Filipina Tolak Bayar Tebusan untuk Sandera Abu Sayyaf
Posted Date : 23-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 198 kali.
Manila: Pemerintah Filipina menekankan tidak akan membayar uang tebusan yang diminta kelompok militan Abu Sayyaf untuk membebaskan sandera asal Indonesia dan Malaysia. Mereka mengatakan akan tetap berpegang teguh pada kebijakannya.
"Kami melakukan yang terbaik untuk mengamankan pembebasan para sandera dari tangan jahat kelompok Abu Sayyaf, tetapi kami tetap teguh pada kebijakan tanpa tebusan kami," kata juru bicara kepresidenan Salvador Panelo, dikutip dari laman The Straits Times, Jumat 22 Februari 2019.
Mereka mengatakan dengan menuruti perintah para militan, mereka hanya akan lebih banyak menculik untuk mendapatkan uang.
"Itu hanya akan memberanikan mereka untuk melakukan lebih banyak penculikan, melakukan ekstremis dan kegiatan kriminal lainnya karena mereka dapat membeli lebih banyak senjata," imbuhnya.
Sebuah video menunjukkan para sandera asing meminta pemerintah negaranya masing-masing untuk membebaskan mereka dari tawanan Abu Sayyaf. Di video itu, mereka terlihat terdesak karena para penculiknya mengalungi pisau di leher sandera.
Dengan mata tertutup, mereka mengatakan Abu Sayyaf meminta lebih dari USD700 ribu atau sekitar Rp9,8 miliar untuk para sandera. Diketahui mereka ada di wilayah Jolo.
Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi bahwa ada dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok militan. Kedua WNI ini berasal dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
"Keduanya diculik kelompok bersenjata Filipina Selatan saat bekerja menangkap ikan di perairan Sandakan, Sabah, Malaysia, pada 5 Desember 2018 bersama satu orang WN Malaysia," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI Lalu Muhamad Iqbal, Rabu lalu.
Sejak diterimanya laporan penculikan, lanjut Iqbal, Kemenlu RI telah berkomunikasi dengan keluarga kedua WNI di Wakatobi dan secara berkala menyampaikan update perkembangan upaya pembebasan.
"Pemerintah terus melakukan upaya-upaya dalam rangka pembebasan kedua WNI dari penyanderaan," ujar Iqbal lagi.
Kasus ini adalah penculikan ke-11 yang dilakukan terhadap WNI di perairan Sabah, Malaysia, oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan.
(FJR)
Sumber : http://internasional.metrotvnews.com/asia/ybDz85RK-filipina-tolak-bayar-tebusan-untuk-sandera-abu-sayyaf
"Kami melakukan yang terbaik untuk mengamankan pembebasan para sandera dari tangan jahat kelompok Abu Sayyaf, tetapi kami tetap teguh pada kebijakan tanpa tebusan kami," kata juru bicara kepresidenan Salvador Panelo, dikutip dari laman The Straits Times, Jumat 22 Februari 2019.
Mereka mengatakan dengan menuruti perintah para militan, mereka hanya akan lebih banyak menculik untuk mendapatkan uang.
"Itu hanya akan memberanikan mereka untuk melakukan lebih banyak penculikan, melakukan ekstremis dan kegiatan kriminal lainnya karena mereka dapat membeli lebih banyak senjata," imbuhnya.
Sebuah video menunjukkan para sandera asing meminta pemerintah negaranya masing-masing untuk membebaskan mereka dari tawanan Abu Sayyaf. Di video itu, mereka terlihat terdesak karena para penculiknya mengalungi pisau di leher sandera.
Dengan mata tertutup, mereka mengatakan Abu Sayyaf meminta lebih dari USD700 ribu atau sekitar Rp9,8 miliar untuk para sandera. Diketahui mereka ada di wilayah Jolo.
Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi bahwa ada dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok militan. Kedua WNI ini berasal dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
"Keduanya diculik kelompok bersenjata Filipina Selatan saat bekerja menangkap ikan di perairan Sandakan, Sabah, Malaysia, pada 5 Desember 2018 bersama satu orang WN Malaysia," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI Lalu Muhamad Iqbal, Rabu lalu.
