Buruh Pabrik di Banten Berangkat Kerja dengan Bertaruh Nyawa, Ini Ceritanya
Posted Date : 24-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 204 kali.
Suara.com - Saban hari buruh pabrik di Serang, Banten , tepatnya di Kampung Turun Bales, Desa Katulisan, Kecamatan Cikeusal berangkat kerja dengan bertaruh nyawa . Itu semua untuk irit ongkos dan waktu.
Buruh pabrik di Kampung Turun Bales saban hari menyebrang sungai Ciujung untuk menuju ke tempat kerjanya di Kampung Saninten, Desa Malabar, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang.
Mereka menyeberang menggunakan perahu eretan atau getek. Getek dijalankan dengan cara ditarik dengan menggunakan tali dari satu sisi ke sisi sungai lain.
Selasa (22/1/2019) Pagi tadi sekira pukul 06.30 WIB perahu getek yang membelah sungai Ciujung dari Kampung Turun Bales ke Kampung Saninten hanyut.
Sebanyak 29 orang yang berada di atasnya tercebur setelah perahu getek dihantam oleh kayu hingga terbalik. Akibatnya, satu orang atas nama Suwandi (42) karyawan di PT Panca Tama hilang.
Salah satu warga Godzali mengaku, perahu getek sudah beroperasi puluhan tahun silam dikarenakan tidak adanya jembatan penghubung, dan menjadi salah satu alternatif untuk mempersingkat jarak dan waktu.
“Kalau jalan biasa sampai 12 kilometer-an, belum kena macetnya. Kalau pakai eretan cepat sampai, apalagi kalau orang yang mau berangkat kerja,” katanya.
Tidak adanya jembatan membuat masyarakat memilih menggunakan jasa perahu eretan meskipun harus membayar Rp 2 ribu untuk setiap motor, dan Rp10 ribu untuk mobil kecil.
“Kalau di sini ada sekitar tujuh perahu getek. Tapi pas pagi tadi cuma ada satu yang beroperasi karena arus sungai lagi deras,” ujarnya.
Kapolsek Pamarayan AKP Asroji mengatakan, perahu eretan dimanfaatkan masyarakat untuk berangkat dan pulang kerja.
“Iyah kebanyakan dimanfaatkan masyarakat untuk berangkat menuju tempat kerja di wilayah Cikande,” katanya.
Sumber: www.bantennews.co.id
Sumber : https://www.suara.com/news/2019/01/22/163702/buruh-pabrik-di-banten-berangkat-kerja-dengan-bertaruh-nyawa-ini-ceritanya
Buruh pabrik di Kampung Turun Bales saban hari menyebrang sungai Ciujung untuk menuju ke tempat kerjanya di Kampung Saninten, Desa Malabar, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang.
Mereka menyeberang menggunakan perahu eretan atau getek. Getek dijalankan dengan cara ditarik dengan menggunakan tali dari satu sisi ke sisi sungai lain.
Selasa (22/1/2019) Pagi tadi sekira pukul 06.30 WIB perahu getek yang membelah sungai Ciujung dari Kampung Turun Bales ke Kampung Saninten hanyut.
Sebanyak 29 orang yang berada di atasnya tercebur setelah perahu getek dihantam oleh kayu hingga terbalik. Akibatnya, satu orang atas nama Suwandi (42) karyawan di PT Panca Tama hilang.
Salah satu warga Godzali mengaku, perahu getek sudah beroperasi puluhan tahun silam dikarenakan tidak adanya jembatan penghubung, dan menjadi salah satu alternatif untuk mempersingkat jarak dan waktu.
“Kalau jalan biasa sampai 12 kilometer-an, belum kena macetnya. Kalau pakai eretan cepat sampai, apalagi kalau orang yang mau berangkat kerja,” katanya.
Tidak adanya jembatan membuat masyarakat memilih menggunakan jasa perahu eretan meskipun harus membayar Rp 2 ribu untuk setiap motor, dan Rp10 ribu untuk mobil kecil.
“Kalau di sini ada sekitar tujuh perahu getek. Tapi pas pagi tadi cuma ada satu yang beroperasi karena arus sungai lagi deras,” ujarnya.
