Kerusuhan Kian Meluas di Sudan, 29 Orang Tewas
Posted Date : 26-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 255 kali.
Merdeka.com - Unjuk rasa ribuan massa di Sudan yang menuntut Presiden Umar al-bashir mundur dua hari lalu kembali berujung rusuh.
Seorang pria berusia 42 tahun dilaporkan tewas di tengah aksi unjuk rasa itu.
Anggota keluarga korban terakhir, Maawiya Bashir, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa dia ditembak di rumahnya saat berusaha melindungi para pengunjuk rasa yang dikejar oleh pasukan keamanan Sudan.
"Dengan kematian pria itu, jumlah korban jiwa sejak protes meletus di Sudan pada pertengahan Desember, kini telah mencapai 29 orang," kata juru bicara komite investigasi Sudan, Amer Mohamed Ibrahim, sebagaimana dikutip dari Aljazeera pada Jumat (25/1).
Menurut saksi mata, Bashir baru saja pulang dari beribadah, ketika beberapa pengunjuk rasa berlari melewati pagar rumahnya.
Dia disebut setuju untuk melindungi pengunjuk rasa, dan menutup rapat pintu rumahnya, kemudian mencegah anggota bersenjata dari pasukan keamanan Sudan masuk.
Tembakan ditembakkan melalui gerbang, mengenai Bashir dan menjatuhkannya ke tanah.
Seham Maawiya Bashir, putri Bashir, menuntut keadilan bagi ayahnya.
"Dia tidak ikut berunjuk rasa atau melakukan apa pun. Dia ada di rumahnya, bagaimana mungkin sebuah peluru menembus pintu dan menabraknya, jika dia bahkan bukan seorang demonstran. Bukti lubang peluru masih ada di pintu," katanya merasa kecewa.
Sejauh ini, terdapat 10 wilayah di Ibu Kota Khartoum yang menjadi pusat aksi unjuk rasa.
Aljazeera mengatakan kisruh dalam beberapa hari terakhir lebih besar dibandingkan pekan-pekan sebelumnya, di mana tidak hanya terjadi di Khartoum, melainkan di beberapa kota utama lainnya, termasuk Port Sudan di tepi Laut Merah.
Ada juga laporan tentang protes serupa, namun dengan skala lebih kecil, di beberapa wilayah lainnya di Sudan.
Gelombang protes di Sudan bermula pada pertengahan Desember, ketika warga menentang kenaikan harga, terutama pada bahan bakar minyak.
Namun, dalam sebulan terakhir, aksi unjuk rasa telah berubah menjadi tuntutan agar Al Bashir mengundurkan diri dari kursi kepresidenan, yang telah dikuasainya selama 29 tahun.
Sejak itu, pihak berwenang di Sudan telah menggunakan gas air mata, peluru karet, amunisi hidup dan pentungan untuk memadamkan kerusuhan.
Pihak berwenang telah memberlakukan undang-undang darurat dan jam malam di beberapa kota, serta menangguhkan operasional pendidikan di banyak sekolah dan universitas setempat.
Mereka juga menangkap para pemimpin oposisi, dokter, jurnalis, pengacara, dan mahasiswa bersama dengan sekitar 800 orang demonstran.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan sebanyak 40 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam bentrokan itu, sebagian besar oleh luka tembak.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com [pan]
Sumber : https://www.merdeka.com/dunia/kerusuhan-kian-meluas-di-sudan-29-orang-tewas.html
Seorang pria berusia 42 tahun dilaporkan tewas di tengah aksi unjuk rasa itu.
Anggota keluarga korban terakhir, Maawiya Bashir, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa dia ditembak di rumahnya saat berusaha melindungi para pengunjuk rasa yang dikejar oleh pasukan keamanan Sudan.
"Dengan kematian pria itu, jumlah korban jiwa sejak protes meletus di Sudan pada pertengahan Desember, kini telah mencapai 29 orang," kata juru bicara komite investigasi Sudan, Amer Mohamed Ibrahim, sebagaimana dikutip dari Aljazeera pada Jumat (25/1).
Menurut saksi mata, Bashir baru saja pulang dari beribadah, ketika beberapa pengunjuk rasa berlari melewati pagar rumahnya.
Dia disebut setuju untuk melindungi pengunjuk rasa, dan menutup rapat pintu rumahnya, kemudian mencegah anggota bersenjata dari pasukan keamanan Sudan masuk.
Tembakan ditembakkan melalui gerbang, mengenai Bashir dan menjatuhkannya ke tanah.
Seham Maawiya Bashir, putri Bashir, menuntut keadilan bagi ayahnya.
"Dia tidak ikut berunjuk rasa atau melakukan apa pun. Dia ada di rumahnya, bagaimana mungkin sebuah peluru menembus pintu dan menabraknya, jika dia bahkan bukan seorang demonstran. Bukti lubang peluru masih ada di pintu," katanya merasa kecewa.
