Teror di Masjid Selandia Baru, Pelaku mengaku ‘Tak Suka’ Orang Islam
Posted Date : 15-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 374 kali.
Hidayatullah.com– Pria bersenjata pelaku aksi terorisme di Selandia Baru, yang mengidentifikasi dirinya di Twitter sebagai Brenton Tarrant, menyiarkan langsung penembakan massal di dalam Masjid Al Noor, yang terjadi sekitar pukul 1.30 siang waktu setempat, ketika shalat Jumat sedang berlangsung.
Sebuah video yang ditemukan oleh Daily Mail Australia menunjukkan pria itu menembakkan banyak tembakan ke puluhan orang ketika mereka mencoba melarikan diri. Seorang tersangka ditahan tetapi tidak jelas apakah itu penembaknya.
Seorang pria bersenjata yang diyakini merupakan warga Australia berusia 28 tahun telah menembaki kerumunan orang di sebuah masjid di Selandia Baru. Dalam kejadian itu, anak-anak menjadi korban dan sedikitnya 27 orang dilaporkan tewas.
Dikutip Covesia dari dailymail.co.uk, Jumat (15/03/2019), saksi mata menyebutkan mendengar 50 tembakan dari senjata pelaku penembakan brutal itu, termasuk senapan semi-otomatis di Masjid Al Noor di Christchurch di Pulau Selatan negara itu.
Orang yang dicurigai sebagai penembak mengunggah ‘manifesto 87 halaman’ ke Twitter sebelum pembunuhan, yang menggambarkan aksi mereka sebagai ‘serangan teroris’.
Orang-orang juga dilaporkan ditembak di Masjid Linwood yang berada kawasan di dekatnya.
Bom 3 km dari Masjid
Ada juga laporan penembakan lain di luar Rumah Sakit Christchurch dan bahwa sebuah bom ditemukan di sebuah mobil tiga kilometer dari masjid.
Polisi mendesak orang-orang di dekat daerah itu untuk tetap di dalam rumah dan melaporkan perilaku mencurigakan.
Kata Komisaris Polisi di Selandia Baru Mike Bush, banyak korban sebagai akibat dari penembakan di dua masjid dan di Rumah Sakit Christchurch.
Dia mendesak umat Islam di Selandia Baru untuk tidak pergi ke masjid hari ini.
Kata Bush, 1 orang ditahan.
Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan serangan itu adalah ‘salah satu hari paling gelap di Selandia Baru’.
“Pikiranku, dan aku yakin pikiran semua warga Selandia Baru, ada bersama mereka yang telah terpengaruh, dan juga dengan keluarga mereka,” katanya.
“Pikiranku juga untuk orang-orang di Christchurch, yang masih berurusan dengan situasi yang sedang berlangsung.”
Dalam video, pelaku aksi terorisme tersebut memasuki Masjid Al Noor pada hari Jumat untuk melepaskan tembakan.
Video mengerikan yang disiarkan secara live streaming di akun Facebook-nya menunjukkan pelaku menembak lebih dari 100 tembakan pada orang-orang di dalam masjid.
Senjatanya ditulis dengan nama-nama pembunuh massal masa lalu dan kota-kota tempat penembakan brutal itu terjadi.
Amukan pria bersenjata itu ia mulai ketika memasuki mobilnya, mengenakan pelindung tubuh bergaya militer dan sebuah helm yang mengatakan ‘mari kita mulai pesta ini’.
Teroris itu kemudian pergi ke masjid mendengarkan musik rakyat dan lagu-lagu militer sebelum parkir di sebuah gang di sudut kawasan masjid.
Setelah mengambil salah satu dari setidaknya 6 senjata yang tersimpan di mobilnya, dia berjalan ke pintu depan dan mulai menembak tanpa pandang bulu pada jamaah masjid di dalam.
Pria bersenjata itu menyerbu masuk secara ‘membabi buta’ melepaskan tembakan kepada siapa pun yang dilihatnya, tanpa pandang bulu. Seorang pria yang terluka mencoba merangkak pergi tetapi ditembak lagi setelah pelaku dengan tenang mengisi ulang peluru senjata.
Pelaku menembak ke kerumunan orang yang beribadah. Saat suara senjatanya berhenti, erangan orang-orang yang terluka terdengar sampai tembakan dimulai lagi.
Beberapa kali pelaku berdiri di depan orang-orang yang terluka, dengan tenang mengisi kembali senjatanya, lalu menembak mereka beberapa kali untuk memastikan mereka mati.
