Heboh Penangkapan Ular Piton, BKSDA Minta Tidak Ada Jual Beli Satwa
Posted Date : 14-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 228 kali.
JawaPos.com - Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) meminta agar warga di Kabupaten Gunungkidul tak memperjualbelikan ular piton yang ditangkap. Lebih baik melaporkan ke petugasnya, ketika menemukan ada satwa liar yang meresahkan.
Hal itu ditegaskan oleh Kepala BKSDA DIJ, Junita Parjanti setelah beredar kabar penangkapan ular piton oleh warga di Gunungkidul akhir-akhir ini. "Sebaiknya jangan diperjualbelikan," katanya, saat dihubungi JawaPos.com, Senin (14/1).
Pihaknya menyediakan layanan quick response kepada masyarakat yang menemukan satwa liar meresahkan. Warga bisa menghubungi call center di nomor 082144449449. "Nanti petugas kami akan datang untuk membantu penanganan satwa liar yang meresahkan itu," katanya.
Ia juga menyarankan, ketika memang ada piton yang sudah ditangkap supaya diamankan terlebih dahulu. Selain itu juga bisa dilepas ke hutan yang jauh dari pemukiman.
Lanjutnya, konflik satwa liar dengan manusia beberapa waktu belakangan memang sering terjadi. Tak hanya di Gunungkidul berupa piton yang menyerang ternak, tapi juga buaya memakan manusia di luar Jawa.
"Kemungkinan karena sudah kekurangan makanan, atau juga merasa terganggu habitatnya. Jadi keluar dari sarang, konflik dengan manusia," ucapnya.
Sebelumnya, penangkapan 3 ular piton belum lama ini menghebohkan warga di Gunungkidul. Sebanyak 2 ekor dengan ukuran sekitar 3 meter diamankan di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong. Kemudian seekor lagi dengan panjang 5 meter ditangkap di Desa Getas, Kecamatan Playen.
Kepala Desa Getas, Kecamatan Playen, Pamuji mengatakan, ular sepanjang 5 meter itu sementara diamankan di rumah salah seorang warganya. Menunggu orang yang menawar untuk membelinya. "Biasanya seperti itu, dibeli orang ketika mendengar kabar ada yang menangkap ular," ucapnya.
Editor : Sari Hardiyanto
Reporter : Ridho Hidayat
Sumber : https://www.jawapos.com/jpg-today/14/01/2019/heboh-penangkapan-ular-piton-bksda-minta-tidak-ada-jual-beli-satwa
Hal itu ditegaskan oleh Kepala BKSDA DIJ, Junita Parjanti setelah beredar kabar penangkapan ular piton oleh warga di Gunungkidul akhir-akhir ini. "Sebaiknya jangan diperjualbelikan," katanya, saat dihubungi JawaPos.com, Senin (14/1).
Pihaknya menyediakan layanan quick response kepada masyarakat yang menemukan satwa liar meresahkan. Warga bisa menghubungi call center di nomor 082144449449. "Nanti petugas kami akan datang untuk membantu penanganan satwa liar yang meresahkan itu," katanya.
Ia juga menyarankan, ketika memang ada piton yang sudah ditangkap supaya diamankan terlebih dahulu. Selain itu juga bisa dilepas ke hutan yang jauh dari pemukiman.
Lanjutnya, konflik satwa liar dengan manusia beberapa waktu belakangan memang sering terjadi. Tak hanya di Gunungkidul berupa piton yang menyerang ternak, tapi juga buaya memakan manusia di luar Jawa.
"Kemungkinan karena sudah kekurangan makanan, atau juga merasa terganggu habitatnya. Jadi keluar dari sarang, konflik dengan manusia," ucapnya.
Sebelumnya, penangkapan 3 ular piton belum lama ini menghebohkan warga di Gunungkidul. Sebanyak 2 ekor dengan ukuran sekitar 3 meter diamankan di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong. Kemudian seekor lagi dengan panjang 5 meter ditangkap di Desa Getas, Kecamatan Playen.