Sejauh ini, terdapat 10 wilayah di Ibu Kota Khartoum yang menjadi pusat aksi unjuk rasa.
Aljazeera mengatakan kisruh dalam beberapa hari terakhir lebih besar dibandingkan pekan-pekan sebelumnya, di mana tidak hanya terjadi di Khartoum, melainkan di beberapa kota utama lainnya, termasuk Port Sudan di tepi Laut Merah.
Ada juga laporan tentang protes serupa, namun dengan skala lebih kecil, di beberapa wilayah lainnya di Sudan.
Gelombang protes di Sudan bermula pada pertengahan Desember, ketika warga menentang kenaikan harga, terutama pada bahan bakar minyak.
Namun, dalam sebulan terakhir, aksi unjuk rasa telah berubah menjadi tuntutan agar Al Bashir mengundurkan diri dari kursi kepresidenan, yang telah dikuasainya selama 29 tahun.
Sejak itu, pihak berwenang di Sudan telah menggunakan gas air mata, peluru karet, amunisi hidup dan pentungan untuk memadamkan kerusuhan.
Pihak berwenang telah memberlakukan undang-undang darurat dan jam malam di beberapa kota, serta menangguhkan operasional pendidikan di banyak sekolah dan universitas setempat.
Mereka juga menangkap para pemimpin oposisi, dokter, jurnalis, pengacara, dan mahasiswa bersama dengan sekitar 800 orang demonstran.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan sebanyak 40 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam bentrokan itu, sebagian besar oleh luka tembak.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com [pan]
Sumber : https://www.merdeka.com/dunia/kerusuhan-kian-meluas-di-sudan-29-orang-tewas.html
Dirazia, Restoran Legendaris Sejak 18 Tahun Silam Punya 30 Jimat
Ganjaran Bagi 3 Perampok yang Tewaskan Wanita Renta di Medan
Selama 2 Minggu, Wanita Ini Tidur dengan Bayinya yang Telah Meninggal
Hahaha, 2 Anjing Berkelahi Ini Dipisahkan Temannya
Pelarian Pencuri Hp dan Emas Berakhir Usai Dipancing Korbannya
Cerita Shahnaz Haque Alami Penuaan Dini Akibat Kanker
Seberapa Efektif Fogging Tekan Kasus DBD?
Donald Trump Tandatangani Surat Pembukaan Kembali Pemerintah Amerika Serikat
Wapres JK Beri Penganugerahan Satyalancana Kebaktian Sosial bagi Para Pendonor Darah
Peringati Hari Republik Ke-70, India Tegaskan Persahabatan dengan RI
Ganjaran Bagi 3 Perampok yang Tewaskan Wanita Renta di Medan
Selama 2 Minggu, Wanita Ini Tidur dengan Bayinya yang Telah Meninggal
Hahaha, 2 Anjing Berkelahi Ini Dipisahkan Temannya
Pelarian Pencuri Hp dan Emas Berakhir Usai Dipancing Korbannya
Cerita Shahnaz Haque Alami Penuaan Dini Akibat Kanker
Seberapa Efektif Fogging Tekan Kasus DBD?
Donald Trump Tandatangani Surat Pembukaan Kembali Pemerintah Amerika Serikat
Wapres JK Beri Penganugerahan Satyalancana Kebaktian Sosial bagi Para Pendonor Darah
Peringati Hari Republik Ke-70, India Tegaskan Persahabatan dengan RI
Biaya Punya Anak Kian Mahal, Pasangan di Korsel Pilih Pelihara Anjing
RUU Usia Minimum Tahanan Anak Picu Aksi Protes Meluas di Filipina
Cerita WNI Terkena Dampak Penutupan Pemerintahan di AS
Ahli PBB Pimpin Penyelidikan Kasus Pembunuhan Khashoggi
Viral Tisu Toilet Marks & Spencer Berlafaz Allah, Ini Faktanya
Pilot yang Bawa Pesawat Nahas Emiliano Sala Ternyata Tukang Ledeng
Raja dan Ratu Bulutangkis Dunia Goncang Senayan Siang Ini
Sensasi Menginap dengan Nuansa Alam di Omah Kayu Batu
Panduan Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Penyakit Ginjal
Facebook Ingin Gabungkan WhatsApp, Instagram dan Messenger
RUU Usia Minimum Tahanan Anak Picu Aksi Protes Meluas di Filipina
Cerita WNI Terkena Dampak Penutupan Pemerintahan di AS
Ahli PBB Pimpin Penyelidikan Kasus Pembunuhan Khashoggi
Viral Tisu Toilet Marks & Spencer Berlafaz Allah, Ini Faktanya
Pilot yang Bawa Pesawat Nahas Emiliano Sala Ternyata Tukang Ledeng
Raja dan Ratu Bulutangkis Dunia Goncang Senayan Siang Ini
Sensasi Menginap dengan Nuansa Alam di Omah Kayu Batu
Panduan Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Penyakit Ginjal
Facebook Ingin Gabungkan WhatsApp, Instagram dan Messenger