Penelitian Ilmuwan Inggris Disebut Bisa Ramal Gunung Agung Bali Meletus
Posted Date : 21-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 198 kali.
Merdeka.com - Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications dianggap bisa meramalkan letusan di masa depan dari Gunung Agung di Bali.
Salah satu yang terpenting adalah ditemukannya bukti geofisika, yang kemungkinan merupakan sistem pipa vulkanik yang saling terhubung antara Gunung Agung dengan Gunung Batur.
Letusan Gunung Agung sebelumnya pada tahun 1963 menewaskan hampir 2.000 orang dan diikuti oleh letusan-letusan kecil di gunung berapi tetangganya, Gunung Batur.
Karena peristiwa masa lalu ini adalah salah satu letusan gunung berapi paling mematikan di Abad ke-20, maka upaya besar dikerahkan oleh komunitas ilmuwan untuk memantau dan memahami bangunnya kembali aktivitas Gunung Agung.
Dalam erupsi terbaru pada November 2017, dua bulan sebelum letusan, tiba-tiba terjadi peningkatan sejumlah gempa kecil di sekitar gunung berapi yang tidur selama 54 tahun itu. Peristiwa ini memicu evakuasi sekitar 100.000 orang.
Menggunakan citra satelit Sentinel-1
Tim ilmuwan dari Fakultas Ilmu Kebumian University of Bristol, yang dipimpin oleh Dr. Juliet Biggs, menggunakan citra satelit Sentinel-1 yang disediakan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk memantau deformasi tanah di Gunung Agung.
"Dari pemantauan jarak jauh, kami dapat memetakan setiap gerakan tanah, yang mungkin merupakan indikator bahwa magma segar bergerak di bawah gunung berapi," ujar Biggs yang dikutip dari DW Indonesia, Rabu (20/2/2019).
Dalam studi terbaru, yang dilakukan dengan menggandeng Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Indonesia (CVGHM), tim ini mendeteksi kenaikan sekitar 8-10 cm di sisi utara gunung berapi selama periode aktivitas gempa bumi yang hebat.
Dr. Fabien Albino, dari Bristol School of Earth Sciences menambahkan: "Yang mengejutkan adalah kami memperhatikan bahwa baik aktivitas gempa dan sinyal deformasi tanah terletak lima kilometer dari puncak, yang berarti bahwa magma bergerak ke samping serta vertikal ke atas."
"Studi kami memberikan bukti geofisika pertama bahwa Gunung Agung dan Gunung Batur mungkin memiliki sistem pipa vulkanik yang terhubung," lanjutnya.
Tim peneliti menyebutkan: "Temuan ini memiliki implikasi penting bagi peramalan letusan dan bisa menjelaskan terjadinya letusan simultan seperti pada tahun 1963."
Studi tersebut didanai oleh Pusat Pengamatan dan Pemodelan Gempa Bumi, Gunung Berapi, dan Tektonik (COMET), sebuah pusat penelitian terkemuka dunia yang berfokus pada proses tektonik dan vulkanik dengan menggunakan teknik observasi Bumi.
Sumber: Liputan6.com [pan]
Sumber : https://www.merdeka.com/dunia/penelitian-ilmuwan-inggris-disebut-bisa-ramal-gunung-agung-bali-meletus.html
Salah satu yang terpenting adalah ditemukannya bukti geofisika, yang kemungkinan merupakan sistem pipa vulkanik yang saling terhubung antara Gunung Agung dengan Gunung Batur.
Letusan Gunung Agung sebelumnya pada tahun 1963 menewaskan hampir 2.000 orang dan diikuti oleh letusan-letusan kecil di gunung berapi tetangganya, Gunung Batur.
Karena peristiwa masa lalu ini adalah salah satu letusan gunung berapi paling mematikan di Abad ke-20, maka upaya besar dikerahkan oleh komunitas ilmuwan untuk memantau dan memahami bangunnya kembali aktivitas Gunung Agung.
Dalam erupsi terbaru pada November 2017, dua bulan sebelum letusan, tiba-tiba terjadi peningkatan sejumlah gempa kecil di sekitar gunung berapi yang tidur selama 54 tahun itu. Peristiwa ini memicu evakuasi sekitar 100.000 orang.
Menggunakan citra satelit Sentinel-1
Tim ilmuwan dari Fakultas Ilmu Kebumian University of Bristol, yang dipimpin oleh Dr. Juliet Biggs, menggunakan citra satelit Sentinel-1 yang disediakan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk memantau deformasi tanah di Gunung Agung.
"Dari pemantauan jarak jauh, kami dapat memetakan setiap gerakan tanah, yang mungkin merupakan indikator bahwa magma segar bergerak di bawah gunung berapi," ujar Biggs yang dikutip dari DW Indonesia, Rabu (20/2/2019).
