Banjir Susulan di Sentani Papua disebut Lebih Parah

Posted Date : 18-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 294 kali.


Hidayatullah.com– Setelah dilanda banjir bandang pada Sabtu malam (16/03/2019), banjir susulan kembali melanda Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (18/03/2019).

Informasi dihimpun hidayatullah.com dari sejumlah aktivis dan relawan setempat, banjir susulan terjadi pada Senin pagi waktu setempat. Menurut warga, banjir susulan lebih parah dari sebelumnya.

Warga dan relawan pun melakukan evakuasi material-material yang menumpuk pasca banjir susulan.

“Kondisi masih evakuasi material banjir bandang susulan. Air juga semakin besar,” ujar relawan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Haeranzi di Sentani kepada hidayatullah.com, Senin siang WIB.

Secara terpisah, warga daerah Tabita, Jl Pasar Baru Sentani H Makmun Rosyidi juga mengakui banjir susulan hari ini lebih parah dari sebelumnya.

“Banjir bandang di sini disusul hari ini lagi semakin parah, rumah-rumah warga kemasukan lumpur. Tetangga dekat rumah semua kemasukan lumpur. Alhamdulillah, khusus kami tiga rumah aman. Hanya saja (saya) tidak bisa keluar rumah karena di jalanan banjir,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Senin siang WIB.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jayapura ini pun mengaku ada satu keluarga korban banjir mengungsi ke rumahnya.

Berdasarkan pengamatan pada tiga titik banjir bandang di Sentani, relawan mengungkapkan sejumlah dampak bencana tersebut.

Misalnya, pertama, di sekitar sungai Ifar Gunung. Banjir berdampak langsung ke danau Sentani dan sepanjang sungai banyak terjadi erosi sampai ada rumah yang hanyut, sebut Haeranzi.

“Kedua, pemukiman BTN Sosial menerjang sepanjang jalan utama kota, Batalyon (Infanteri) 751 raider dan Markas Komando Pangkalan (TNI Angkatan) Udara Silas Papare,” sebutnya.

Ketiga, di daerah Doyo Baru, di sini katanya banjir menenggelamkan beberapa ruas jalan menuju Polres Jayapura dan BTN Sosial.

“Banyak warga yang memilih mengungsi karena cuaca masih mendung dan berpotensi hujan besar lagi,” ujarnya.

Dalam wawancara yang juga berlangsung hingga Senin sore, sempat terdengar kabar telah terjadi longsoran di kawasan sekitar Jl Sosial. Banyak warga pun katanya berlarian untuk mencari tempat aman, demi menghindari dampak longsoran.

“Kami sementara lari ada berita longsor,” ujar Haeranzi sekitar pukul 16.39 WIB.

“Kami di AURI nih karena ada berita longsor. Jadi kami tinggalkan mobil,” tambahnya juga lewat sambungan telepon.

Namun kemudian, ternyata kabar adanya longsoran tersebut tidak benar. “Alhamdulillah hoax, kami lanjutkan perjalanan,” ungkapnya. Tim BMH pun katanya sempat meninggalkan mobil mereka sejauh 300 meteran hingga kemudian kembali ke armada tersebut.

Sejauh ini, data BNPB hingga Senin (18/03/2019) siang sekitar pukul 15.00 WIB, banjir bandang yang terjadi di Sentani pada Sabtu (16/03/2019) pukul 21.30 waktu setempat telah menyebabkan 79 jiwa meninggal dunia dan 43 jiwa belum ditemukan.

Korban hilang sebanyak 34 jiwa diidentifikasi di Kampung Milimik Sentani, 6 di Kompleks Perumahan Inauli Advent dan 3 di Doyo Baru.

Sebanyak 4.728 jiwa mengungsi di 6 titik pos penampungan. Jumlah penyintas terbesar, yaitu 1.450 jiwa, terdapat di BTN Gajah Mada.*

Rep: SKR
Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2019/03/18/161609/banjir-susulan-di-sentani-papua-disebut-lebih-parah.html