Kapolsek Pamarayan AKP Asroji mengatakan, perahu eretan dimanfaatkan masyarakat untuk berangkat dan pulang kerja.
“Iyah kebanyakan dimanfaatkan masyarakat untuk berangkat menuju tempat kerja di wilayah Cikande,” katanya.
Sumber: www.bantennews.co.id
Sumber : https://www.suara.com/news/2019/01/22/163702/buruh-pabrik-di-banten-berangkat-kerja-dengan-bertaruh-nyawa-ini-ceritanya
Awas, Longsor Ancam Bangunan Rusunawa Putri Cempo Solo
Pakai Gaun Pengantin, Pasangan Ini Mau Bulan Madu Setiap Hari
Kisah Menyedihkan, Gorengan Malang Harus Berpisah dengan Pemiliknya
Hapus Semua Akun Media Sosial, Ada Apa dengan Mo Salah?
Dokter Sebut Tak Semua Kasus Patah Tulang Harus Dioperasi, Kenapa?
Usai Kebakaran Lapas Biaro, 5 Napi Perempuan Dipindahkan
3 Petarung yang Ingin Dilawan Khabib, McGregor Tak Termasuk
Perahu Eretan 27 Penumpang Tenggelam dan Hanyut di Serang
Mengerikan, Saat Ular King Kobra Besar Telan Piton Secara Utuh
Ekspor ke Filipina dan Nigeria, Sido Muncul Incar Pendapatan Tumbuh 10%
Pakai Gaun Pengantin, Pasangan Ini Mau Bulan Madu Setiap Hari
Kisah Menyedihkan, Gorengan Malang Harus Berpisah dengan Pemiliknya
Hapus Semua Akun Media Sosial, Ada Apa dengan Mo Salah?
Dokter Sebut Tak Semua Kasus Patah Tulang Harus Dioperasi, Kenapa?
Usai Kebakaran Lapas Biaro, 5 Napi Perempuan Dipindahkan
3 Petarung yang Ingin Dilawan Khabib, McGregor Tak Termasuk
Perahu Eretan 27 Penumpang Tenggelam dan Hanyut di Serang
Mengerikan, Saat Ular King Kobra Besar Telan Piton Secara Utuh
Ekspor ke Filipina dan Nigeria, Sido Muncul Incar Pendapatan Tumbuh 10%
KPK Temukan Modus dan Kode-kode Rumit dalam Kasus Meikarta
Pantai Kuta Dipenuhi Sampah Kayu dan Plastik, Wisatawan Dilarang Berenang
Sejumlah Khasiat Tak Terduga yang Dikandung Oleh Sesiung Bawang
Sepanjang Tahun 2018, 1,3 Juta WN China Kunjungi Bali
BMKG Keluarkan Peringatan Waspada Gelombang 7 Meter di Perairan NTT
Selain Bayar Utang, Pria di Bali Gadai 14 Mobil Rentalan untuk Modal Berjudi
Kasus 'Jogja Istimewa' Masih Bergulir, Polisi Akan Periksa Kill the DJ
NASA-nya Eropa Mau Menambang di Bulan
Harga Rumah Subsidi di Papua dan Jakarta akan Naik Paling Tinggi
Pengendara Motor di Jakbar Tewas Tertabrak Truk
Pantai Kuta Dipenuhi Sampah Kayu dan Plastik, Wisatawan Dilarang Berenang
Sejumlah Khasiat Tak Terduga yang Dikandung Oleh Sesiung Bawang
Sepanjang Tahun 2018, 1,3 Juta WN China Kunjungi Bali
BMKG Keluarkan Peringatan Waspada Gelombang 7 Meter di Perairan NTT
Selain Bayar Utang, Pria di Bali Gadai 14 Mobil Rentalan untuk Modal Berjudi
Kasus 'Jogja Istimewa' Masih Bergulir, Polisi Akan Periksa Kill the DJ
NASA-nya Eropa Mau Menambang di Bulan
Harga Rumah Subsidi di Papua dan Jakarta akan Naik Paling Tinggi
Pengendara Motor di Jakbar Tewas Tertabrak Truk