IMS Khitan 120 Mualaf-Dhuafa Togutil di Halmahera
Posted Date : 01-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 415 kali.
Hidayatullah.com– Suku Togutil yang berada di hutan Halmahera Timur, Maluku Utara, sebagian telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Lewat pendekatan dan pendampingan oleh Nurhadi, mereka tertarik untuk masuk Islam.
Suku yang berdasarkan informasi merupakan orang-orang keturunan Portugis ini hidup berpindah-pindah di dalam hutan. Mereka tidak memiliki rumah selayaknya manusia hidup, namun hanya sebuah gubuk untuk mereka berteduh.
Mereka hidup berkelompok dan sering berpindah tempat, jika di daerah sekitar mereka tinggal telah habis makanan, maka mereka akan pindah ke tempat baru yang masih banyak makanannya.
Sudah ada 100-an orang Suku Togutil telah memeluk agama Islam melalui dakwah yang dilakukan oleh Nurhadi. Sedikit demi sedikit mereka diajari ber-Islam, hidup lebih baik, cara bercocok tanam, berpakaian, berperilaku, dan lain sebagainya.
Menurut Nurhadi masih banyak yang kurang untuk kebutuhan mereka para warga Suku Togutil yang ada di pedalaman. Salah satunya adalah khitan untuk para pria yang telah mualaf.
“Hal penting selain pembinaan dan pendampingan untuk mereka orang-orang suku itu terutama untuk kaum laki-lakinya adalah khitan. Kami sudah sejak setahun yang lalu berkomunikasi dengan Direktur IMS agar program kesehatan di pedalaman Halmahera Timur bisa dijangkau oleh IMS,” Nurhadi menjelaskan.
“Alhamdulillah untuk bantuan-bantuan lain sudah banyak masuk meskipun tetap saja masih dibutuhkan, namun untuk layanan kesehatan terutama untuk khitanan terhadap masyarakat yang tinggal di pedalaman serta Suku Togutil belum ada sama sekali,” Nurhadi menambahkan.
Oleh karena, lembaga layanan kesehatan Islamic Medical Service (IMS) menggelar kegiatan khitanan massal bagi warga Suku Togutil.
Kegiatan ini dilakukan di dua lokasi berbeda di Kecamatan Maba Utara, Kabupaten Halmahera Timur. Yaitu di Desa Wasileo dan Desa Patlean. Perlu waktu dua hari perjalanan dari Ternate untuk sampai ke lokasi dengan dua kali lewat jalur laut dan dua kali jalur darat. Selama ini, medan yang tidak ringan membuat petugas kesehatan yang ditugaskan ke sana banyak yang tidak betah dan bertahan lama.
Khitanan untuk mualaf pedalaman merupakan salah satu program unggulan IMS, kurang lebih sekitar 1.200 mualaf yang berada di pedalaman telah dikhitan oleh IMS.
Pada kesempatan kali ini, Halmahera Timur menjadi perhatian untuk dapat diselenggarakan khitanan bagi warga dhuafa yang tinggal di daerah terpencil dan para mualaf yang berada di pedalaman.
Imron Faizin selaku Direktur IMS memimpin langsung tim terjun ke daerah pedalaman Halmahera Timur.
“Alhamdulillah kami sampai juga di sini di daerah pedalaman Halmahera Timur, sebanyak 120-an mualaf dan warga dhuafa telah kita khitan. Sebenarnya masih ada ratusan lainnya yang berharap bisa mengikuti program ini. Semoga semuanya nanti dapat terlayani dengan baik,” ujarnya setelah kembali berada di Jakarta kepada hidayatullah.com, Senin (01/04/2019).
Hasan Sulaiman yang merupakan kepala desa Wasileo merasa bersyukur dan terima kasih kepada IMS atas layanan yang diberikan untuk warganya.
“Hal ini merupakan kegiatan yang sangat luar biasa, jauh-jauh datang dari Jakarta tim dari IMS telah memberikan layanan berupa khitanan massal dan pengobatan secara gratis untuk warga kami. Hal ini baru pertama kalinya ke desa kami, terima kasih atas layanan yang telah diberikan dan mohon maaf jika selama di sini pelayanan dan sambutan yang kami berikan tidak bisa maksimal. Semoga kegiatan ini bisa kembali dilakukan di sini, manfaatnya sangat besar bagi kami,” sang kades menuturkan.
