Patung Ayah Bashar al Assad Picu Demo Anti-Suriah

Posted Date : 12-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 244 kali.


Hidayatullah.com—Sebuah patung perunggu besar Hafez al-Assad, ayah penguasa Suriah, Bashar al Assad memicu ratusan warga turun ke jalan-jalan di Kota Deraa kemarin.

Hafez al Assad yang memerintah Suriah dengan cengkeraman tangan besi selama lebih dari tiga dekade hingga kematiannya pada tahun 2000, ditempatkan di tempat yang sama sebelum dihancurkan pada tahun 2011.

Cuplikan media sosial menunjukkan orang-orang meneriakkan, “Suriah milik kita, bukan untuk Rumah Assad” dan “Patung Anda dari masa lalu, tidak diterima di sini.”

Sebuah plakat bertuliskan: “Negara telah hancur dan, alih-alih rekonstruksi, kami menempatkan kenangan” menghiasi pawai anti-rezim terbesar di luar daerah oposisi sejak awal perang dimulai.

Banyak dari Daraa – yang dikenal sebagai tempat lahir revolusi – terletak di reruntuhan setelah bertahun-tahun pemboman, dan beberapa layanan telah dipulihkan sejak kota itu ambil alih dari oposisi pada bulan Juli.

Para demonstran juga menyatakan kemarahannya atas berlanjutnya penangkapan terhadap mantan aktivis oposisi yang dijanjikan perlindungan berdasarkan kesepakatan menyerah.

Daraa adalah tempat kubu oposisi terbaru yang jatuh. Setelah berminggu-minggu dibombardir, oposisi menyetujui kesepakatan yang ditengahi oleh sekutu rezim Rusia.

Perjanjian itu melihat mantan faksi oposisi dan polisi militer Rusia bersama-sama berpatroli di daerah itu tanpa kehadiran pasukan Suriah, yang memberi warga lebih banyak rasa aman untuk melakukan protes daripada di daerah lain.

“Ada protes kecil dan damai setelah shalat pada hari Jumat selama beberapa minggu sekarang,” kata seorang warga Daraa, yang berbicara kepada Telegraph dengan syarat namanya tidak dipublikasikan. “Tapi Rusia bertanggung jawab atas segalanya, jadi semua orang takut.”

Dia mengatakan dia yakin namanya ada di “daftar hitam” pemerintah Suriah dan khawatir akan keselamatannya jika pasukan pro-rezim mengidentifikasinya.

“Tetapi orang-orang sedang menguji batas sekarang, melihat seberapa jauh kita dapat mendorong kembali,” katanya.

Kepala oposisi Suriah memuji keberanian para demonstran karena mereka berada di bawah pemerintahan besi namun berani mengangkat slogan-slogan revolusi pertama, tulis Nasr al-Hariri melalui akun Twitter.

“Setelah bertahun-tahun penyiksaan, penderitaan, pembunuhan, pemindahan dan kehancuran, musim semi Suriah kembali mekar.”

Pengamat mengatakan bahwa sementara protes itu signifikan, negara itu jauh dari melihat oposisi baru.

“Butuh keberanian besar untuk berpartisipasi dalam protes di Daraa, meskipun tidak ada pasukan rezim di Kota Tua, tetapi ini bukan 2011 yang berulang,” kata Elizabeth Tsurkov, peneliti di Forum untuk Pemikir Regional yang mengkhususkan diri di Suriah.

“Situasi di Daraa dan daerah-daerah yang direbut kembali oleh rezim dari para oposisi sepanjang perang cukup mengerikan. Tak satu pun dari masalah yang memicu kelompok oposisi 2011 telah diatasi, dan faktanya, situasinya semakin memburuk: penindasan dan korupsi hanya meningkat, pengangguran merajalela dan sangat sedikit rekonstruksi, ”katanya kepada Telegraph.

“Selain itu, orang-orang kehilangan teman dan kerabat mereka dan nasib puluhan ribu orang yang ditahan di penjara rezim keji Suriah Bashar al Assad hinggi kini masih belum diketahui.”*

Rep: Ahmad
Editor: Cholis Akbar

Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/03/12/161189/patung-ayah-bashar-al-assad-picu-demo-anti-suriah.html