Peneliti: Revitalisasi Pabrik Gula Terhambat Lahan Tebu
Posted Date : 19-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 182 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Revitalisasi pabrik gula sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan produksi. Namun, peneliti agro ekonomi dari Institut Pertanian Bogor Agus Pakpahan menilai, lahan tebu yang terbatas membuat upaya revitalisasi pabrik tak maksimal.
"Ini tidak terlepas dari ketersediaan bahan baku. Sebab, revitalisasi akan percuma kalau tidak ada yang digiling," kata Agus, kemarin.
Agus mengatakan keberadaan pabrik gula dan perkebunan tebu saat ini tidak homogen. Sehingga terdapat tempat yang kelebihan pasokan, namun juga ada yang kekurangan.
"Secara umum, pabrik masih kekurangan bahan baku," katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, luas perkebunan tebu terlihat menyusut, karena lahan tebu pada 2014 yang tercatat mencapai 478.108 hektare, mengecil menjadi 453.456 hektare pada 2017.
Oleh karena itu kata dia, pabrik gula memilih melakukan impor gula mentah untuk mengoptimalkan utilitas pabrik.
Pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Salamuddin Daeng juga mengatakan impor gula untuk menutupi pasokan membuat para petani malas menanam tebu.
"Mereka malas menanam tebu karena harganya murah, jadi kalau pemerintah mau membenahi masalah gula di beberapa bulan terakhir, harus mau belajar dari sejarah, sebetulnya politik gula yang harus diperbaiki," ujarnya.
Menurut dia, pembenahan harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya kepada perbaikan pabrik gula, namun juga disertai oleh perlindungan bagi petani tebu.
"Perbaikan atau pembangunan tidak akan efisien, karena petani tidak diberikan subsidi dan perlindungan."
Sumber : Antara
Sumber : https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/19/01/19/pljko9416-peneliti-revitalisasi-pabrik-gula-terhambat-lahan-tebu
"Ini tidak terlepas dari ketersediaan bahan baku. Sebab, revitalisasi akan percuma kalau tidak ada yang digiling," kata Agus, kemarin.
Agus mengatakan keberadaan pabrik gula dan perkebunan tebu saat ini tidak homogen. Sehingga terdapat tempat yang kelebihan pasokan, namun juga ada yang kekurangan.
"Secara umum, pabrik masih kekurangan bahan baku," katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, luas perkebunan tebu terlihat menyusut, karena lahan tebu pada 2014 yang tercatat mencapai 478.108 hektare, mengecil menjadi 453.456 hektare pada 2017.
Oleh karena itu kata dia, pabrik gula memilih melakukan impor gula mentah untuk mengoptimalkan utilitas pabrik.
Pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Salamuddin Daeng juga mengatakan impor gula untuk menutupi pasokan membuat para petani malas menanam tebu.
"Mereka malas menanam tebu karena harganya murah, jadi kalau pemerintah mau membenahi masalah gula di beberapa bulan terakhir, harus mau belajar dari sejarah, sebetulnya politik gula yang harus diperbaiki," ujarnya.
Menurut dia, pembenahan harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya kepada perbaikan pabrik gula, namun juga disertai oleh perlindungan bagi petani tebu.
"Perbaikan atau pembangunan tidak akan efisien, karena petani tidak diberikan subsidi dan perlindungan."
Sumber : Antara
Sumber : https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/19/01/19/pljko9416-peneliti-revitalisasi-pabrik-gula-terhambat-lahan-tebu
Kontak Senjata di Yambi Papua, Satu Anggota TNI Tewas
Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Merajai Penjualan Mobil Bekas
Menteri Airlangga Sebut Insentif Mobil Listrik Bea Masuk 0 Persen
Dua Jet Tempur Rusia Bertabrakan di Wilayah Udara Jepang
Waspada, Kelelahan Bekerja Tingkatkan Risiko Celaka
Akhir Pekan, Jakarta Diguyur Hujan
AS Tidak Masuk 20 Negara Teratas di Indeks Demokrasi Global
Sekjen PBB: Tersedia Instrumen Untuk Penyeledikan Kasus Pembunuhan Khashoggi
Demo Gaza, Tentara Israel Lukai 30 Orang Palestina
Kabagbanops Densus 88: Radikal Itu Mindset, Disebut Teroris Kalau Lakukan Teror
Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Merajai Penjualan Mobil Bekas
Menteri Airlangga Sebut Insentif Mobil Listrik Bea Masuk 0 Persen
Dua Jet Tempur Rusia Bertabrakan di Wilayah Udara Jepang
Waspada, Kelelahan Bekerja Tingkatkan Risiko Celaka
Akhir Pekan, Jakarta Diguyur Hujan
AS Tidak Masuk 20 Negara Teratas di Indeks Demokrasi Global
Sekjen PBB: Tersedia Instrumen Untuk Penyeledikan Kasus Pembunuhan Khashoggi
Demo Gaza, Tentara Israel Lukai 30 Orang Palestina
Kabagbanops Densus 88: Radikal Itu Mindset, Disebut Teroris Kalau Lakukan Teror
Pengamat: Seharusnya Tarif Listrik Turun
Motif Pembunuhan Sekeluarga di Taput Akhirnya Terungkap
Hidayat Sebut Debat Capres Ungkap Bukti Jokowi Ingkar Janji
Perjanjian Dengan Iblis: Horor Rasa Film Keluarga
Peran Motivasi dalam Perilaku Organisasi
Melihat Sekilas tentang Sejarah Agama Konghucu di Indonesia
Bersikap Baik pada Tetangga, Ini Faedahnya Menurut Islam
Hari Ini, Jakarta Akan Diguyur Hujan Disertai Petir
Masuk Mesin Pencacah Plastik, Pekerja Tewas Tercabik-cabik hingga Sisa Kaki
Ganggu Istri Orang, Pemuda Mualaf Tewas Ditusuk dengan Linggis
Motif Pembunuhan Sekeluarga di Taput Akhirnya Terungkap
Hidayat Sebut Debat Capres Ungkap Bukti Jokowi Ingkar Janji
Perjanjian Dengan Iblis: Horor Rasa Film Keluarga
Peran Motivasi dalam Perilaku Organisasi
Melihat Sekilas tentang Sejarah Agama Konghucu di Indonesia
Bersikap Baik pada Tetangga, Ini Faedahnya Menurut Islam
Hari Ini, Jakarta Akan Diguyur Hujan Disertai Petir
Masuk Mesin Pencacah Plastik, Pekerja Tewas Tercabik-cabik hingga Sisa Kaki
Ganggu Istri Orang, Pemuda Mualaf Tewas Ditusuk dengan Linggis