Kepala Desa Getas, Kecamatan Playen, Pamuji mengatakan, ular sepanjang 5 meter itu sementara diamankan di rumah salah seorang warganya. Menunggu orang yang menawar untuk membelinya. "Biasanya seperti itu, dibeli orang ketika mendengar kabar ada yang menangkap ular," ucapnya.
Editor : Sari Hardiyanto
Reporter : Ridho Hidayat
Sumber : https://www.jawapos.com/jpg-today/14/01/2019/heboh-penangkapan-ular-piton-bksda-minta-tidak-ada-jual-beli-satwa
Al Azhar Men-DO Seorang Mahasiswi, Ini Alasannya
Pimpin Latihan Perdana, Radovic Puas dengan Kondisi Pemain Persib
Ini Kabar Terbaru Ustaz Arifin Ilham dari Penang, Malaysia
Kota Tertua Bulgaria Plovdiv Menjadi Ibukota Kebudayaan Eropa 2019
Mobil Tertimpa Papan Raksasa di Jalan Tol, Wanita Australia Selamat
Si Mungil Honda Monkey Pakai Jubah Cafe Racer
Adik Billy Syahputra Disebut Jadi Tukang Parkir, Tarra Budiman: Selagi Halal Kenapa?
Nafas Baru Pelukis Abstrak Haryanto Gunawan di Pameran ke-2
Tahun Ini Nintendo Switch Punya Versi Baru?
Harga Pertamax Cs Bisa Turun Lagi?
Pimpin Latihan Perdana, Radovic Puas dengan Kondisi Pemain Persib
Ini Kabar Terbaru Ustaz Arifin Ilham dari Penang, Malaysia
Kota Tertua Bulgaria Plovdiv Menjadi Ibukota Kebudayaan Eropa 2019
Mobil Tertimpa Papan Raksasa di Jalan Tol, Wanita Australia Selamat
Si Mungil Honda Monkey Pakai Jubah Cafe Racer
Adik Billy Syahputra Disebut Jadi Tukang Parkir, Tarra Budiman: Selagi Halal Kenapa?
Nafas Baru Pelukis Abstrak Haryanto Gunawan di Pameran ke-2
Tahun Ini Nintendo Switch Punya Versi Baru?
Harga Pertamax Cs Bisa Turun Lagi?
Bocah Boyolali Hilang Terseret Arus Saat BAB di Sungai
Pesawat Jatuh 15 Tewas, Hanya Insinyur Penerbangan yang Selamat
Presiden AS Donald Trump Ancam Hancurkan Turki
Pilah Bahan Makanan Tepat untuk Hindari Pemicu Kanker, Ini Syaratnya
Allah ‘Utus’ Tikus Menyelamatkan Keluargaku
Isi Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto
Biadab! Begini Cara Pelaku Habisi Para Korban Pembunuhan di Bengkulu
CVR Lion Air JT-610 Ditemukan 50 Meter dari Lokasi FDR
Tenggak Miras Oplosan saat Nonton Dangdut, 4 Pemuda Tewas dan 1 Kritis
Karamasang, Pulau Cantik Tapi Tersembunyi di Sulawesi Barat
Pesawat Jatuh 15 Tewas, Hanya Insinyur Penerbangan yang Selamat
Presiden AS Donald Trump Ancam Hancurkan Turki
Pilah Bahan Makanan Tepat untuk Hindari Pemicu Kanker, Ini Syaratnya
Allah ‘Utus’ Tikus Menyelamatkan Keluargaku
Isi Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto
Biadab! Begini Cara Pelaku Habisi Para Korban Pembunuhan di Bengkulu
CVR Lion Air JT-610 Ditemukan 50 Meter dari Lokasi FDR
Tenggak Miras Oplosan saat Nonton Dangdut, 4 Pemuda Tewas dan 1 Kritis
Karamasang, Pulau Cantik Tapi Tersembunyi di Sulawesi Barat