah berbicara di telpon dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan 'optimis' bahwa dapat dicapai kesepakatan dengan Turki untuk melindungi para pejuang Kurdi. Dia tidak memberikan detail lebih jauh.
Di Abu Dhabi, Pompeo mengatakan AS mengakui 'hak rakyat Turki dan hak Presiden Erdogan untuk mempertahankan negara mereka dari teroris'.
Betapa pun, katanya, "kami juga tahu bahwa mereka yang berjuang bersama kami selama ini layak dilindungi juga," tambahnya.
Di Riyadh, menteri luar negeri Pampeo diperkirakan akan membahas Iran dan konflik di Yaman dan Suriah, serta membicarakan perkembangan tentang penyelidikan atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Khashoggi, seorang wartawan yang kritis terhadap penguasa Arab Saudi, dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul tiga bulan lalu.
Berapa banyak pasukan AS di Suriah?
Sekitar 2.000 personel militer AS dilaporkan ditempatkan di Suriah utara.
Pasukan angkatan darat AS pertama kali tiba di musim gugur 2015 ketika Presiden Barack Obama mengirim sejumlah kecil pasukan khusus untuk melatih dan memberi konsultasi kepada para pejuang YPG.
AS akhirnya mengambil langkah itu setelah beberapa upaya melatih dan mempersenjatai kelompok-kelompok pemberontak Suriah untuk memerangi militan ISIS, gagal total bahkan menimbulkan kekacauan.
Sesudah itu, di tahun-tahun berikutnya, jumlah pasukan AS di Suriah meningkat, dan jaringan pangkalan dan lapangan udara dibentuk membentuk busur yang menghubungkan berbagai bagian timur laut negara itu.
Sumber : http://www.tribunnews.com/internasional/2019/01/15/presiden-as-donald-trump-ancam-hancurkan-turki
Namun, seperti ditulisnya dalam dua cuitan hari Minggu, Trump mengatakan ia juga tak ingin pasukan Kurdi memprovokasi Turki.
Sejauh ini pasukan AS bertempur bersama kelompok milisi Kurdi, YPG, di utara Suriah, untuk menumpas kelompok ISIS
Sebaliknya, Turki menganggap YPG (Unit Pelindung Rakyat) sebagai teroris.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berikrar untuk menghancurkan kelompok itu dan mengungkapkan kemarahannya atas dukungan Amerika kepada mereka.
Pernyataan Trump terbaru ini muncul di tengah banjir kecaman atas keputusannya yang mendadak untuk menarik pasukan AS dari Suriah.
Seorang tokoh penting di keluarga kerajaan Arab Saudi, Pangeran Turki al-Faisal, mengatakan kepada BBC bahwa langkah Trump itu akan memunculkan 'dampak negatif' yang menguntungkan Iran, Rusia dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat ini berada di ibu kota Saudi, Riyadh, dalam rangkaian tur di Timur Tengah untuk meyakinkan sekutu-sekutu AS di wilayah tersebut.
Presiden Trump bersikukuh atas keputusannya untuk menarik pasukan, dengan mengatakan setiap pejuang ISIS yang tersisa dapat diserang dari udara.
Trump menyebut bisa menghancurkan Turki secara ekonomi, namun dia tidak memapar bagaimana ekonomi Turki akan menderita jika mereka menyerang YPG.
Agustus lalu AS memberlakukan sanksi dan bea masuk perdagangan pada Turki, menyusul cek-cok tentang ditahannya seorang pendeta AS di Turki. Sanksi itu turut mengakibatkan jatuhnya nilai lira Turki.
Trump juga menyebutkan gagasan untuk menetapkan 'zona aman 20 mil', yang menurut wartawan BBC Barbara Plett Usher mengisyaratkan jenis solusi yang sedang ditawarkan dan dirundingkan oleh Menlu Mike Pompeo.
Presiden juga mengatakan bahwa Rusia, Iran dan Suriah adalah pihak-pihak yang paling diuntungkan oleh langkah AS di Suriah selama ini dan sudah waktunya tentara-tentara Amerika itu ditarik pulang.
Juru bicara Presiden Erdogan Ibrahim Kalin menanggapi melalui sebuah cuitan, bahwa Turki mengharapkan AS untuk 'menghormati kemitraan strategis kita.'
"Teroris tidak bisa menjadi mitra dan sekutu Anda," katanya.
Presiden Trump mengejutkan para sekutu dan mendapat kritik keras di dalam negeri ketika bulan lalu ia memerintahkan agar pasukan AS segera ditarik dari sekitar 30% wilayah Suriah yang dikuasai aliansi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin YPG.
Militer AS memulai langkah itu pekan lalu dengan menarik sejumlah peralatan militer dari Suriah, meskipun pasukan mereka masih tetap berada di negara itu.
Akhir pekan lalu, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan telah berbicara di telpon dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan 'optimis' bahwa dapat dicapai kesepakatan dengan Turki untuk melindungi para pejuang Kurdi. Dia tidak memberikan detail lebih jauh.