Pelaku ‘Tak Suka’ Orang Islam
Pelaku menyebutkan, dalam manifesto pelaku yang dibagikan ke Twitter, ia terinspirasi oleh penembak lain termasuk Anders Breivik yang menewaskan 77 orang di Oslo, Norwegia pada tahun 2011.
Ia mengatakan, bahwa dirinya ‘tidak menyukai’ orang Islam dan membenci mereka yang telah pindah agama, dengan menyebut mereka ‘pengkhianat darah’.
Penembak itu mengatakan dia awalnya ingin menargetkan masjid di Dunedin, selatan Christchurch, setelah menonton video di Facebook.
“Tetapi setelah mengunjungi masjid-masjid di Christchurch dan Linwood dan melihat penodaan gereja yang telah dikonversi menjadi masjid di Ashburton, rencana saya berubah,” tulis pelaku.
“Masjid-masjid Christchurch dan Linwood memiliki lebih banyak ‘penjajah’.”
Penembak brutal itu mengatakan, ia termotivasi untuk melakukan aksi terorisme itu dengan kematian anak sekolah Swedia Ebba Akerlund, seorang gadis yang terbunuh dalam serangan teroris di Stockholm pada April 2017.
Penembak itu mengatakan dia adalah pendukung Donald Trump sebagai ‘simbol identitas kulit putih yang diperbarui dan tujuan bersama’.
Dia menggambarkan dirinya sebagai ‘hanya orang kulit putih biasa’.
Dia mengatakan dia dilahirkan di “kelas pekerja, keluarga berpenghasilan rendah … yang memutuskan untuk mengambil sikap untuk memastikan masa depan bagi rakyat saya.”
Pria bersenjata itu mengatakan dia melakukan pembantaian dengan tujuan ‘secara langsung mengurangi tingkat imigrasi ke tanah Eropa’.
Dia mengatakan Selandia Baru bukan ‘pilihan awal’ untuk serangan itu tetapi mengatakan lokasi itu akan menunjukkan ‘bahwa tidak ada tempat di dunia yang aman.’
“Kita harus memastikan keberadaan rakyat kita, dan masa depan untuk anak-anak kulit putih,” tulisnya.
Dia menulis bahwa penembakan itu adalah ‘tindakan balas dendam pada penjajah atas ratusan ribu kematian yang disebabkan oleh penjajah asing di tanah Eropa sepanjang sejarah’.
“Untuk perbudakan jutaan orang Eropa yang diambil dari tanah mereka oleh budak-budak Islam … karena ribuan nyawa Eropa hilang akibat serangan teror di seluruh tanah Eropa,” tulis pria bersenjata itu.
Dia berbagi foto ke akun Twitternya yang sekarang sudah dihapus sebelum serangan, menunjukkan senjata dan peralatan gaya militer.*
Rep: Ahmad
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/03/15/161422/teror-di-masjid-selandia-baru-pelaku-mengaku-tak-suka-orang-islam.html
Sebuah video yang ditemukan oleh Daily Mail Australia menunjukkan pria itu menembakkan banyak tembakan ke puluhan orang ketika mereka mencoba melarikan diri. Seorang tersangka ditahan tetapi tidak jelas apakah itu penembaknya.
Seorang pria bersenjata yang diyakini merupakan warga Australia berusia 28 tahun telah menembaki kerumunan orang di sebuah masjid di Selandia Baru. Dalam kejadian itu, anak-anak menjadi korban dan sedikitnya 27 orang dilaporkan tewas.
Dikutip Covesia dari dailymail.co.uk, Jumat (15/03/2019), saksi mata menyebutkan mendengar 50 tembakan dari senjata pelaku penembakan brutal itu, termasuk senapan semi-otomatis di Masjid Al Noor di Christchurch di Pulau Selatan negara itu.
Orang yang dicurigai sebagai penembak mengunggah ‘manifesto 87 halaman’ ke Twitter sebelum pembunuhan, yang menggambarkan aksi mereka sebagai ‘serangan teroris’.
Orang-orang juga dilaporkan ditembak di Masjid Linwood yang berada kawasan di dekatnya.
Bom 3 km dari Masjid
Ada juga laporan penembakan lain di luar Rumah Sakit Christchurch dan bahwa sebuah bom ditemukan di sebuah mobil tiga kilometer dari masjid.
Polisi mendesak orang-orang di dekat daerah itu untuk tetap di dalam rumah dan melaporkan perilaku mencurigakan.
