Salah Satu Pelaku Serangan Bom Sri Lanka Perempuan
Posted Date : 24-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 308 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Wakil Menteri Pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene mengaku telah terjadi kegagalan inteligen yang cukup signifikan sebelum terjadi serangan. Laporan mengenai peringatan sebelum serangan tidak ditindaklanjuti dengan baik sehingga menimbulkan ketegangan di pemerintahan.
"Ini adalah kesalahan besar intelijen, kita harus bertanggung jawab," ujar Wijewardene dalam konferensi pers, Rabu (24/4).
Wijewardene mengatakan, terdapat sembilan pelaku bom bunuh diri yang terlibat dalam serangan di tiga gereja dan empat hotel. Delapan orang telah diidentifikasi dan salah satunya adalah seorang wanita. Wijewardene menyebut, pelaku memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan berasal dari keluarga yang kuat secara ekonomi.
"Salah satu pelaku mengenyam pendidikan ke Inggris, lalu melanjutkan program pascasarjana ke Australia untuk meraih gelar sarjana hukum. Mitra asing kami, termasuk Inggris, membantu kami dengan penyelidikan itu," kata Wijewardene.
Wijewardene mengatakan kepada parlemen pada Selasa (23/4) lalu, dua kelompok militan Sri Lanka, National Thawheed Jamaath dan Jammiyathul Millathu Ibrahim bertanggung jawab atas ledakan itu. Dia mengatakan, pemimpin salah satu kelompok itu meledakkan dirinya dalam serangan di hotel mewah Shangri La di Kolombo.
Anggota parlemen Lakshman Kiriella mengatakan, para pejabat senior dengan sengaja menyembunyikan informasi intelijen sebelum serangan terjadi. Dia menambahkan, informasi tentang serangan tersebut diterima dari intelijen India pada 4 April 2019, 9 April 2019, dan Sabtu sebelum kejadian. Tiga hari kemudian, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena melakukan pertemuan dengan Dewan Keamanan. Namun, informasi tersebut tidak disebarkan.
“Beberapa pejabat intelijen tinggi menyembunyikan informasi intelijen dengan sengaja. Informasi ada di sana, tetapi pejabat keamanan tingkat tinggi tidak mengambil tindakan yang tepat,” kata Kiriella.
Polisi menyatakan, jumlah korban tewas akibat serangan bom di Kolombo bertambah menjadi 359 orang. Peristiwa ini menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah di Asia Selatan. Selain itu, tragedi tersebut juga menjadi serangan paling mematikan yang pernah dikaitkan dengan ISIS.
Hingga saat ini polisi telah menahan 60 orang yang diduga terkait dengan serangan bom tersebut. Polisi telah melakukan penggeledahan ke sejumlah rumah dan mengarah pada penahanan terhadap 18 orang terduga pelaku.
Sebagian besar korban meninggal dunia adalah warga Sri Lanka. Selain itu, terdapat 38 orang asing yang menjadi korban, diantaranya warga Inggris, AS, Australia, Turki, India, Cina, Denmark, Belanda, dan Portugis. Seekitar 45 anak-anak juga turut menjadi korban.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Sri Lanka Alaina Teplitz menduga, ada keterkaitan antara kelompok militan lokal, National Thawheed Jamaath dengan kelompok ISIS dalam rangkaian serangan bom yang terjadi di Kolombo pada Ahad (21/4) lalu. Teplitz menilai, rangkaian serangan bom tersebut telah direncanakan dan disusun dengan rapi.
"Jika Anda melihat skala serangan, tingkat koordinasi dan kecanggihan mereka, maka tidak mungkin mereka tidak ada hubungannya dengan asing. Hal ini tentu akan menjadi bagian dari penyelidikan," ujar Teplitz.
Sumber : Reuters
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/asia/pqgjti366/salah-satu-pelaku-serangan-bom-sri-lanka-perempuan
"Ini adalah kesalahan besar intelijen, kita harus bertanggung jawab," ujar Wijewardene dalam konferensi pers, Rabu (24/4).
Wijewardene mengatakan, terdapat sembilan pelaku bom bunuh diri yang terlibat dalam serangan di tiga gereja dan empat hotel. Delapan orang telah diidentifikasi dan salah satunya adalah seorang wanita. Wijewardene menyebut, pelaku memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan berasal dari keluarga yang kuat secara ekonomi.
"Salah satu pelaku mengenyam pendidikan ke Inggris, lalu melanjutkan program pascasarjana ke Australia untuk meraih gelar sarjana hukum. Mitra asing kami, termasuk Inggris, membantu kami dengan penyelidikan itu," kata Wijewardene.
Wijewardene mengatakan kepada parlemen pada Selasa (23/4) lalu, dua kelompok militan Sri Lanka, National Thawheed Jamaath dan Jammiyathul Millathu Ibrahim bertanggung jawab atas ledakan itu. Dia mengatakan, pemimpin salah satu kelompok itu meledakkan dirinya dalam serangan di hotel mewah Shangri La di Kolombo.
Anggota parlemen Lakshman Kiriella mengatakan, para pejabat senior dengan sengaja menyembunyikan informasi intelijen sebelum serangan terjadi. Dia menambahkan, informasi tentang serangan tersebut diterima dari intelijen India pada 4 April 2019, 9 April 2019, dan Sabtu sebelum kejadian. Tiga hari kemudian, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena melakukan pertemuan dengan Dewan Keamanan. Namun, informasi tersebut tidak disebarkan.