Imron mengatakan, kegiatan yang berlangsung selama lima hari baru-baru ini tersebut berjalan sukses dan lancar, tidak ada satu pun halangan yang mengganggu. Khitanan untuk masyarakat terpencil dan para mualaf pedalaman ini dapat berjalan berkat dukungan dari Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT).*
Rep: SKR
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2019/04/01/162507/ims-khitan-120-mualaf-dhuafa-togutil-di-halmahera.html
Suku yang berdasarkan informasi merupakan orang-orang keturunan Portugis ini hidup berpindah-pindah di dalam hutan. Mereka tidak memiliki rumah selayaknya manusia hidup, namun hanya sebuah gubuk untuk mereka berteduh.
Mereka hidup berkelompok dan sering berpindah tempat, jika di daerah sekitar mereka tinggal telah habis makanan, maka mereka akan pindah ke tempat baru yang masih banyak makanannya.
Sudah ada 100-an orang Suku Togutil telah memeluk agama Islam melalui dakwah yang dilakukan oleh Nurhadi. Sedikit demi sedikit mereka diajari ber-Islam, hidup lebih baik, cara bercocok tanam, berpakaian, berperilaku, dan lain sebagainya.
Menurut Nurhadi masih banyak yang kurang untuk kebutuhan mereka para warga Suku Togutil yang ada di pedalaman. Salah satunya adalah khitan untuk para pria yang telah mualaf.
“Hal penting selain pembinaan dan pendampingan untuk mereka orang-orang suku itu terutama untuk kaum laki-lakinya adalah khitan. Kami sudah sejak setahun yang lalu berkomunikasi dengan Direktur IMS agar program kesehatan di pedalaman Halmahera Timur bisa dijangkau oleh IMS,” Nurhadi menjelaskan.
“Alhamdulillah untuk bantuan-bantuan lain sudah banyak masuk meskipun tetap saja masih dibutuhkan, namun untuk layanan kesehatan terutama untuk khitanan terhadap masyarakat yang tinggal di pedalaman serta Suku Togutil belum ada sama sekali,” Nurhadi menambahkan.
Oleh karena, lembaga layanan kesehatan Islamic Medical Service (IMS) menggelar kegiatan khitanan massal bagi warga Suku Togutil.
Kegiatan ini dilakukan di dua lokasi berbeda di Kecamatan Maba Utara, Kabupaten Halmahera Timur. Yaitu di Desa Wasileo dan Desa Patlean. Perlu waktu dua hari perjalanan dari Ternate untuk sampai ke lokasi dengan dua kali lewat jalur laut dan dua kali jalur darat. Selama ini, medan yang tidak ringan membuat petugas kesehatan yang ditugaskan ke sana banyak yang tidak betah dan bertahan lama.
Khitanan untuk mualaf pedalaman merupakan salah satu program unggulan IMS, kurang lebih sekitar 1.200 mualaf yang berada di pedalaman telah dikhitan oleh IMS.
Pada kesempatan kali ini, Halmahera Timur menjadi perhatian untuk dapat diselenggarakan khitanan bagi warga dhuafa yang tinggal di daerah terpencil dan para mualaf yang berada di pedalaman.
Imron Faizin selaku Direktur IMS memimpin langsung tim terjun ke daerah pedalaman Halmahera Timur.
“Alhamdulillah kami sampai juga di sini di daerah pedalaman Halmahera Timur, sebanyak 120-an mualaf dan warga dhuafa telah kita khitan. Sebenarnya masih ada ratusan lainnya yang berharap bisa mengikuti program ini. Semoga semuanya nanti dapat terlayani dengan baik,” ujarnya setelah kembali berada di Jakarta kepada hidayatullah.com, Senin (01/04/2019).
Hasan Sulaiman yang merupakan kepala desa Wasileo merasa bersyukur dan terima kasih kepada IMS atas layanan yang diberikan untuk warganya.