Dalam studi terbaru, yang dilakukan dengan menggandeng Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Indonesia (CVGHM), tim ini mendeteksi kenaikan sekitar 8-10 cm di sisi utara gunung berapi selama periode aktivitas gempa bumi yang hebat.
Dr. Fabien Albino, dari Bristol School of Earth Sciences menambahkan: "Yang mengejutkan adalah kami memperhatikan bahwa baik aktivitas gempa dan sinyal deformasi tanah terletak lima kilometer dari puncak, yang berarti bahwa magma bergerak ke samping serta vertikal ke atas."
"Studi kami memberikan bukti geofisika pertama bahwa Gunung Agung dan Gunung Batur mungkin memiliki sistem pipa vulkanik yang terhubung," lanjutnya.
Tim peneliti menyebutkan: "Temuan ini memiliki implikasi penting bagi peramalan letusan dan bisa menjelaskan terjadinya letusan simultan seperti pada tahun 1963."
Studi tersebut didanai oleh Pusat Pengamatan dan Pemodelan Gempa Bumi, Gunung Berapi, dan Tektonik (COMET), sebuah pusat penelitian terkemuka dunia yang berfokus pada proses tektonik dan vulkanik dengan menggunakan teknik observasi Bumi.
Sumber: Liputan6.com [pan]
Sumber : https://www.merdeka.com/dunia/penelitian-ilmuwan-inggris-disebut-bisa-ramal-gunung-agung-bali-meletus.html
Cegah Korupsi, Hendi Ajak Istri ASN Terlibat
Aryaduta Lippo Village Hadirkan Konsep Unik Nikah di Atas Air
Curhat di Medsos Soal Ukuran Mr P Suami, Perempuan Digugat Cerai
Wanita Ini Tembak Suaminya karena Perdebatan Kecil, Masalah Apa?
Smartphone Penumpang Keluarkan Asap, Kereta MRT Dievakuasi
Jadi Korban Harapan Palsu, Rupiah Melemah, 1 Dolar AS Rp 14.058
Tekad Kuat Nenek 81 Tahun Jadi Hafizah Alquran
Tragis, Mempelai Pria Tewas Kecelakaan di Hari Pernikahan
Bank Sampah Berseri Bengkalis Bisa Ditukar Dengan Token Listrik
Nyabu, Ajudan Wagub Dan Dua ASN Pemprov Maluku Ditangkap Polisi
Aryaduta Lippo Village Hadirkan Konsep Unik Nikah di Atas Air
Curhat di Medsos Soal Ukuran Mr P Suami, Perempuan Digugat Cerai
Wanita Ini Tembak Suaminya karena Perdebatan Kecil, Masalah Apa?
Smartphone Penumpang Keluarkan Asap, Kereta MRT Dievakuasi
Jadi Korban Harapan Palsu, Rupiah Melemah, 1 Dolar AS Rp 14.058
Tekad Kuat Nenek 81 Tahun Jadi Hafizah Alquran
Tragis, Mempelai Pria Tewas Kecelakaan di Hari Pernikahan
Bank Sampah Berseri Bengkalis Bisa Ditukar Dengan Token Listrik
Nyabu, Ajudan Wagub Dan Dua ASN Pemprov Maluku Ditangkap Polisi
Luas Hutan yang Terbakar di Riau Capai 857 Hektare, Bengkalis Titik Paling Parah
Rudal Canggih Rusia S-400 Rusak Kena Hantam Badai
Maduro: Seluruh Dunia Akan Bangkit Bela Venezuela Jika AS Menyerbu
Game PUBG Tuai Kecaman di India
Dicurigai Rencanakan Teror, Petugas Penjaga Pantai AS Ditangkap
Kebakaran Gedung Penyimpan Bahan Kimia di Bangladesh, 45 Orang Tewas
Subscriber Capai 11 Juta, Atta Halilintar Siap Pegang Jabatan Ini
Dibekuk Saat Razia Lalu Lintas, Terduga Teroris Dibawa ke Polda Jateng
Tim Jaguar Bekuk Geng Motor, Pelakunya Masih ABG
Prakiraan BMKG: Kamis Siang Hujan dan Angin Kencang di Jakarta
Rudal Canggih Rusia S-400 Rusak Kena Hantam Badai
Maduro: Seluruh Dunia Akan Bangkit Bela Venezuela Jika AS Menyerbu
Game PUBG Tuai Kecaman di India
Dicurigai Rencanakan Teror, Petugas Penjaga Pantai AS Ditangkap
Kebakaran Gedung Penyimpan Bahan Kimia di Bangladesh, 45 Orang Tewas
Subscriber Capai 11 Juta, Atta Halilintar Siap Pegang Jabatan Ini
Dibekuk Saat Razia Lalu Lintas, Terduga Teroris Dibawa ke Polda Jateng
Tim Jaguar Bekuk Geng Motor, Pelakunya Masih ABG
Prakiraan BMKG: Kamis Siang Hujan dan Angin Kencang di Jakarta