Sejak diterimanya laporan penculikan, lanjut Iqbal, Kemenlu RI telah berkomunikasi dengan keluarga kedua WNI di Wakatobi dan secara berkala menyampaikan update perkembangan upaya pembebasan.
"Pemerintah terus melakukan upaya-upaya dalam rangka pembebasan kedua WNI dari penyanderaan," ujar Iqbal lagi.
Kasus ini adalah penculikan ke-11 yang dilakukan terhadap WNI di perairan Sabah, Malaysia, oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan.
(FJR)
Sumber : http://internasional.metrotvnews.com/asia/ybDz85RK-filipina-tolak-bayar-tebusan-untuk-sandera-abu-sayyaf
Kinerja Polisi Ungkap Teror Pembakaran Dipertanyakan
Jerman Sebut Ikhwanul Muslimin ‘Gerakan Damai’
Diduga Bocor, Data 4 Juta Pelanggan Unicorn ini Dijual Online
CEO Alibaba: Tidak Ada PHK Tahun Ini
Protes Menentang Persidangan Tokoh Kemerdekaan Catalonia Terus Berlanjut
Karyawan Perusahaan Telekomunikasi Menuntut Presiden Sudan Mundur
Makan di Restoran Bergengsi Seorang Wanita Tewas dan 28 Lainnya Keracunan
3 Wanita Suku Togutil Pedalaman Halmahera Bersyahadat
Disindir Dakian Saat Pamer Pacar Baru, Young Lex Bakal Polisikan Haters
Kehamilan Kedua Berat, Tapi Dahlia Poland Gemas Sama Calon Bayi
Jerman Sebut Ikhwanul Muslimin ‘Gerakan Damai’
Diduga Bocor, Data 4 Juta Pelanggan Unicorn ini Dijual Online
CEO Alibaba: Tidak Ada PHK Tahun Ini
Protes Menentang Persidangan Tokoh Kemerdekaan Catalonia Terus Berlanjut
Karyawan Perusahaan Telekomunikasi Menuntut Presiden Sudan Mundur
Makan di Restoran Bergengsi Seorang Wanita Tewas dan 28 Lainnya Keracunan
3 Wanita Suku Togutil Pedalaman Halmahera Bersyahadat
Disindir Dakian Saat Pamer Pacar Baru, Young Lex Bakal Polisikan Haters
Kehamilan Kedua Berat, Tapi Dahlia Poland Gemas Sama Calon Bayi
Dua Bocah di Brebes Tenggelam Saat Tubing, 1 Tewas
Tarik Pasukan dari Suriah, AS Tempatkan 200 Penjaga Perdamaian
Polisi Amankan Senjata Api Rakitan di Kargo Bandara Soetta
Dosen Bercadar di IAIN Bukittinggi Dipecat dari Kampus
Vietnam Bakal Tutup Sebagian Jalan yang Akan Dilalui Kim Jong-un
Bikin Video Saat Siksa Anak Kandung, Pria Ini Dijerat Pasal Berlapis
Jabodetabek Waspada Turun Hujan di Akhir Pekan
Presiden Sudan Nyatakan Negaranya Dalam Keadaan Darurat
Ombudsman: Rektor IAIN Bukittinggi Belum Jalankan Tindakan Korektif
Hayati Nilai Kemenag Memecatnya karena Cadar
Tarik Pasukan dari Suriah, AS Tempatkan 200 Penjaga Perdamaian
Polisi Amankan Senjata Api Rakitan di Kargo Bandara Soetta
Dosen Bercadar di IAIN Bukittinggi Dipecat dari Kampus
Vietnam Bakal Tutup Sebagian Jalan yang Akan Dilalui Kim Jong-un
Bikin Video Saat Siksa Anak Kandung, Pria Ini Dijerat Pasal Berlapis
Jabodetabek Waspada Turun Hujan di Akhir Pekan
Presiden Sudan Nyatakan Negaranya Dalam Keadaan Darurat
Ombudsman: Rektor IAIN Bukittinggi Belum Jalankan Tindakan Korektif
Hayati Nilai Kemenag Memecatnya karena Cadar