Di Abu Dhabi, Pompeo mengatakan AS mengakui 'hak rakyat Turki dan hak Presiden Erdogan untuk mempertahankan negara mereka dari teroris'.
Betapa pun, katanya, "kami juga tahu bahwa mereka yang berjuang bersama kami selama ini layak dilindungi juga," tambahnya.
Di Riyadh, menteri luar negeri Pampeo diperkirakan akan membahas Iran dan konflik di Yaman dan Suriah, serta membicarakan perkembangan tentang penyelidikan atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Khashoggi, seorang wartawan yang kritis terhadap penguasa Arab Saudi, dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul tiga bulan lalu.
Berapa banyak pasukan AS di Suriah?
Sekitar 2.000 personel militer AS dilaporkan ditempatkan di Suriah utara.
Pasukan angkatan darat AS pertama kali tiba di musim gugur 2015 ketika Presiden Barack Obama mengirim sejumlah kecil pasukan khusus untuk melatih dan memberi konsultasi kepada para pejuang YPG.
AS akhirnya mengambil langkah itu setelah beberapa upaya melatih dan mempersenjatai kelompok-kelompok pemberontak Suriah untuk memerangi militan ISIS, gagal total bahkan menimbulkan kekacauan.
Sesudah itu, di tahun-tahun berikutnya, jumlah pasukan AS di Suriah meningkat, dan jaringan pangkalan dan lapangan udara dibentuk membentuk busur yang menghubungkan berbagai bagian timur laut negara itu.
Sumber : http://www.tribunnews.com/internasional/2019/01/15/presiden-as-donald-trump-ancam-hancurkan-turki
Pesawat Jatuh 15 Tewas, Hanya Insinyur Penerbangan yang Selamat
Bocah Boyolali Hilang Terseret Arus Saat BAB di Sungai
Heboh Penangkapan Ular Piton, BKSDA Minta Tidak Ada Jual Beli Satwa
Al Azhar Men-DO Seorang Mahasiswi, Ini Alasannya
Pimpin Latihan Perdana, Radovic Puas dengan Kondisi Pemain Persib
Ini Kabar Terbaru Ustaz Arifin Ilham dari Penang, Malaysia
Kota Tertua Bulgaria Plovdiv Menjadi Ibukota Kebudayaan Eropa 2019
Mobil Tertimpa Papan Raksasa di Jalan Tol, Wanita Australia Selamat
Si Mungil Honda Monkey Pakai Jubah Cafe Racer
Adik Billy Syahputra Disebut Jadi Tukang Parkir, Tarra Budiman: Selagi Halal Kenapa?
Bocah Boyolali Hilang Terseret Arus Saat BAB di Sungai
Heboh Penangkapan Ular Piton, BKSDA Minta Tidak Ada Jual Beli Satwa
Al Azhar Men-DO Seorang Mahasiswi, Ini Alasannya
Pimpin Latihan Perdana, Radovic Puas dengan Kondisi Pemain Persib
Ini Kabar Terbaru Ustaz Arifin Ilham dari Penang, Malaysia
Kota Tertua Bulgaria Plovdiv Menjadi Ibukota Kebudayaan Eropa 2019
Mobil Tertimpa Papan Raksasa di Jalan Tol, Wanita Australia Selamat
Si Mungil Honda Monkey Pakai Jubah Cafe Racer
Adik Billy Syahputra Disebut Jadi Tukang Parkir, Tarra Budiman: Selagi Halal Kenapa?
Pilah Bahan Makanan Tepat untuk Hindari Pemicu Kanker, Ini Syaratnya
Allah ‘Utus’ Tikus Menyelamatkan Keluargaku
Isi Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto
Biadab! Begini Cara Pelaku Habisi Para Korban Pembunuhan di Bengkulu
CVR Lion Air JT-610 Ditemukan 50 Meter dari Lokasi FDR
Tenggak Miras Oplosan saat Nonton Dangdut, 4 Pemuda Tewas dan 1 Kritis
Karamasang, Pulau Cantik Tapi Tersembunyi di Sulawesi Barat
Karena Sudah Seharusnya Milan Menangi Supercoppa Italiana
Viral Bocah 11 Tahun Bersyahadat Kembali ke Islam
Yatim Piatu dan Berhenti Sekolah, Gadis 14 Tahun Asal Riau Pilih Urus 2 Adik Balita Sendirian
Allah ‘Utus’ Tikus Menyelamatkan Keluargaku
Isi Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto
Biadab! Begini Cara Pelaku Habisi Para Korban Pembunuhan di Bengkulu
CVR Lion Air JT-610 Ditemukan 50 Meter dari Lokasi FDR
Tenggak Miras Oplosan saat Nonton Dangdut, 4 Pemuda Tewas dan 1 Kritis
Karamasang, Pulau Cantik Tapi Tersembunyi di Sulawesi Barat
Karena Sudah Seharusnya Milan Menangi Supercoppa Italiana
Viral Bocah 11 Tahun Bersyahadat Kembali ke Islam
Yatim Piatu dan Berhenti Sekolah, Gadis 14 Tahun Asal Riau Pilih Urus 2 Adik Balita Sendirian