Hensat: Aksi 212 Dituding Wisatawan Penghamba Uang Bikin Blunder Kenceng Banget
Posted Date : 03-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 227 kali.
Eramuslim.com – Adu program dan gagasan di Pilpres 2019 masih terasa minim. Sebaliknya, manuver-manuver yang menjurus blunder politik justru kental terasa.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio bahkan mengibaratkan pilpres seperti pertandingan sepakbola. Tapi pemenang bukan ditentukan oleh banyaknya gol yang bersarang di gawang lawan, melainkan tim mana yang paling sedikit melakukan blunder yang berbuah gol bunuh diri.
“Ini yang paling sedikit blunder yang menang. Karena blunder dibalas blunder,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/2).
Dia kemudian mencontohkan blunder yang dilakukan oleh adik kandung calon presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Wakil ketua DPP Partai Gerindra itu blunder saat mengeluarkan pernyataan akan merangkul anak keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Walaupun dia menggarisbawahi tentang keyakinan ideologi Pancasila, tapi ini hampir blunder besar,” urai pria yang akrab dipanggil Hensat itu.
Namun demikian, Gerindra dan Prabowo beruntung. Sebab, kubu Joko Widodo juga memproduksi hal serupa. Salah satunya tentang perilaku Ketua Umum PPP Romahurmuziy saat Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, KH Maimun Zubair memanjatkan doa di samping Jokowi.
Tapi ada yang lebih parah dari itu. Pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) ini menilai pernyataan Ketua BTP Mania, Immanuel Ebenezer dalam sebuah talkshow di televisi adalah yang paling blunder.
Dalam acara itu, Immanuel menuding peserta Aksi 212 sebagai kelompok wisatawan yang menghamba pada uang.
“Yang Immanuel Ebenezer bilang 212 adalah gerombolan wisatawan yang menghamba pada uang, itu blundernya kenceng banget,” pungkasnya. [rmol]
Sumber : https://www.eramuslim.com/berita/nasional/hensat-aksi-212-dituding-wisatawan-penghamba-uang-bikin-blunder-kenceng-banget.htm#.XFZjqP5hnIU
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio bahkan mengibaratkan pilpres seperti pertandingan sepakbola. Tapi pemenang bukan ditentukan oleh banyaknya gol yang bersarang di gawang lawan, melainkan tim mana yang paling sedikit melakukan blunder yang berbuah gol bunuh diri.
“Ini yang paling sedikit blunder yang menang. Karena blunder dibalas blunder,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/2).
Dia kemudian mencontohkan blunder yang dilakukan oleh adik kandung calon presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Wakil ketua DPP Partai Gerindra itu blunder saat mengeluarkan pernyataan akan merangkul anak keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Walaupun dia menggarisbawahi tentang keyakinan ideologi Pancasila, tapi ini hampir blunder besar,” urai pria yang akrab dipanggil Hensat itu.
Namun demikian, Gerindra dan Prabowo beruntung. Sebab, kubu Joko Widodo juga memproduksi hal serupa. Salah satunya tentang perilaku Ketua Umum PPP Romahurmuziy saat Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, KH Maimun Zubair memanjatkan doa di samping Jokowi.
Tapi ada yang lebih parah dari itu. Pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) ini menilai pernyataan Ketua BTP Mania, Immanuel Ebenezer dalam sebuah talkshow di televisi adalah yang paling blunder.
Dalam acara itu, Immanuel menuding peserta Aksi 212 sebagai kelompok wisatawan yang menghamba pada uang.
“Yang Immanuel Ebenezer bilang 212 adalah gerombolan wisatawan yang menghamba pada uang, itu blundernya kenceng banget,” pungkasnya. [rmol]
Sumber : https://www.eramuslim.com/berita/nasional/hensat-aksi-212-dituding-wisatawan-penghamba-uang-bikin-blunder-kenceng-banget.htm#.XFZjqP5hnIU
Gerindra: Jokowi Sebaiknya Fokus Kerja Selesaikan Janji, Gausah Nyindir-Nyindir
Albert Einstein: Siapa Bilang Yahudi Adalah Umat Pilihan
Pakar Hukum: Vonis Ahmad Dhani tampak Terlalu Dipaksakan
Kemenag Akan Bangun Pusat Halal Indonesia Tahun ini
Operasi Gabungan Sita Dua Ton Lebih Kokain di Genoa
ADF: Serangan Udara Australia Tewaskan Warga Sipil Iraq
Tokoh Katolik Texas Sebut Nama 300 Pendeta Pedofil
Pentingnya Suara Umat Islam di Pemilu
Serangan Granat di Masjid Filipina, 2 Orang Tewas
Perangi Polusi Udara Bangkok, Thailand Semprotkan Air Pakai Drone
Albert Einstein: Siapa Bilang Yahudi Adalah Umat Pilihan
Pakar Hukum: Vonis Ahmad Dhani tampak Terlalu Dipaksakan
Kemenag Akan Bangun Pusat Halal Indonesia Tahun ini
Operasi Gabungan Sita Dua Ton Lebih Kokain di Genoa
ADF: Serangan Udara Australia Tewaskan Warga Sipil Iraq
Tokoh Katolik Texas Sebut Nama 300 Pendeta Pedofil
Pentingnya Suara Umat Islam di Pemilu
Serangan Granat di Masjid Filipina, 2 Orang Tewas
Perangi Polusi Udara Bangkok, Thailand Semprotkan Air Pakai Drone
Jokowi: Saya Tidak Pernah Takut apa Pun!
Soal Doa Mbah Moen, Sandi: Lidah Manusia Dikuasai Allah
Di Hati Mbah Maemon Memang Hanya Ada Prabowo Subianto
Dikunjungi Jokowi Santri Mbah Moen Pose Dua Jari, Ustaz Sani: Keberanian Itu Dari Sanubari
Perbedaan Mu’min dengan Kafir
Cukuplah Islam Menjadi Dien
Usai Menikah di Kupang, Dai Ditugaskan ke Flores
Kenaikan Tingkat, 674 Pesilat Tapak Suci Tahajud, Bersihkan Pantai
Kerabat dan Teman Narapidana Memprotes Kondisi Penjara Brooklyn
MA Prancis Bolehkan Polisi Pakai Senapan Flashball Hadapi Demonstran
Soal Doa Mbah Moen, Sandi: Lidah Manusia Dikuasai Allah
Di Hati Mbah Maemon Memang Hanya Ada Prabowo Subianto
Dikunjungi Jokowi Santri Mbah Moen Pose Dua Jari, Ustaz Sani: Keberanian Itu Dari Sanubari
Perbedaan Mu’min dengan Kafir
Cukuplah Islam Menjadi Dien
Usai Menikah di Kupang, Dai Ditugaskan ke Flores
Kenaikan Tingkat, 674 Pesilat Tapak Suci Tahajud, Bersihkan Pantai
Kerabat dan Teman Narapidana Memprotes Kondisi Penjara Brooklyn
MA Prancis Bolehkan Polisi Pakai Senapan Flashball Hadapi Demonstran