Ribuan Suku Asli Brasil Protes Kebijakan Presiden Bolsonaro
Posted Date : 27-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 318 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Ribuan orang yang mewakili lebih 300 suku adat berunjuk rasa mendatangi kantor-kantor pemerintah di Brasilia pada Jumat (26/4). Mereka memprotes kebijakan-kebijakan Presiden Jair Bolsonaro yang mengancam lahan-lahan reservasi mereka.
Dengan mengecat tubuh dan penutup kepala terbuat dari bulu-bulu burung Amazon berwarna-warni, mereka mengayunkan busur dan anak panah dan memukul-mukul drum sambil meneriakkan lagu-lagu perlawanan. Aksi itu terjadi pada akhir pawai tiga-hari di ibu kota Brasil itu dan menyerukan pembebasan lahan.
"Keluarga kami dalam keadaan bahaya, anak-anak kami berada di bawah ancaman, orang-orang kami diserang. Atas nama apa yang mereka katakan kemajuan ekonomi mereka ingin membunuh orang-orang kami," kata David Karal Popygua, seorang anggota suku adat Guarani Mbya dari Negara Bagian Sao Paulo.
Bolsonaro, seorang kapten yang berubah jadi politisi, terpilih sebagai presiden pada Oktober dengan dukungan dari sektor pertanian yang telah mendorong bagi akses kepada lahan-lahan dan kendali lingkungan hidup yang sedikit. Mereka juga menginginkannya untuk mengendurkan undang-undang kepemilikan senjata.
Salah satu langkah pertamanya setelah naik ke tampuk kekuasaan pada 1 Januari ialah membubarkan FUNAI, badan yang mengurusi suku adat, menangani keputusan-keputusan damarkasi reservasi kepada Kementerian Pertanian yang dikendalikan oleh kepentingan perladangan.
"Memalukan bagi negara yang punya pemerintahan yang tidak memahami perjuangan orang-orang dari suku adat dan tak punya pengetahuan mengenai semua populasi suku asli," kata Daran, kepala suku Tupi Guarani.
Brasil memiliki lebih 850 ribu orang suku asli yang jumlahnya kurang dari satu persen dari penduduknya. Mereka tinggal di kawasan-kawasan reservasi yang seluas sekitar 13 persen dari wilayah negara itu.
Pemerintah tidak segera memberikan komentar mengenai protes-protes tersebut.
Sumber : Antara
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/pqm2kw382/ribuan-suku-asli-brasil-protes-kebijakan-presiden-bolsonaro
Dengan mengecat tubuh dan penutup kepala terbuat dari bulu-bulu burung Amazon berwarna-warni, mereka mengayunkan busur dan anak panah dan memukul-mukul drum sambil meneriakkan lagu-lagu perlawanan. Aksi itu terjadi pada akhir pawai tiga-hari di ibu kota Brasil itu dan menyerukan pembebasan lahan.
"Keluarga kami dalam keadaan bahaya, anak-anak kami berada di bawah ancaman, orang-orang kami diserang. Atas nama apa yang mereka katakan kemajuan ekonomi mereka ingin membunuh orang-orang kami," kata David Karal Popygua, seorang anggota suku adat Guarani Mbya dari Negara Bagian Sao Paulo.
Bolsonaro, seorang kapten yang berubah jadi politisi, terpilih sebagai presiden pada Oktober dengan dukungan dari sektor pertanian yang telah mendorong bagi akses kepada lahan-lahan dan kendali lingkungan hidup yang sedikit. Mereka juga menginginkannya untuk mengendurkan undang-undang kepemilikan senjata.
Salah satu langkah pertamanya setelah naik ke tampuk kekuasaan pada 1 Januari ialah membubarkan FUNAI, badan yang mengurusi suku adat, menangani keputusan-keputusan damarkasi reservasi kepada Kementerian Pertanian yang dikendalikan oleh kepentingan perladangan.
"Memalukan bagi negara yang punya pemerintahan yang tidak memahami perjuangan orang-orang dari suku adat dan tak punya pengetahuan mengenai semua populasi suku asli," kata Daran, kepala suku Tupi Guarani.