Kata Komisaris Polisi di Selandia Baru Mike Bush, banyak korban sebagai akibat dari penembakan di dua masjid dan di Rumah Sakit Christchurch.
Dia mendesak umat Islam di Selandia Baru untuk tidak pergi ke masjid hari ini.
Kata Bush, 1 orang ditahan.
Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan serangan itu adalah ‘salah satu hari paling gelap di Selandia Baru’.
“Pikiranku, dan aku yakin pikiran semua warga Selandia Baru, ada bersama mereka yang telah terpengaruh, dan juga dengan keluarga mereka,” katanya.
“Pikiranku juga untuk orang-orang di Christchurch, yang masih berurusan dengan situasi yang sedang berlangsung.”
Dalam video, pelaku aksi terorisme tersebut memasuki Masjid Al Noor pada hari Jumat untuk melepaskan tembakan.
Video mengerikan yang disiarkan secara live streaming di akun Facebook-nya menunjukkan pelaku menembak lebih dari 100 tembakan pada orang-orang di dalam masjid.
Senjatanya ditulis dengan nama-nama pembunuh massal masa lalu dan kota-kota tempat penembakan brutal itu terjadi.
Amukan pria bersenjata itu ia mulai ketika memasuki mobilnya, mengenakan pelindung tubuh bergaya militer dan sebuah helm yang mengatakan ‘mari kita mulai pesta ini’.
Teroris itu kemudian pergi ke masjid mendengarkan musik rakyat dan lagu-lagu militer sebelum parkir di sebuah gang di sudut kawasan masjid.
Setelah mengambil salah satu dari setidaknya 6 senjata yang tersimpan di mobilnya, dia berjalan ke pintu depan dan mulai menembak tanpa pandang bulu pada jamaah masjid di dalam.
Pria bersenjata itu menyerbu masuk secara ‘membabi buta’ melepaskan tembakan kepada siapa pun yang dilihatnya, tanpa pandang bulu. Seorang pria yang terluka mencoba merangkak pergi tetapi ditembak lagi setelah pelaku dengan tenang mengisi ulang peluru senjata.
Pelaku menembak ke kerumunan orang yang beribadah. Saat suara senjatanya berhenti, erangan orang-orang yang terluka terdengar sampai tembakan dimulai lagi.
Beberapa kali pelaku berdiri di depan orang-orang yang terluka, dengan tenang mengisi kembali senjatanya, lalu menembak mereka beberapa kali untuk memastikan mereka mati.
Pelaku ‘Tak Suka’ Orang Islam
Pelaku menyebutkan, dalam manifesto pelaku yang dibagikan ke Twitter, ia terinspirasi oleh penembak lain termasuk Anders Breivik yang menewaskan 77 orang di Oslo, Norwegia pada tahun 2011.
Ia mengatakan, bahwa dirinya ‘tidak menyukai’ orang Islam dan membenci mereka yang telah pindah agama, dengan menyebut mereka ‘pengkhianat darah’.
Penembak itu mengatakan dia awalnya ingin menargetkan masjid di Dunedin, selatan Christchurch, setelah menonton video di Facebook.
“Tetapi setelah mengunjungi masjid-masjid di Christchurch dan Linwood dan melihat penodaan gereja yang telah dikonversi menjadi masjid di Ashburton, rencana saya berubah,” tulis pelaku.
“Masjid-masjid Christchurch dan Linwood memiliki lebih banyak ‘penjajah’.”
Penembak brutal itu mengatakan, ia termotivasi untuk melakukan aksi terorisme itu dengan kematian anak sekolah Swedia Ebba Akerlund, seorang gadis yang terbunuh dalam serangan teroris di Stockholm pada April 2017.
Penembak itu mengatakan dia adalah pendukung Donald Trump sebagai ‘simbol identitas kulit putih yang diperbarui dan tujuan bersama’.
Dia menggambarkan dirinya sebagai ‘hanya orang kulit putih biasa’.
Dia mengatakan dia dilahirkan di “kelas pekerja, keluarga berpenghasilan rendah … yang memutuskan untuk mengambil sikap untuk memastikan masa depan bagi rakyat saya.”
Pria bersenjata itu mengatakan dia melakukan pembantaian dengan tujuan ‘secara langsung mengurangi tingkat imigrasi ke tanah Eropa’.
Dia mengatakan Selandia Baru bukan ‘pilihan awal’ untuk serangan itu tetapi mengatakan lokasi itu akan menunjukkan ‘bahwa tidak ada tempat di dunia yang aman.’
“Kita harus memastikan keberadaan rakyat kita, dan masa depan untuk anak-anak kulit putih,” tulisnya.
