Peneliti: Asap Kebakaran Hutan Bikin Bayi Lebih Pendek
Posted Date : 26-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 221 kali.
Hidayatullah.com– Hasil riset para peneliti dari Duke University, Amerika Serikat menemukan dampak negatif dari kebakaran hutan pada kesehatan manusia.
Penelitian terbaru berjudul “Seeking Natural Capital Projects: Forest Fires, Haze, and Early-life Exposure in Indonesia” yang dipublikasikan di situs organisasi Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) melansir kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia pada 1997 memberi pengaruh negatif terhadap pertumbuhan anak-anak.
Bahkan oleh majalah TIME, peristiwa kebakaran hutan tahun 1997 itu dinobatkan sebagai salah satu yang terburuk sepanjang masa.
Selama peristiwa tragis ini, hampir 11 juta hektare tanah dibakar untuk tanaman baru, dengan asap dan kabut meluas hingga ke Malaysia, Brunei, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Polusi yang dihasilkan sedemikian buruknya hingga memberi dampak negatif pada pertumbuhan. Penelitian PNAS membuktikan bahwa bahkan anak-anak di dalam rahim dapat terpapar polusi asap, yang berpotensi menghambat pertumbuhan tinggi badan mereka.
Temuan riset juga menyebutkan bahwa udara beracun dapat menyaring pasokan oksigen janin dan menyebabkan perubahan permanen, yang berpotensi menyebabkan berat badan bayi saat lahir rendah dan tinggi badan yang lebih pendek di usia dewasa.
“Berbeda dari penelitian sebelumnya, yang memfokuskan perhatian pada kasus kematian yang disebabkan oleh kebakaran hutan, kami menfokuskan riset pada jutaan korban selamat namun menderita penurunan fungsi dan kemampuan,” tulis para periset seperti dilansir Indonesia Inside dari DW.de., Selasa (26/02/2019).
Sudah umum diketahui bahwa polusi udara dapat memberi dampak negatif pada kesehatan, terutama pada anak-anak. Namun hasil studi terbaru ini menunjukkan bahwa kebakaran hutan lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan sebelumnya.
Kebakaran hutan tahun 1997 merupakan bencana besar. Jumlah besar sulfida, dinitrogen oksida, dan abu lepas ke udara, menghasilkan seperempat dari jumlah emisi karbon tahun itu.
Diperkirakan peristiwa ini membuat sekitar 20 juta orang terdampak negatif pada kesehatan mereka. Hasil penelitian terbaru diketahui sekitar satu juta anak-anak dan bayi dalam kandungan turut terpengaruh polusi udara.
Sebagai bagian dari penelitian, para periset di Duke University, AS memeriksa 560 anak yang terkena dampak. Mereka, selama kebakaran hutan masih berada di dalam kandungan atau berusia kurang dari enam bulan.
Para peneliti menganalisis data paparan prenatal terhadap polusi, gizi anak, faktor iklim, informasi genetik, dan faktor sosial lainnya.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang lahir selama peristiwa kebakaran hutan (1997 hingga 1998), rata-rata lebih pendek 3,4 sentimeter di usia 17 tahun dibandingkan jika mereka tidak terpapar polusi saat kecil.
Melalui hasil penelitian ini, para periset menekankan perlunya kebijakan untuk mendeteksi dan menekan kebakaran atau memberlakukan larangan bakar hutan. Menurut mereka, kebijakan semacam itu akan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Temuan ini juga memberikan justifikasi yang kuat untuk kebijakan pemerintah Indonesia yang sedang dilakukan terkait pemulihan hutan, termasuk kebijakan yang berfokus pada pemulihan lahan gambut. *
Rep: Admin Hidcom
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Sumber : https://www.hidayatullah.com/iptekes/kesehatan/read/2019/02/26/160479/peneliti-asap-kebakaran-hutan-bikin-bayi-lebih-pendek.html
Penelitian terbaru berjudul “Seeking Natural Capital Projects: Forest Fires, Haze, and Early-life Exposure in Indonesia” yang dipublikasikan di situs organisasi Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) melansir kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia pada 1997 memberi pengaruh negatif terhadap pertumbuhan anak-anak.
Bahkan oleh majalah TIME, peristiwa kebakaran hutan tahun 1997 itu dinobatkan sebagai salah satu yang terburuk sepanjang masa.
Selama peristiwa tragis ini, hampir 11 juta hektare tanah dibakar untuk tanaman baru, dengan asap dan kabut meluas hingga ke Malaysia, Brunei, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Polusi yang dihasilkan sedemikian buruknya hingga memberi dampak negatif pada pertumbuhan. Penelitian PNAS membuktikan bahwa bahkan anak-anak di dalam rahim dapat terpapar polusi asap, yang berpotensi menghambat pertumbuhan tinggi badan mereka.
Temuan riset juga menyebutkan bahwa udara beracun dapat menyaring pasokan oksigen janin dan menyebabkan perubahan permanen, yang berpotensi menyebabkan berat badan bayi saat lahir rendah dan tinggi badan yang lebih pendek di usia dewasa.
“Berbeda dari penelitian sebelumnya, yang memfokuskan perhatian pada kasus kematian yang disebabkan oleh kebakaran hutan, kami menfokuskan riset pada jutaan korban selamat namun menderita penurunan fungsi dan kemampuan,” tulis para periset seperti dilansir Indonesia Inside dari DW.de., Selasa (26/02/2019).
Sudah umum diketahui bahwa polusi udara dapat memberi dampak negatif pada kesehatan, terutama pada anak-anak. Namun hasil studi terbaru ini menunjukkan bahwa kebakaran hutan lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan sebelumnya.
