Eni Saragih Dituntut 8 Tahun Penjara Terkait Suap PLTU Riau-1
Posted Date : 06-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 199 kali.
JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eni Maulani Saragih dituntut delapan tahun penjara oleh Jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jaksa juga menuntut agar Eni membayar denda sebesar Rp300 juta subsidair empat bulan kurungan.
Jaksa meyakini Eni Saragih bersalah karena menerima uang suap sebesar Rp4,75 miliar dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo terkait kesepakatan kontrak kerjasama proyek PLTU Riau-1. Selain itu, Eni juga diyakini telah menerima gratifikasi dari sejumlah pengusaha.
"Menuntut pidana penjara untuk terdakwa 8 tahun penjara dan denda Rp300 juta subsidair 4 bulan kurungan," kata Jaksa Lie Putra Setiawan saat membacakan surat tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).
Adapun, hal-hal yang memberatkan dalam tuntutan Jaksa yakni, karena perbuatan Eni selaku anggota DPR tidak mendukung upaya pemerintah dalam memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sedangkan yang meringankan, Eni dianggap sopan, belum pernah dihukum, sudah mengembalikan uang sebesar Rp4,5 miliar. Selain itu, kooperatif selama persidangan, dan telah mengakui perbuatannya.
Sebelumnya, Eni Saragih didakwa menerima gratifikasi berupa uang sebesar Rp5.600.000.000 dan SGD40.000 dari beberapa direktur dan pemilik perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas (migas).
Selain gratifikasi, Eni Maulani Saragih juga didakwa menerima suap sebesar Rp4.750.000.000 secara bertahap dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo. Uang tersebut diduga berkaitan dengan proyek pembangunan mulut tambang PLTU Riau-1.
Uang itu sengaja diberikan Kotjo kepada Eni untuk mendapatkan proyek Independent Power Produce (IPP) PLTU mulut tambang Riau-1 antara PT pembangkitan Jawa-Bali Investasi (PJBI) dengan Blackgold Natural Resources Limited dan China Huadian Engineering Company Limited (CHEC).
(rzy)
Sumber : https://news.okezone.com/read/2019/02/06/337/2014318/eni-saragih-dituntut-8-tahun-penjara-8206-terkait-suap-pltu-riau-1
Jaksa meyakini Eni Saragih bersalah karena menerima uang suap sebesar Rp4,75 miliar dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo terkait kesepakatan kontrak kerjasama proyek PLTU Riau-1. Selain itu, Eni juga diyakini telah menerima gratifikasi dari sejumlah pengusaha.
"Menuntut pidana penjara untuk terdakwa 8 tahun penjara dan denda Rp300 juta subsidair 4 bulan kurungan," kata Jaksa Lie Putra Setiawan saat membacakan surat tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).
Adapun, hal-hal yang memberatkan dalam tuntutan Jaksa yakni, karena perbuatan Eni selaku anggota DPR tidak mendukung upaya pemerintah dalam memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sedangkan yang meringankan, Eni dianggap sopan, belum pernah dihukum, sudah mengembalikan uang sebesar Rp4,5 miliar. Selain itu, kooperatif selama persidangan, dan telah mengakui perbuatannya.
Sebelumnya, Eni Saragih didakwa menerima gratifikasi berupa uang sebesar Rp5.600.000.000 dan SGD40.000 dari beberapa direktur dan pemilik perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas (migas).
Selain gratifikasi, Eni Maulani Saragih juga didakwa menerima suap sebesar Rp4.750.000.000 secara bertahap dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo. Uang tersebut diduga berkaitan dengan proyek pembangunan mulut tambang PLTU Riau-1.
Uang itu sengaja diberikan Kotjo kepada Eni untuk mendapatkan proyek Independent Power Produce (IPP) PLTU mulut tambang Riau-1 antara PT pembangkitan Jawa-Bali Investasi (PJBI) dengan Blackgold Natural Resources Limited dan China Huadian Engineering Company Limited (CHEC).
(rzy)
Sumber : https://news.okezone.com/read/2019/02/06/337/2014318/eni-saragih-dituntut-8-tahun-penjara-8206-terkait-suap-pltu-riau-1
Bukti Mahalnya Biaya Logistik, Tarif Kargo Udara Naik hingga 300%
Polisi Tahan Seorang Perempuan Atas Insiden Kebakaran Apartemen di Paris
Begini Cara Petani Desa Memperbaiki "Tanggul Jebol"
Kakek Berusia 94 Tahun Wisuda S3 di Australia
Berita Terbaru Penyelidikan Kasus Pembuangan Bayi Laki-laki
RS dan Puskesmas Tak Boleh Tolak Pasien DBD
Ivan Gunawan Belum Dapat Undangan Pernikahan Syahrini dan Reino Barack
Sauber Mundur dari Tim Alfa Romeo di F1 2019
SP JICT Dorong Pelindo II Tak Kompromi Lawan Korupsi Pelabuhan
Dua Bocah SD Jadi Korban Tabrak Lari Mobil Pikap
Polisi Tahan Seorang Perempuan Atas Insiden Kebakaran Apartemen di Paris
Begini Cara Petani Desa Memperbaiki "Tanggul Jebol"
Kakek Berusia 94 Tahun Wisuda S3 di Australia
Berita Terbaru Penyelidikan Kasus Pembuangan Bayi Laki-laki
RS dan Puskesmas Tak Boleh Tolak Pasien DBD
Ivan Gunawan Belum Dapat Undangan Pernikahan Syahrini dan Reino Barack
Sauber Mundur dari Tim Alfa Romeo di F1 2019
SP JICT Dorong Pelindo II Tak Kompromi Lawan Korupsi Pelabuhan
Dua Bocah SD Jadi Korban Tabrak Lari Mobil Pikap
Viral Pelajar SD Seberangi Sungai, MNC Peduli Bangun Jembatan Cipluk
Horor, Raditya Dika Didatangi Hantu Dokter Bedah RS Mardi Waluyo
Gempa 4,9 SR Goyang Mamuju Sulbar
182 WNA Berpaspor Palsu Ditangkap Selama Musim Liburan Tahun Baru
Tujuh Inisial Artis yang Dipanggil Polisi Bareng Della Perez
Paus Fransiskus Akui Kasus Biarawati Dijadikan Budak Seks Pastor
Tak Cuma Kevin/Marcus, Aksi Fenomenal Candra/Sigit Juga Dikenang Dunia
Miris, Sopir Ambulans Ini Turunkan Pasien di Pinggir Jalan Sepi
Diduga Korban Perdagangan Manusia, 193 WN Bangladesh Disekap Dalam Ruko di Medan
Buntut Tudingan Spionase, Huawei Akan Dikeluarkan dari Pasar Utama?
Horor, Raditya Dika Didatangi Hantu Dokter Bedah RS Mardi Waluyo
Gempa 4,9 SR Goyang Mamuju Sulbar
182 WNA Berpaspor Palsu Ditangkap Selama Musim Liburan Tahun Baru
Tujuh Inisial Artis yang Dipanggil Polisi Bareng Della Perez
Paus Fransiskus Akui Kasus Biarawati Dijadikan Budak Seks Pastor
Tak Cuma Kevin/Marcus, Aksi Fenomenal Candra/Sigit Juga Dikenang Dunia
Miris, Sopir Ambulans Ini Turunkan Pasien di Pinggir Jalan Sepi
Diduga Korban Perdagangan Manusia, 193 WN Bangladesh Disekap Dalam Ruko di Medan
Buntut Tudingan Spionase, Huawei Akan Dikeluarkan dari Pasar Utama?