Militer AS Kembangkan Paus Besi, Lebih Canggih dari Drone Kapal Selam
Posted Date : 20-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 233 kali.
Suara.com - Militer Amerika Serikat tengah mengembangkan teknologi baru yang dapat menciptakan revolusi perang laut. Teknologi baru militer AS ini berupa drone kapal selam.
Drone kapal selam ini dikenal juga dengan sebutan paus besi, sebuah kapal selam yang dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Kendaraan yang sangat mirip dengan paus besi diharapkan dapat meningkatkan kekuatan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Dinamakan dengan Extra-Large Unmanned Underwater Vehicles (XLUUVs), Angkatan Laut AS (U. S. Navy) bekerja sama dengan Boeing untuk mengerjakannya.
Sebutan singkat dari kendaraan militer terbaru militer AS ini adalah Orca, dan termasuk kapal selam tak berawak.
Orca ini akan berguna dalam melakukan misi pengintaian jarak jauh dan bisa juga untuk menenggelamkan kapal musuh dari jarak jauh.
Drone kapal selam ini akan merevolusi perang di laut, menyediakan senjata sekali pakai yang murah dan dapat digunakan untuk perang tanpa menimbulkan korban dari pihak AS.
Militer AS diketahui telah mengontrak Boeing dengan proyek sebesar 43 juta dolar AS atau Rp 604 miliar.
Dana sebesar itu untuk memproduksi 4 Orca dan elemen pendukung terkait. Itu berarti satu kendaraan Orca bernilai lebih dari sepuluh juta dolar AS.
Paus besi milik Angkatan Laut AS ini didasarkan pada demonstrasi teknologi Echo Voyager. Kapal selam otonom ini merupakan kapal selam diesel tak berawak dan memiliki jangkauan 9.600 kilometer.
Orca dapat menjelajah di dalam laut berbulan-bulan dan hanya memiliki berat 50 ton.
Dikutip dari Popular Mechanics, kapal selam otonom terbaru ini dilengkapi dengan sistem navigasi inersia, sensor kedalaman, dan dapat diubah posisinya melalui GPS.
Orca dapat menyelam hingga kedalaman 11 ribu kaki atau 3.400 kilometer dengan kecepatan tertinggi mencapai 8 knot.
Kapal selam futuristik ini juga dapat menghindari ranjau, perang anti kapal selam, perang anti kapal permukaan, dan misi penyerangan cepat.
Orca bisa membawa Mk.46, torpedo kelas ringan yang dapat merobek lambung kapal selam musuh.
Kendaraan militer canggih ini juga dapat membawa Mk. 48, torpedo kelas berat untuk menghancurkan kapal perang permukaan.
Angkatan Laut AS mengklaim bahwa Orca atau XLUUVs dapat menghemat misi pengitaian AS karena dapat dikendalikan tanpa awak.
Bahkan satu orang tentara bisa mengendalikan 4 drone kapal selam yang mirip dengan paus besi ini sekaligus dalam suatu misi.
Sumber: www.hitekno.com
Sumber : https://www.suara.com/tekno/2019/02/20/155303/militer-as-kembangkan-paus-besi-lebih-canggih-dari-drone-kapal-selam
Drone kapal selam ini dikenal juga dengan sebutan paus besi, sebuah kapal selam yang dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Kendaraan yang sangat mirip dengan paus besi diharapkan dapat meningkatkan kekuatan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Dinamakan dengan Extra-Large Unmanned Underwater Vehicles (XLUUVs), Angkatan Laut AS (U. S. Navy) bekerja sama dengan Boeing untuk mengerjakannya.
Sebutan singkat dari kendaraan militer terbaru militer AS ini adalah Orca, dan termasuk kapal selam tak berawak.
Orca ini akan berguna dalam melakukan misi pengintaian jarak jauh dan bisa juga untuk menenggelamkan kapal musuh dari jarak jauh.
Drone kapal selam ini akan merevolusi perang di laut, menyediakan senjata sekali pakai yang murah dan dapat digunakan untuk perang tanpa menimbulkan korban dari pihak AS.
Militer AS diketahui telah mengontrak Boeing dengan proyek sebesar 43 juta dolar AS atau Rp 604 miliar.
Dana sebesar itu untuk memproduksi 4 Orca dan elemen pendukung terkait. Itu berarti satu kendaraan Orca bernilai lebih dari sepuluh juta dolar AS.
Paus besi milik Angkatan Laut AS ini didasarkan pada demonstrasi teknologi Echo Voyager. Kapal selam otonom ini merupakan kapal selam diesel tak berawak dan memiliki jangkauan 9.600 kilometer.
Orca dapat menjelajah di dalam laut berbulan-bulan dan hanya memiliki berat 50 ton.
