Mantan Menkeu; Utang Meroket Tapi Tak Jelas Untuk Apa?
Posted Date : 31-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 259 kali.
Eramuslim – Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawasier mengatakan, meroketnya utang pemerintahan Joko Widodo karena managemen pengelolaan uang hasil utang tidak tepat sasaran. Hal ini menjadi salah satu indikator utang kian meningkat di pemerintahan Jokowi.
“Utang ini tidak jelas ini untuk apa. Berapa bayar bunga, untuk subsidi berapa untuk macam-macam tidak terperinci,” kata Fuad dalam diskusi Rabu Biru ‘Kemelut Hutang di Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi’ di media center pasangan Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (30/1).
Dengan begitu, peningkatan nilai utang tidak berpengaruh kepada peningkatan perekonomian nasional. Menurut dia, bila pemakaian uang dari hasil utang tepat sasaran, maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Utang memang bertambah dengan cepat tapi pertumbuhan ekonomi tidak meningkat hanya 5 persen saja. Karena penggunaan utang tidak efektif,” ujar dia.
Tim ahli ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini memandang, pengelolaan uang dari hasil utang pemerintahan saat ini beda jauh dengan pemerintahan sebelumnya. Pada pemerintahan sebelum Jokowi, uang dari hasil utang dikelola secara terperinci. Sehingga, peningkatan utang tak naik sebesar saat ini.
“Sekarang utangnya penggunaan tidak jelas. Tidak efektif. Karena tidak semua untuk proyek tapi sebagian itu adalah untuk pengeluaran yang sifatnya rutin atau tidak layak dibiayai dari pinjaman. Makanya perlu dilakukan reformasi APBN,” jelasnya.
Fuad meyakini, reformasi APBN perlu dilakukan agar bisa mengatasi defisit neraca perdagangan. “Kalau itu di reformasi itu tidak akan defisit APBN. Kan sama saja tidak ada utang baru,” ujar dia.
Informasi saja, nilai utang Pemerintah Indonesia per Desember 2018 mencapai Rp 4.418 triliun dari sebelumnya senilai Rp 3.995 triliun, atau naik 10,5% sepanjang tahun. (JP)
Sumber : https://www.eramuslim.com/berita/nasional/mantan-menkeu-utang-meroket-tapi-tak-jelas-untuk-apa.htm/2
“Utang ini tidak jelas ini untuk apa. Berapa bayar bunga, untuk subsidi berapa untuk macam-macam tidak terperinci,” kata Fuad dalam diskusi Rabu Biru ‘Kemelut Hutang di Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi’ di media center pasangan Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (30/1).
Dengan begitu, peningkatan nilai utang tidak berpengaruh kepada peningkatan perekonomian nasional. Menurut dia, bila pemakaian uang dari hasil utang tepat sasaran, maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Utang memang bertambah dengan cepat tapi pertumbuhan ekonomi tidak meningkat hanya 5 persen saja. Karena penggunaan utang tidak efektif,” ujar dia.
Tim ahli ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini memandang, pengelolaan uang dari hasil utang pemerintahan saat ini beda jauh dengan pemerintahan sebelumnya. Pada pemerintahan sebelum Jokowi, uang dari hasil utang dikelola secara terperinci. Sehingga, peningkatan utang tak naik sebesar saat ini.
“Sekarang utangnya penggunaan tidak jelas. Tidak efektif. Karena tidak semua untuk proyek tapi sebagian itu adalah untuk pengeluaran yang sifatnya rutin atau tidak layak dibiayai dari pinjaman. Makanya perlu dilakukan reformasi APBN,” jelasnya.
Fuad meyakini, reformasi APBN perlu dilakukan agar bisa mengatasi defisit neraca perdagangan. “Kalau itu di reformasi itu tidak akan defisit APBN. Kan sama saja tidak ada utang baru,” ujar dia.