Kebakaran hutan tahun 1997 merupakan bencana besar. Jumlah besar sulfida, dinitrogen oksida, dan abu lepas ke udara, menghasilkan seperempat dari jumlah emisi karbon tahun itu.
Diperkirakan peristiwa ini membuat sekitar 20 juta orang terdampak negatif pada kesehatan mereka. Hasil penelitian terbaru diketahui sekitar satu juta anak-anak dan bayi dalam kandungan turut terpengaruh polusi udara.
Sebagai bagian dari penelitian, para periset di Duke University, AS memeriksa 560 anak yang terkena dampak. Mereka, selama kebakaran hutan masih berada di dalam kandungan atau berusia kurang dari enam bulan.
Para peneliti menganalisis data paparan prenatal terhadap polusi, gizi anak, faktor iklim, informasi genetik, dan faktor sosial lainnya.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang lahir selama peristiwa kebakaran hutan (1997 hingga 1998), rata-rata lebih pendek 3,4 sentimeter di usia 17 tahun dibandingkan jika mereka tidak terpapar polusi saat kecil.
Melalui hasil penelitian ini, para periset menekankan perlunya kebijakan untuk mendeteksi dan menekan kebakaran atau memberlakukan larangan bakar hutan. Menurut mereka, kebijakan semacam itu akan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Temuan ini juga memberikan justifikasi yang kuat untuk kebijakan pemerintah Indonesia yang sedang dilakukan terkait pemulihan hutan, termasuk kebijakan yang berfokus pada pemulihan lahan gambut. *
Rep: Admin Hidcom
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Sumber : https://www.hidayatullah.com/iptekes/kesehatan/read/2019/02/26/160479/peneliti-asap-kebakaran-hutan-bikin-bayi-lebih-pendek.html
Kompak Datangi Desainer, Siti Badriah dan Pacar Fitting Busana Lamaran atau Pernikahan?
Tak Takut Jika Jadi Tersangka, Dewi Perssik Sudah Siapkan Bukti dan Saksi
Setelah Risa Saraswati, Pablo Benua Kini Serang Mbah Mijan
Setahun Tak Disentuh, Begini Nasib Benda-Benda Pusaka Milik Roro Fitria
Bukan Buat Hilda Vitria, Billy Syahputra Habiskan Rp 100 Juta untuk Hal Ini
Calon Suami Penurut, Femmy Permatasari Siapkan Pernikahan Tanpa Ribut
Gading Marten dan Luna Maya Dijodohkan, Begini Tanggapan Keluarga
Melahirkan Anak Ketiga Pas Pemilu, Melinda Todong Nama ke Prabowo
Setahun Berada di Jeruji Besi, Kecanduan Sabu Roro Fitria Belum Juga Pergi
Pesan 2 Jas Pengantin, Calon Suami Femmy Permatasari Rogoh Kocek Puluhan Juta
Tak Takut Jika Jadi Tersangka, Dewi Perssik Sudah Siapkan Bukti dan Saksi
Setelah Risa Saraswati, Pablo Benua Kini Serang Mbah Mijan
Setahun Tak Disentuh, Begini Nasib Benda-Benda Pusaka Milik Roro Fitria
Bukan Buat Hilda Vitria, Billy Syahputra Habiskan Rp 100 Juta untuk Hal Ini
Calon Suami Penurut, Femmy Permatasari Siapkan Pernikahan Tanpa Ribut
Gading Marten dan Luna Maya Dijodohkan, Begini Tanggapan Keluarga
Melahirkan Anak Ketiga Pas Pemilu, Melinda Todong Nama ke Prabowo
Setahun Berada di Jeruji Besi, Kecanduan Sabu Roro Fitria Belum Juga Pergi
Pesan 2 Jas Pengantin, Calon Suami Femmy Permatasari Rogoh Kocek Puluhan Juta
Kasus Inses di Lampung, Kepedulian Masyarakat harus Lebih Ditingkatkan
Kemendagri Bantah Pencantuman Kolom Penghayat di KTP Bakal Hilangkan Agama
Warga Aceh Tangkap Sepasang Kekasih Nekat Maksiat di Masjid
Kaisar Jepang Akihito Turun Tahta Akhir April 2019
YLKI Minta Menhub Larang Ruang Merokok di Bus AKAP
Polisi Israel Tangkap Seorang Ulama Senior di Yerusalem
Polisi Temukan Kejanggalan Kasus Perkosaan Bidan Y, Seorang Pria Dipaksa Mengaku
Ini Motif Pemuda Bunuh Diri Loncat dari Gedung TRANSmart Lampung
Mahershala Ali Catat Sejarah di Piala Oscar
Jihad Islam Palestina Sebut Kembangkan Rudal Baru yang Dapat Menjangkau Tel Aviv
Kemendagri Bantah Pencantuman Kolom Penghayat di KTP Bakal Hilangkan Agama
Warga Aceh Tangkap Sepasang Kekasih Nekat Maksiat di Masjid
Kaisar Jepang Akihito Turun Tahta Akhir April 2019
YLKI Minta Menhub Larang Ruang Merokok di Bus AKAP
Polisi Israel Tangkap Seorang Ulama Senior di Yerusalem
Polisi Temukan Kejanggalan Kasus Perkosaan Bidan Y, Seorang Pria Dipaksa Mengaku
Ini Motif Pemuda Bunuh Diri Loncat dari Gedung TRANSmart Lampung
Mahershala Ali Catat Sejarah di Piala Oscar
Jihad Islam Palestina Sebut Kembangkan Rudal Baru yang Dapat Menjangkau Tel Aviv