Brasil memiliki lebih 850 ribu orang suku asli yang jumlahnya kurang dari satu persen dari penduduknya. Mereka tinggal di kawasan-kawasan reservasi yang seluas sekitar 13 persen dari wilayah negara itu.
Pemerintah tidak segera memberikan komentar mengenai protes-protes tersebut.
Sumber : Antara
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/pqm2kw382/ribuan-suku-asli-brasil-protes-kebijakan-presiden-bolsonaro
AS Diminta Sanksi Saudi karena Eksekusi Mati 37 Warganya
Pengawal Tim Vaksinasi Ditembak, Pakistan Setop Anti-Polio
Keamanan Masjid Selandia Baru Diperketat Selama Ramadhan
AS Lancarkan Serangan Udara di Somalia, 2 Anggota ISIS Tewas
Baby Katherine Lahir, DJ Butterfly Wariskan Akun Instagram Buat Putrinya
Bukan Della Perez atau Aurel, Diego Michiels Bakal Nikahi Gadis Berhijab?
Syahrini dan Reino Bakal Gelar Resepsi Pernikahan di Jakarta, Hotman Paris Diundang?
Pantai Kejauhan, Ammar dan Irish Geser Lokasi Nikah ke Bukit Hutan Pinus
Jelang Bulan Puasa, Melody Eks JKT48 Belajar Masak
Kini Berhijab, Dinda Hauw Sumbangkan Baju-Baju Seksi
Pengawal Tim Vaksinasi Ditembak, Pakistan Setop Anti-Polio
Keamanan Masjid Selandia Baru Diperketat Selama Ramadhan
AS Lancarkan Serangan Udara di Somalia, 2 Anggota ISIS Tewas
Baby Katherine Lahir, DJ Butterfly Wariskan Akun Instagram Buat Putrinya
Bukan Della Perez atau Aurel, Diego Michiels Bakal Nikahi Gadis Berhijab?
Syahrini dan Reino Bakal Gelar Resepsi Pernikahan di Jakarta, Hotman Paris Diundang?
Pantai Kejauhan, Ammar dan Irish Geser Lokasi Nikah ke Bukit Hutan Pinus
Jelang Bulan Puasa, Melody Eks JKT48 Belajar Masak
Kini Berhijab, Dinda Hauw Sumbangkan Baju-Baju Seksi
Rusia Sambut Inisiatif Trump Dorong Lucuti Senjata Nuklir
Sri Lanka: Pengebom Dipengaruhi Ide Ekstremis di Australia
Eropa: Israel Rusak Prospek Perdamaian dengan Palestina
Ibunda Aa Gym Wafat, Pimpinan MPR RI & Gubernur Jabar Berbelasungkawa
Wanita Muda Jerman Ini Tipu Bank di New York Jutaan Dolar
Presiden Bolsonaro Tak mau Brazil Jadi Surga Kaum Gay
Haniyah: Palestina Tidak akan Terima 'Kesepakatan Abad Ini' Trump
Terjadi Penembakan di Sinagog San Diego AS, Satu Orang Tewas
PBB Desak Bantuan Lanjutan untuk Muslim Rohingya
Kemenag Tetapkan 34 Lokasi Rukyatul Hilal di 43 Provinsi
Sri Lanka: Pengebom Dipengaruhi Ide Ekstremis di Australia
Eropa: Israel Rusak Prospek Perdamaian dengan Palestina
Ibunda Aa Gym Wafat, Pimpinan MPR RI & Gubernur Jabar Berbelasungkawa
Wanita Muda Jerman Ini Tipu Bank di New York Jutaan Dolar
Presiden Bolsonaro Tak mau Brazil Jadi Surga Kaum Gay
Haniyah: Palestina Tidak akan Terima 'Kesepakatan Abad Ini' Trump
Terjadi Penembakan di Sinagog San Diego AS, Satu Orang Tewas
PBB Desak Bantuan Lanjutan untuk Muslim Rohingya
Kemenag Tetapkan 34 Lokasi Rukyatul Hilal di 43 Provinsi