“Hal ini merupakan kegiatan yang sangat luar biasa, jauh-jauh datang dari Jakarta tim dari IMS telah memberikan layanan berupa khitanan massal dan pengobatan secara gratis untuk warga kami. Hal ini baru pertama kalinya ke desa kami, terima kasih atas layanan yang telah diberikan dan mohon maaf jika selama di sini pelayanan dan sambutan yang kami berikan tidak bisa maksimal. Semoga kegiatan ini bisa kembali dilakukan di sini, manfaatnya sangat besar bagi kami,” sang kades menuturkan.
Imron mengatakan, kegiatan yang berlangsung selama lima hari baru-baru ini tersebut berjalan sukses dan lancar, tidak ada satu pun halangan yang mengganggu. Khitanan untuk masyarakat terpencil dan para mualaf pedalaman ini dapat berjalan berkat dukungan dari Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT).*
Rep: SKR
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2019/04/01/162507/ims-khitan-120-mualaf-dhuafa-togutil-di-halmahera.html
Ribuan Rakyat Peringati Setahun Aksi ‘Kembali ke Palestina yang Terjajah’
Uighur dan Kisah Persekusi China
Khitanan Suku Togutil, Dinkes harap Aksi IMS Meluas di Halmahera Timur
Sudah Go Public, Faisal Haris dan Jennifer Dunn Ternyata Menikah Siri
Unggah Foto Tanpa Diblur, Pink Diprotes Soal Alat Kelamin Anak yang Disunat
Asyik Liburan di Waterpark Saat Hamil, Ratna Galih Hampir Nyungsep
Pasca Menikah dengan Reino Barack, Syahrini Semakin Rajin Ibadah
Penampakan Rian Tak Pernah Diungkap, Pengacara Vanessa Angel Curiga
Sempat Beri Harapan, Cinta Laura Putuskan Tak Ikut Ajang Puteri Indonesia
Publisitas Aksi Terorisme, Benarkah Menguntungkan Teroris?
Uighur dan Kisah Persekusi China
Khitanan Suku Togutil, Dinkes harap Aksi IMS Meluas di Halmahera Timur
Sudah Go Public, Faisal Haris dan Jennifer Dunn Ternyata Menikah Siri
Unggah Foto Tanpa Diblur, Pink Diprotes Soal Alat Kelamin Anak yang Disunat
Asyik Liburan di Waterpark Saat Hamil, Ratna Galih Hampir Nyungsep
Pasca Menikah dengan Reino Barack, Syahrini Semakin Rajin Ibadah
Penampakan Rian Tak Pernah Diungkap, Pengacara Vanessa Angel Curiga
Sempat Beri Harapan, Cinta Laura Putuskan Tak Ikut Ajang Puteri Indonesia
Publisitas Aksi Terorisme, Benarkah Menguntungkan Teroris?
China Berterima Kasih Kazakhstan Dukung Program De-radikalisasi Muslim Uighur
Alamat Pemesan Vanessa Tak Jelas, Surat Panggilan Balik ke Jaksa
Anyer Urban Festival 2019, Bangun Kembali Pariwisata Tanjung Lesung
Powerbank Punya Fast Charge sampai VOOC Flash Charge
Dulu Tenar, Kini 'Motor Camat' Sulit Dicari
Punya CEO Terbaik, Pelindo IV Raih Dua Anugerah BUMN 2019
Tragis, Pria ini Tewas Tertimpa Durian Runtuh
Berbekal Sepasang Sandal, Perempuan Tenggelam di Waduk Unesa Ditemukan
Ini Kerakusan Pencuri di Ponorogo yang Didor
Persembunyian Napi yang Kabur dari Lapas Tulungagung Belum Terlacak
Alamat Pemesan Vanessa Tak Jelas, Surat Panggilan Balik ke Jaksa
Anyer Urban Festival 2019, Bangun Kembali Pariwisata Tanjung Lesung
Powerbank Punya Fast Charge sampai VOOC Flash Charge
Dulu Tenar, Kini 'Motor Camat' Sulit Dicari
Punya CEO Terbaik, Pelindo IV Raih Dua Anugerah BUMN 2019
Tragis, Pria ini Tewas Tertimpa Durian Runtuh
Berbekal Sepasang Sandal, Perempuan Tenggelam di Waduk Unesa Ditemukan
Ini Kerakusan Pencuri di Ponorogo yang Didor
Persembunyian Napi yang Kabur dari Lapas Tulungagung Belum Terlacak