Sekjen PBB: Tersedia Instrumen Untuk Penyeledikan Kasus Pembunuhan Khashoggi
Posted Date : 19-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 190 kali.
Washington, LiputanIslam.com – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB memiliki kapasitas untuk menyelidiki kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
“Dewan HAM berkemungkinan mengambil keputusan terkait dengan peluncuran berbagai bentuk interaksi,” kata Guterres pada konferensi pers di markas PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (18/1/2019).
Dia menjelaskan, “Ada banyak instrumen yang dapat digunakan Dewan HM, diminta oleh negara-negara anggota, dan saya tidak dalam posisi untuk mendorong negara-negara anggota. Saya mengatakan instrumen-instrumen ini tersedia.”
Kepala Dewan HAM PBB Michele Bachelet pada Desember lalu mengatakan bahwa pembunuhan Khashoggi pantas diselidiki secara internasional, namun PBB tidak memiliki yurisdiksi untuk melakukannya.
Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang bekerja sebagai kontributor The Washington Post, hilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
Setelah memberikan berbagai penjelasan yang kontradiktif, rezim Riyadh akhirnya mengakui bahwa dia terbunuh di dalam gedung Konsulat, dan menyebutnya sebagai kesalahan yang terletak pada kegagalan cara pelaksanaan misi.
Saudi melakukan penyelidikan dan persidangan atas kasus ini, namun PBB menilai penyelidikan yang ada belum memadai.
Sekjen PBB mengaku tidak memiliki kekuatan untuk memulai penyelidikan atas kasus ini.
“Saya tidak punya hak untuk memulai penyelidikan, ada kebingungan besar tentang apa yang tidak bisa dilakukan oleh Sekjen… Saya sendiri tidak memiliki hak untuk memulai penyelidikan kriminal dan tidak ada penyelidikan kriminal formal yang diminta kepada saya oleh negara anggota mana pun ,” pungkas Guterres. (mm/anadolu)
Sumber : http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/sekjen-pbb-tersedia-instrumen-untuk-penyeledikan-kasus-pembunuhan-khashoggi/
“Dewan HAM berkemungkinan mengambil keputusan terkait dengan peluncuran berbagai bentuk interaksi,” kata Guterres pada konferensi pers di markas PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (18/1/2019).
Dia menjelaskan, “Ada banyak instrumen yang dapat digunakan Dewan HM, diminta oleh negara-negara anggota, dan saya tidak dalam posisi untuk mendorong negara-negara anggota. Saya mengatakan instrumen-instrumen ini tersedia.”
Kepala Dewan HAM PBB Michele Bachelet pada Desember lalu mengatakan bahwa pembunuhan Khashoggi pantas diselidiki secara internasional, namun PBB tidak memiliki yurisdiksi untuk melakukannya.
Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang bekerja sebagai kontributor The Washington Post, hilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
Setelah memberikan berbagai penjelasan yang kontradiktif, rezim Riyadh akhirnya mengakui bahwa dia terbunuh di dalam gedung Konsulat, dan menyebutnya sebagai kesalahan yang terletak pada kegagalan cara pelaksanaan misi.
Saudi melakukan penyelidikan dan persidangan atas kasus ini, namun PBB menilai penyelidikan yang ada belum memadai.
Sekjen PBB mengaku tidak memiliki kekuatan untuk memulai penyelidikan atas kasus ini.
“Saya tidak punya hak untuk memulai penyelidikan, ada kebingungan besar tentang apa yang tidak bisa dilakukan oleh Sekjen… Saya sendiri tidak memiliki hak untuk memulai penyelidikan kriminal dan tidak ada penyelidikan kriminal formal yang diminta kepada saya oleh negara anggota mana pun ,” pungkas Guterres. (mm/anadolu)
Sumber : http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/sekjen-pbb-tersedia-instrumen-untuk-penyeledikan-kasus-pembunuhan-khashoggi/
Demo Gaza, Tentara Israel Lukai 30 Orang Palestina
Kabagbanops Densus 88: Radikal Itu Mindset, Disebut Teroris Kalau Lakukan Teror
Analis Politik: Kedua Paslon Gagal Paham Soal HAM
Cerita “Teroris” Penyerang Gedung Putih: Jebakan Senjata Berujung Penangkapan
Ketua API Jabar Serukan Umat Selalu Ikuti Komando Ulama
Infrastruktur Bukan Tolok Ukur Kesejahteraan
Israel Bunuh 50 Anak Gaza pada 2018
Rizqi Sama Gaji Mah Beda
Alami Kebocoran Jantung dan Katarak, Bayi Mungil Ini Butuh Bantuan Pengobatan
Alami Kebocoran Jantung dan Katarak, Bayi Mungil Ini Butuh Bantuan Pengobatan
Kabagbanops Densus 88: Radikal Itu Mindset, Disebut Teroris Kalau Lakukan Teror
Analis Politik: Kedua Paslon Gagal Paham Soal HAM
Cerita “Teroris” Penyerang Gedung Putih: Jebakan Senjata Berujung Penangkapan
Ketua API Jabar Serukan Umat Selalu Ikuti Komando Ulama
Infrastruktur Bukan Tolok Ukur Kesejahteraan
Israel Bunuh 50 Anak Gaza pada 2018
Rizqi Sama Gaji Mah Beda
Alami Kebocoran Jantung dan Katarak, Bayi Mungil Ini Butuh Bantuan Pengobatan
Alami Kebocoran Jantung dan Katarak, Bayi Mungil Ini Butuh Bantuan Pengobatan
AS Tidak Masuk 20 Negara Teratas di Indeks Demokrasi Global
Akhir Pekan, Jakarta Diguyur Hujan
Waspada, Kelelahan Bekerja Tingkatkan Risiko Celaka
Dua Jet Tempur Rusia Bertabrakan di Wilayah Udara Jepang
Menteri Airlangga Sebut Insentif Mobil Listrik Bea Masuk 0 Persen
Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Merajai Penjualan Mobil Bekas
Kontak Senjata di Yambi Papua, Satu Anggota TNI Tewas
Peneliti: Revitalisasi Pabrik Gula Terhambat Lahan Tebu
Pengamat: Seharusnya Tarif Listrik Turun
Motif Pembunuhan Sekeluarga di Taput Akhirnya Terungkap
Akhir Pekan, Jakarta Diguyur Hujan
Waspada, Kelelahan Bekerja Tingkatkan Risiko Celaka
Dua Jet Tempur Rusia Bertabrakan di Wilayah Udara Jepang
Menteri Airlangga Sebut Insentif Mobil Listrik Bea Masuk 0 Persen
Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Merajai Penjualan Mobil Bekas
Kontak Senjata di Yambi Papua, Satu Anggota TNI Tewas
Peneliti: Revitalisasi Pabrik Gula Terhambat Lahan Tebu
Pengamat: Seharusnya Tarif Listrik Turun
Motif Pembunuhan Sekeluarga di Taput Akhirnya Terungkap