Tenangnya Hati Karena Ingat Akhirat
Posted Date : 09-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 204 kali.
SIFAT dunia adalah fana, gemerlapnya bukan sumber ketenangan, banyaknya bukan pondasi kebahagiaan. Dunia, segala sisinya adalah kekeruhan, kecuali digunakan untuk ketaatan dan pengabdian kepada Allah Ta’ala.
Hanya agama (baca Islam) yang mampu memberikan uraian perihal hakikat dunia secara rasional dan empiris. Manusia yang kafir kepada ajaran Islam, tidak ada tujuan tertinggi dalam hidupnya, kecuali sumber dari kegelisahan itu sendiri, yakni segala macam capaian keduniaan, mulai dari harta hingga tahta.
Meski demikian, tidak berarti orang beriman lepas dari kegelisahan semacam itu. Kerapkali manusia enggan berpikir, sehingga dalam hidupnya, bahkan ada yang sepanjang hidup, hatinya selalu menjadi tempat kegelisahan demi kegelisahan. Di sini kita perlu terus membaca perihal apa itu dunia secara hakiki.
Jabir ibn ‘Awn al-Asadi berkata, “Dalam sambutan pertamanya sebagai khalifah pada masa Bani Umayyah (715-717) Sulaiman ibn Abdul Malik mengatakan, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan, menghilangkan, dan merendahkan sesuatu yang dikehendaki-Nya; memberi dan menghalangi siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya dunia adalah negeri tipu daya, tempat kebathilan, dan perhiasan yang tidak stabil; sebentar tertawa kemudian menangis; sebentar menangis kemudian tertawa; sebentar menakutkan kemudian mengamankan; sebentar mengamankan kemudian menakutkan; mengubah orang yang kaya jadi fakir; dan mengubah orang fakir menjadi kaya.
Wahai hamba Allah jadikanlah kitab Allah Ta’ala sebagai imam, ridhailah, dan jadikanlah ia sebagai panutan. Ia menghapus (nasakh) kitab sebelumnya dan tidak akan ada kitab setelahnya yang menghapusnya.
Ketahuilah, wahai hamba Allah, Al-Qur’an ini dapat menyingsingkan tipu daya dan kedengkian setan laksana cahaya subuh ketika fajar menyingsing selepas malam yang meninggalkan gelapnya.”
Oleh karena itu, jangan pernah gelisah karena keadaan hidup kita di dunia. Sejauh yang kita miliki halal, walau pun sedikit, atau bahkan mungkin mengundang orang lain memandang kita dengan pandangan yang merendahkan, itu jauh lebih baik jika benar-benar halal dan tidak mengandung unsur yang mengundang murka Allah Ta’ala.
Sebaliknya, tidak perlu berbangga dengan apa yang berhasil dicapai dalam urusan duniawi. Sebab, belum tentu semua aset yang kita miliki benar-benar bersih dari unsur yang dapat memberatkan hisab kita di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, menarik kita simak nasihat Ali bin Abi Thalib kepada Salman Al-Farisi.
“Dunia laksana ular. Siapapun yang memegangnya bakal dibinasakan dengan bisanya.
Berpalinglah dari barang-barang dunia yang menakjubkanmu karena bagian dunia yang bisa kamu dapatkan hanya sedikit. Jangan gelisah karena dunia lantaran jelas-jelas kamu bakal meninggalkannya.
Jadikanlah sesuatu yang membuatmu bahagia di dunia adalah hal yang paling ditakuti olehnya. Setiap kali budak dunia merasa damai dan mendapatkan kebahagiaan, setiap kali itu pula ada ketidaknyamanan yang mengganggunya.”
Demikianlah dunia yang dibanggakan oleh sebagian manusia dan digelisahkan oleh sebagian yang lain. Mereka benar-benar lupa bahwa dunia bukanlah tempat yang layak dibanggakan atau pun digelisahkan. Sebab dunia tidak diciptakan melainkan untuk menguji keimanan.
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah menjadikan engkau semua sebagai khalifah di bumi itu. Maka Allah akan melihat bagaimana yang engkau lakukan. Oleh sebab itu, waspadalah terhadap dunia dan waspadalah terhadap wanita. Karena awal fitnah bagi Bani Israil adalah wanita.” (HR. Muslim).
Selanjutnya kita dapat melihat hakikat dunia ini dari firman Allah Ta’ala.
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahfi [18]: 7).
Dengan demikian janganlah bersusah payah dalam kehidupan dunia ini kecuali pada apa yang dapat terus menemani kita hingga ke akhirat, yakni ilmu dan amal.
Gelisahlah jika tak memiliki ilmu sehingga merasa diri terus butuh terhadap ilmu. Gundahlah jika tak punya amal, sehingga harta di tangan tak sempat membuat hati sombong, karena harta itu akan binasa dan membinasakan, kecuali diinfakkan di jalan Allah Ta’ala.