Informasi saja, nilai utang Pemerintah Indonesia per Desember 2018 mencapai Rp 4.418 triliun dari sebelumnya senilai Rp 3.995 triliun, atau naik 10,5% sepanjang tahun. (JP)
Sumber : https://www.eramuslim.com/berita/nasional/mantan-menkeu-utang-meroket-tapi-tak-jelas-untuk-apa.htm/2
Kasus Rocky Gerung Pertegas Rezim Jokowi Panik
UAS: Jangan Pilih Pemimpin yang Bodohi Rakyat dengan Janji
Ditantang Yusril Bikin Partai, FPI: Habib Rizieq Tidak Haus Kekuasaan
Di Demak Sandi Banjir Sumbangan, Dari Uang Hingga BAMBU PETRUK
Pesan Jokowi Bikin Relawan Jadi Beringas
Saat Fahri Bezoek ADP, Tahanan Yang Lain Kasih Semangat Acungkan Dua Jari
Beri Remisi ke Susrama, Jokowi Dinilai Berpura-pura Berantas Korupsi
Tepis “Sandiwara Uno II”, Ilyas Jelaskan Kejadian Itu Bukan Rekayasa
Sandiaga: Masyarakat Pesisir Ingin Perubahan
Pakar: Kasus Ahmad Dhani Berbahaya Jika Jadi Yurisprudensi
UAS: Jangan Pilih Pemimpin yang Bodohi Rakyat dengan Janji
Ditantang Yusril Bikin Partai, FPI: Habib Rizieq Tidak Haus Kekuasaan
Di Demak Sandi Banjir Sumbangan, Dari Uang Hingga BAMBU PETRUK
Pesan Jokowi Bikin Relawan Jadi Beringas
Saat Fahri Bezoek ADP, Tahanan Yang Lain Kasih Semangat Acungkan Dua Jari
Beri Remisi ke Susrama, Jokowi Dinilai Berpura-pura Berantas Korupsi
Tepis “Sandiwara Uno II”, Ilyas Jelaskan Kejadian Itu Bukan Rekayasa
Sandiaga: Masyarakat Pesisir Ingin Perubahan
Pakar: Kasus Ahmad Dhani Berbahaya Jika Jadi Yurisprudensi
Habis Ahok Bebas, Giliran Ahmad Dhani dan Buni Yani Masuk Penjara
MUI Minta Umat Pilih Presiden yang Perjuangkan Islam
Ngeluh ke Sandi, Supir Truk: Tol Bikin Kita Kita Bangkrut
Pro Rakyat Kecil! Prabowo-Sandi Menang, Pajak 0% untuk UMKM yang Baru Berdiri
Hotman Paris Kritik Proyek Infrastruktur Tol Mangkrak dan Bikin Banjir: Jalan Tol Pura-pura!
RUU Baru Rusia Perbolehkan Impor Ganja untuk Riset Medis
Muhammadiyah: NU Sangat Menentukan Kemajuan Bangsa
Din Tak Setuju Alumni bawa nama Gontor deklarasi Dukung Jokowi-Ma’ruf
Wantim MUI: Perbedaan Pilihan Tak Boleh Rusak Ukhuwah Islamiyah
Takmir Masjid Jogokariyan: Kasus Bentrokan Telah Selesai
MUI Minta Umat Pilih Presiden yang Perjuangkan Islam
Ngeluh ke Sandi, Supir Truk: Tol Bikin Kita Kita Bangkrut
Pro Rakyat Kecil! Prabowo-Sandi Menang, Pajak 0% untuk UMKM yang Baru Berdiri
Hotman Paris Kritik Proyek Infrastruktur Tol Mangkrak dan Bikin Banjir: Jalan Tol Pura-pura!
RUU Baru Rusia Perbolehkan Impor Ganja untuk Riset Medis
Muhammadiyah: NU Sangat Menentukan Kemajuan Bangsa
Din Tak Setuju Alumni bawa nama Gontor deklarasi Dukung Jokowi-Ma’ruf
Wantim MUI: Perbedaan Pilihan Tak Boleh Rusak Ukhuwah Islamiyah
Takmir Masjid Jogokariyan: Kasus Bentrokan Telah Selesai