“Beberapa pejabat intelijen tinggi menyembunyikan informasi intelijen dengan sengaja. Informasi ada di sana, tetapi pejabat keamanan tingkat tinggi tidak mengambil tindakan yang tepat,” kata Kiriella.
Polisi menyatakan, jumlah korban tewas akibat serangan bom di Kolombo bertambah menjadi 359 orang. Peristiwa ini menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah di Asia Selatan. Selain itu, tragedi tersebut juga menjadi serangan paling mematikan yang pernah dikaitkan dengan ISIS.
Hingga saat ini polisi telah menahan 60 orang yang diduga terkait dengan serangan bom tersebut. Polisi telah melakukan penggeledahan ke sejumlah rumah dan mengarah pada penahanan terhadap 18 orang terduga pelaku.
Sebagian besar korban meninggal dunia adalah warga Sri Lanka. Selain itu, terdapat 38 orang asing yang menjadi korban, diantaranya warga Inggris, AS, Australia, Turki, India, Cina, Denmark, Belanda, dan Portugis. Seekitar 45 anak-anak juga turut menjadi korban.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Sri Lanka Alaina Teplitz menduga, ada keterkaitan antara kelompok militan lokal, National Thawheed Jamaath dengan kelompok ISIS dalam rangkaian serangan bom yang terjadi di Kolombo pada Ahad (21/4) lalu. Teplitz menilai, rangkaian serangan bom tersebut telah direncanakan dan disusun dengan rapi.
"Jika Anda melihat skala serangan, tingkat koordinasi dan kecanggihan mereka, maka tidak mungkin mereka tidak ada hubungannya dengan asing. Hal ini tentu akan menjadi bagian dari penyelidikan," ujar Teplitz.
Sumber : Reuters
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/asia/pqgjti366/salah-satu-pelaku-serangan-bom-sri-lanka-perempuan
Tentara Israel Tangkap 18 Warga Palestina di Tepi Barat
Tangan Diborgol, Kriss Hatta Hadapi Pasal Berlapis
Tommy Sugiarto Selamatkan Wajah Bulutangkis RI di Asia Championships
Rekor Pertemuan AC Milan Vs Lazio, Siapa Lebih Unggul?
BNI Catat Laba Rp4,08 Triliun di Kuartal I
Rebut Perak di Qatar, Zohri Pelari Tercepat di Asia Tenggara
Semburan Dahsyat Air Lumpur di Blora, Pertamina Gas: Kami Minta Maaf
Mobil Rombongan TK Tabrak Pohon, Satu Bocah Tewas
Tiga Pekerja Pabrik di Mojokerto Mengaku Jadi Korban Begal Payudara
Kuasa Hukum Pelaku Mutilasi Penari Sebut BAP Kurang Detail
Tangan Diborgol, Kriss Hatta Hadapi Pasal Berlapis
Tommy Sugiarto Selamatkan Wajah Bulutangkis RI di Asia Championships
Rekor Pertemuan AC Milan Vs Lazio, Siapa Lebih Unggul?
BNI Catat Laba Rp4,08 Triliun di Kuartal I
Rebut Perak di Qatar, Zohri Pelari Tercepat di Asia Tenggara
Semburan Dahsyat Air Lumpur di Blora, Pertamina Gas: Kami Minta Maaf
Mobil Rombongan TK Tabrak Pohon, Satu Bocah Tewas
Tiga Pekerja Pabrik di Mojokerto Mengaku Jadi Korban Begal Payudara
Kuasa Hukum Pelaku Mutilasi Penari Sebut BAP Kurang Detail
Naik Kereta, Kim Jong Un Tiba di Rusia untuk Temui Putin
Soal Kekerasan Seksual dalam Konflik, PBB Tunduk pada AS
Ruecha Tokputza, Paedofil Terburuk di Australia
Intelijen Inggris: Bisnis Harus Ikut Lindungi Internet
Ingin Calon Anak Jadi Hafiz, Tommy dan Lisya Siapkan Nama Khusus
Setelah Dilamar Brondong Ganteng, Muzdalifah Menikah Besok
Beredar Rumor Perceraian dengan Pangeran William, Kate Middleton Pulang Kampung
Teringat Cinta Ayah Pada Almarhumah Ibunda, Ammar Zoni Nangis Histeris di Pengajian Jelang Nikah
Deutsche Bank Serahkan Dokumen Utang Bisnis Donald Trump
Penuhi Tuntutan Demonstran Sejumlah Jenderal Sudan Mundur
Soal Kekerasan Seksual dalam Konflik, PBB Tunduk pada AS
Ruecha Tokputza, Paedofil Terburuk di Australia
Intelijen Inggris: Bisnis Harus Ikut Lindungi Internet
Ingin Calon Anak Jadi Hafiz, Tommy dan Lisya Siapkan Nama Khusus
Setelah Dilamar Brondong Ganteng, Muzdalifah Menikah Besok
Beredar Rumor Perceraian dengan Pangeran William, Kate Middleton Pulang Kampung
Teringat Cinta Ayah Pada Almarhumah Ibunda, Ammar Zoni Nangis Histeris di Pengajian Jelang Nikah
Deutsche Bank Serahkan Dokumen Utang Bisnis Donald Trump
Penuhi Tuntutan Demonstran Sejumlah Jenderal Sudan Mundur