Jika seseorang kegelisahan dan kegundahannya sudah pada tahap esensial seperti itu, perihal ilmu dan amal, insya Allah kebahagiaan dan ketenangan batin akan bersarang di dalam dadanya, bagaimanapun keadaannya. Sebab ia sadar, semua baik, jika menguatkan iman, menambah ilmu dan mendorong diri beramal.*/Imam Nawawi
Rep: Admin Hidcom
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Sumber : https://www.hidayatullah.com/kajian/tazkiyatun-nafs/read/2019/03/09/161057/tenangnya-hati-karena-ingat-akhirat.html
Hanya agama (baca Islam) yang mampu memberikan uraian perihal hakikat dunia secara rasional dan empiris. Manusia yang kafir kepada ajaran Islam, tidak ada tujuan tertinggi dalam hidupnya, kecuali sumber dari kegelisahan itu sendiri, yakni segala macam capaian keduniaan, mulai dari harta hingga tahta.
Meski demikian, tidak berarti orang beriman lepas dari kegelisahan semacam itu. Kerapkali manusia enggan berpikir, sehingga dalam hidupnya, bahkan ada yang sepanjang hidup, hatinya selalu menjadi tempat kegelisahan demi kegelisahan. Di sini kita perlu terus membaca perihal apa itu dunia secara hakiki.
Jabir ibn ‘Awn al-Asadi berkata, “Dalam sambutan pertamanya sebagai khalifah pada masa Bani Umayyah (715-717) Sulaiman ibn Abdul Malik mengatakan, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan, menghilangkan, dan merendahkan sesuatu yang dikehendaki-Nya; memberi dan menghalangi siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya dunia adalah negeri tipu daya, tempat kebathilan, dan perhiasan yang tidak stabil; sebentar tertawa kemudian menangis; sebentar menangis kemudian tertawa; sebentar menakutkan kemudian mengamankan; sebentar mengamankan kemudian menakutkan; mengubah orang yang kaya jadi fakir; dan mengubah orang fakir menjadi kaya.
Wahai hamba Allah jadikanlah kitab Allah Ta’ala sebagai imam, ridhailah, dan jadikanlah ia sebagai panutan. Ia menghapus (nasakh) kitab sebelumnya dan tidak akan ada kitab setelahnya yang menghapusnya.
Ketahuilah, wahai hamba Allah, Al-Qur’an ini dapat menyingsingkan tipu daya dan kedengkian setan laksana cahaya subuh ketika fajar menyingsing selepas malam yang meninggalkan gelapnya.”
Oleh karena itu, jangan pernah gelisah karena keadaan hidup kita di dunia. Sejauh yang kita miliki halal, walau pun sedikit, atau bahkan mungkin mengundang orang lain memandang kita dengan pandangan yang merendahkan, itu jauh lebih baik jika benar-benar halal dan tidak mengandung unsur yang mengundang murka Allah Ta’ala.
Sebaliknya, tidak perlu berbangga dengan apa yang berhasil dicapai dalam urusan duniawi. Sebab, belum tentu semua aset yang kita miliki benar-benar bersih dari unsur yang dapat memberatkan hisab kita di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, menarik kita simak nasihat Ali bin Abi Thalib kepada Salman Al-Farisi.
“Dunia laksana ular. Siapapun yang memegangnya bakal dibinasakan dengan bisanya.
Berpalinglah dari barang-barang dunia yang menakjubkanmu karena bagian dunia yang bisa kamu dapatkan hanya sedikit. Jangan gelisah karena dunia lantaran jelas-jelas kamu bakal meninggalkannya.
Jadikanlah sesuatu yang membuatmu bahagia di dunia adalah hal yang paling ditakuti olehnya. Setiap kali budak dunia merasa damai dan mendapatkan kebahagiaan, setiap kali itu pula ada ketidaknyamanan yang mengganggunya.”
Demikianlah dunia yang dibanggakan oleh sebagian manusia dan digelisahkan oleh sebagian yang lain. Mereka benar-benar lupa bahwa dunia bukanlah tempat yang layak dibanggakan atau pun digelisahkan. Sebab dunia tidak diciptakan melainkan untuk menguji keimanan.
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah menjadikan engkau semua sebagai khalifah di bumi itu. Maka Allah akan melihat bagaimana yang engkau lakukan. Oleh sebab itu, waspadalah terhadap dunia dan waspadalah terhadap wanita. Karena awal fitnah bagi Bani Israil adalah wanita.” (HR. Muslim).
Selanjutnya kita dapat melihat hakikat dunia ini dari firman Allah Ta’ala.
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahfi [18]: 7).
Dengan demikian janganlah bersusah payah dalam kehidupan dunia ini kecuali pada apa yang dapat terus menemani kita hingga ke akhirat, yakni ilmu dan amal.