Dia menulis bahwa penembakan itu adalah ‘tindakan balas dendam pada penjajah atas ratusan ribu kematian yang disebabkan oleh penjajah asing di tanah Eropa sepanjang sejarah’.
“Untuk perbudakan jutaan orang Eropa yang diambil dari tanah mereka oleh budak-budak Islam … karena ribuan nyawa Eropa hilang akibat serangan teror di seluruh tanah Eropa,” tulis pria bersenjata itu.
Dia berbagi foto ke akun Twitternya yang sekarang sudah dihapus sebelum serangan, menunjukkan senjata dan peralatan gaya militer.*
Rep: Ahmad
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/03/15/161422/teror-di-masjid-selandia-baru-pelaku-mengaku-tak-suka-orang-islam.html
40 Jamaah Shalat Tewas dalam Aksi Terorisme di Masjid Selandia Baru
MIUMI Desak Indonesia Minta Penjelasan atas Teror 2 Masjid Selandia Baru
Erdogan Sebut Aksi Teror Shalat Jumat di New Zealand ‘Islamofobia’
Prof Din Doakan Korban Teror Masjid Selandia Baru jadi Syuhada
Kemkominfo Imbau Tak Sebar Konten Video Teror di Masjid Selandia Baru
Jenguk Vanessa Angel Tiga Minggu Lalu, Bibi Minta Putus karena Sulit Komunikasi?
Sama-Sama Menang IMA Awards 2019, Luna Maya dan Nirina Zubir Saling Puji
Terjadi Penembakan Masjid di Selandia Baru, Femmy Permatasari Batal Bulan Madu?
Terlalu Cepat Move On dari Gading, Gisel Tak Berani Pajang Foto Mesra Bareng Wijin
Penembakan Brutal, Taqy Malik Pernah Jadi Imam di Masjid Al Noor Selandia Baru
MIUMI Desak Indonesia Minta Penjelasan atas Teror 2 Masjid Selandia Baru
Erdogan Sebut Aksi Teror Shalat Jumat di New Zealand ‘Islamofobia’
Prof Din Doakan Korban Teror Masjid Selandia Baru jadi Syuhada
Kemkominfo Imbau Tak Sebar Konten Video Teror di Masjid Selandia Baru
Jenguk Vanessa Angel Tiga Minggu Lalu, Bibi Minta Putus karena Sulit Komunikasi?
Sama-Sama Menang IMA Awards 2019, Luna Maya dan Nirina Zubir Saling Puji
Terjadi Penembakan Masjid di Selandia Baru, Femmy Permatasari Batal Bulan Madu?
Terlalu Cepat Move On dari Gading, Gisel Tak Berani Pajang Foto Mesra Bareng Wijin
Penembakan Brutal, Taqy Malik Pernah Jadi Imam di Masjid Al Noor Selandia Baru
23 Hak Cipta Buku Indonesia Dibeli Penerbit Asing
Indonesia Kecam Penembakan Jamaah di Masjid Selandia Baru
Katakan tak Suka Rebut Pacar Orang, Luna Maya Sindir Siapa?
Tentang Buku Potret sang Jagoan
Jembrana Ricuh, Massa Bakar Ban dan Sandra Ketua KPU Saat Rapat Pleno
Napi di Tanjungpinang Sewa Pembunuh Bayaran untuk Tembak Jaksa
Rem Blong, 2 Tronton Tabrak 2 Fuso, Satu Korban Tewas di TKP
Jangan Salah Beli, Begini Cara Memilih Barang Original di Marketplace
Miliki HKI Terbanyak, Guru Besar UMM Pecahkan Rekor MURI
Dua Merek Rokok Ilegal Terjaring Razia
Indonesia Kecam Penembakan Jamaah di Masjid Selandia Baru
Katakan tak Suka Rebut Pacar Orang, Luna Maya Sindir Siapa?
Tentang Buku Potret sang Jagoan
Jembrana Ricuh, Massa Bakar Ban dan Sandra Ketua KPU Saat Rapat Pleno
Napi di Tanjungpinang Sewa Pembunuh Bayaran untuk Tembak Jaksa
Rem Blong, 2 Tronton Tabrak 2 Fuso, Satu Korban Tewas di TKP
Jangan Salah Beli, Begini Cara Memilih Barang Original di Marketplace
Miliki HKI Terbanyak, Guru Besar UMM Pecahkan Rekor MURI
Dua Merek Rokok Ilegal Terjaring Razia