Dikutip dari Popular Mechanics, kapal selam otonom terbaru ini dilengkapi dengan sistem navigasi inersia, sensor kedalaman, dan dapat diubah posisinya melalui GPS.
Orca dapat menyelam hingga kedalaman 11 ribu kaki atau 3.400 kilometer dengan kecepatan tertinggi mencapai 8 knot.
Kapal selam futuristik ini juga dapat menghindari ranjau, perang anti kapal selam, perang anti kapal permukaan, dan misi penyerangan cepat.
Orca bisa membawa Mk.46, torpedo kelas ringan yang dapat merobek lambung kapal selam musuh.
Kendaraan militer canggih ini juga dapat membawa Mk. 48, torpedo kelas berat untuk menghancurkan kapal perang permukaan.
Angkatan Laut AS mengklaim bahwa Orca atau XLUUVs dapat menghemat misi pengitaian AS karena dapat dikendalikan tanpa awak.
Bahkan satu orang tentara bisa mengendalikan 4 drone kapal selam yang mirip dengan paus besi ini sekaligus dalam suatu misi.
Sumber: www.hitekno.com
Sumber : https://www.suara.com/tekno/2019/02/20/155303/militer-as-kembangkan-paus-besi-lebih-canggih-dari-drone-kapal-selam
Kereta Api Terpanjang di Dunia Ada di Australia Selatan, Ini Penampakannya
Dicuekin Pelatih Bayern Munchen, Jurgen Klopp Terhina Seperti Lembu
NASA akan Kirim Kembali Manusia ke Bulan untuk Menetap?
Lepas Hijab, Salmafina Sunan Dihujat Pakai Baju Olahraga Ketat
Zaskia Gotik Bawa Rendang Jengkol ke Tanah Suci
Barang Bukti Bunuh Diri Hangus, Polisi Visum Jasad Sekeluarga di Sukabumi
Komedian Nana Krip Meninggal karena Penyakit Paru-paru
2 Turis Inggris dan Prancis Hilang di Pantai Australia
Preview Atl Madrid vs Juventus: Mematikan Ronaldo Saja Tak Akan Cukup untuk Atletico
Museum di Swiss Ini Tampilkan Patung Lilin Fashion Blogger Indonesia
Dicuekin Pelatih Bayern Munchen, Jurgen Klopp Terhina Seperti Lembu
NASA akan Kirim Kembali Manusia ke Bulan untuk Menetap?
Lepas Hijab, Salmafina Sunan Dihujat Pakai Baju Olahraga Ketat
Zaskia Gotik Bawa Rendang Jengkol ke Tanah Suci
Barang Bukti Bunuh Diri Hangus, Polisi Visum Jasad Sekeluarga di Sukabumi
Komedian Nana Krip Meninggal karena Penyakit Paru-paru
2 Turis Inggris dan Prancis Hilang di Pantai Australia
Preview Atl Madrid vs Juventus: Mematikan Ronaldo Saja Tak Akan Cukup untuk Atletico
Museum di Swiss Ini Tampilkan Patung Lilin Fashion Blogger Indonesia
Menpora Optimis Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032
Pria Ini Cosplay Fogging, Nyamuk Nggak Kabur Malah Ngakak
Aksi Sopir Truk Hindari Kecelakaan Beruntun, Tenang Banget!
Pria Ini Cosplay Fogging, Nyamuk Nggak Kabur Malah Ngakak
Rusia Kirim 300 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Venezuela
ESDM Gandeng Inggris Kembangkan Energi Baru Terbarukan di Indonesia Timur
Pasien Serangan Jantung Bisa Segera Ditangani Asal Waktunya Tepat
Disebut Selingkuh dengan Vernita Syabilla, Richie Five Minutes: Saya Khilaf
Pertamina Operasikan 2 SPBU di Tol Solo-Ngawi
Dituntut 5 Tahun Bui dalam Kasus Suap, Suami Inneke Merasa Dijebak KPK
Pria Ini Cosplay Fogging, Nyamuk Nggak Kabur Malah Ngakak
Aksi Sopir Truk Hindari Kecelakaan Beruntun, Tenang Banget!
Pria Ini Cosplay Fogging, Nyamuk Nggak Kabur Malah Ngakak
Rusia Kirim 300 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Venezuela
ESDM Gandeng Inggris Kembangkan Energi Baru Terbarukan di Indonesia Timur
Pasien Serangan Jantung Bisa Segera Ditangani Asal Waktunya Tepat
Disebut Selingkuh dengan Vernita Syabilla, Richie Five Minutes: Saya Khilaf
Pertamina Operasikan 2 SPBU di Tol Solo-Ngawi
Dituntut 5 Tahun Bui dalam Kasus Suap, Suami Inneke Merasa Dijebak KPK