Gelisahlah jika tak memiliki ilmu sehingga merasa diri terus butuh terhadap ilmu. Gundahlah jika tak punya amal, sehingga harta di tangan tak sempat membuat hati sombong, karena harta itu akan binasa dan membinasakan, kecuali diinfakkan di jalan Allah Ta’ala.
Jika seseorang kegelisahan dan kegundahannya sudah pada tahap esensial seperti itu, perihal ilmu dan amal, insya Allah kebahagiaan dan ketenangan batin akan bersarang di dalam dadanya, bagaimanapun keadaannya. Sebab ia sadar, semua baik, jika menguatkan iman, menambah ilmu dan mendorong diri beramal.*/Imam Nawawi
Rep: Admin Hidcom
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Sumber : https://www.hidayatullah.com/kajian/tazkiyatun-nafs/read/2019/03/09/161057/tenangnya-hati-karena-ingat-akhirat.html
Banjir Jatim, BMH-SAR Hidayatullah Beri Bantuan
Pelempar Bom Ikan ke Guru Ngaji di Pasuruan Mengaku Salah Sasaran
Ini Identitas 3 Anggota TNI yang Gugur Ditembak di Papua
Israel Tuding Saluran TV Al-Aqsha Sebagai Organisasi Teroris
Studi: Kematian Akibat Bunuh Diri, Alkohol dan Narkoba di AS Capai Rekor Tertinggi pada 2017
Mal Terbesar di Indonesia ‘Hijrah’ jadi Pusat Kajian
Ratusan Penerima Bantuan di Ogan Ilir Pilih Mundur karena Malu Dicap Keluarga Miskin
Juragan Durian Janjikan Hadiah Rp 4,4 M untuk Jodoh Putrinya
Zul ‘Zivilia’ Ditangkap Polisi karena Narkoba
Persatuan Ulama Sedunia Serukan Bela Al-Aqsha di Mimbar
Pelempar Bom Ikan ke Guru Ngaji di Pasuruan Mengaku Salah Sasaran
Ini Identitas 3 Anggota TNI yang Gugur Ditembak di Papua
Israel Tuding Saluran TV Al-Aqsha Sebagai Organisasi Teroris
Studi: Kematian Akibat Bunuh Diri, Alkohol dan Narkoba di AS Capai Rekor Tertinggi pada 2017
Mal Terbesar di Indonesia ‘Hijrah’ jadi Pusat Kajian
Ratusan Penerima Bantuan di Ogan Ilir Pilih Mundur karena Malu Dicap Keluarga Miskin
Juragan Durian Janjikan Hadiah Rp 4,4 M untuk Jodoh Putrinya
Zul ‘Zivilia’ Ditangkap Polisi karena Narkoba
Persatuan Ulama Sedunia Serukan Bela Al-Aqsha di Mimbar
Warga Gaza Baca Al-Qur’an sebagai ‘Obat Bius’ saat Dioperasi
Utusan Amerika Minta Akses ke Xinjiang, Bilang China Kobarkan Perang Melawan Agama
Serbia Beri Lampu Hijau Pembangunan Pipa Gas Turkish Stream
Pelajaran Musik di Sebagian Sekolah Negeri di Inggris Berkurang
Sembunyikan Kasus Pedofil Uskup Agung Lyon Mundur Setelah Divonis Hukuman Percobaan
Pembentukan Grup Kerjasama Parlemen Indonesia-Mesir
Jadi Pengedar Narkoba, Zul Zivilia Sepi Job dan Punya Masalah Ekonomi?
Marah Suami Cari Simpanan Seperti Bella Luna, Istri Sah Usir Nana dari Rumah
Billy dan Hilda Dikabarkan Putus, Kriss Hatta Yakin Cuma Setingan
Yuk, Kenalan dengan Frederika Alexis Cull Puteri Indonesia 2019
Utusan Amerika Minta Akses ke Xinjiang, Bilang China Kobarkan Perang Melawan Agama
Serbia Beri Lampu Hijau Pembangunan Pipa Gas Turkish Stream
Pelajaran Musik di Sebagian Sekolah Negeri di Inggris Berkurang
Sembunyikan Kasus Pedofil Uskup Agung Lyon Mundur Setelah Divonis Hukuman Percobaan
Pembentukan Grup Kerjasama Parlemen Indonesia-Mesir
Jadi Pengedar Narkoba, Zul Zivilia Sepi Job dan Punya Masalah Ekonomi?
Marah Suami Cari Simpanan Seperti Bella Luna, Istri Sah Usir Nana dari Rumah
Billy dan Hilda Dikabarkan Putus, Kriss Hatta Yakin Cuma Setingan
Yuk, Kenalan dengan Frederika Alexis Cull Puteri Indonesia 2019