12 Warga Australia Dijebloskan ke Kamp Reedukasi Uighur di Cina
Posted Date : 11-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 194 kali.
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 17 etnis Uighur penduduk tetap Australia ditangkap dan diduga kuat dijebloskan di kamp pusat reedukasi di provinsi Xinjiang, Cina.
Seperti dilansir South China Morning Post, Senin, 11 Februari 2019,
pengacara bagi etnis Uighur di Australia, Nurgul Sawut menjelaskan, 17 warga Australia itu terdiri dari 15 penduduk tetap Australia dan sepasang pemegang visa Australia. Informasi ini diperoleh berdasarkan wawancara dengan keluarga.
Mereka diduga ditahan saat berkunjung ke Cina untuk menemui keluarga mereka. Beberapa di antara mereka memiliki anak dan pasangan berkewarganegaraan Australia.
Sekalipun sulit untuk mendapat konfirmasi atas nasib 17 orang itu, namun Sawut menyakini satu orang saat ini dijebloskan ke penjara, empat orang dalam tahanan rumah, dan 12 orang lainnya dijebloskan ke kamp pusat reedukasi Uighur.
Sawut yang menjadi pengacara sekitar 3 ribu etnis Uighur meminta pemerintah Australia untuk segera membebaskan 17 warganya di Cina. Canberra juga diminta untuk melakukan penyelidikan.
Sebelumnya, menurut Sawut, pada tahun 2018 ada 9 warga Australia ditahan di Cina dan hanya satu orang yang dibebaskan dan kembali ke Australia.
"Anggota komunitas kami kecewa. Bahasa yang digunakan sangat mengerikan Pemerintah Australia pada dasarnya mengatakan kami tidak dapat melakukan apa-apa sekarang," kata Sawut.
"Mereka mengatakan 'Kami sedang berbicara dengan mitra kami Cina.' Apa arti sesungguhnya? Saat kami bertemu DFAT (Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia) Desember, saya mengatakan ' itu bukan jawaban yang cukup baik bagi kami. Sehubungan ada kedutaan Australia anda perlu melakukan lebih untuk menemukan orang-orang ini, menjelaskan kepada kami apakah mereka hidup atau mati," ujar Sawut.
Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan pihaknya tidak mengetahui ada warga negara Australia ditahan di Cina dan menolak menanggapi kasus per kasus.
Pada Oktober lalu, Kementerian Luar Negeri Australia membenarkan 3 warganya telah ditahan di kamp pusat reedukasi di Xinjiang dan telah dibebaskan.
Cina saat ini menuai semakin banyak kritikan dari masyarakat internasional atas tindakan kerasnya terhadap hak asasi etnis Uighur. Sekitar satu juta Uighur diperkirakan berada dalam kamp pusat reedukasi di Xinjiang.
Menurut otoritas Beijing, pusat reedukasi itu sebagai kamp pendidikan vokasional Uighur dengan mengajarkan mereka bahasa, budaya dan ketrampilan. Namun Uighur yang berhasil melarikan diri dari kamp mengungkapkan mereka di dipukuli dan dibelenggu selama di kamp.
Sumber : https://dunia.tempo.co/read/1174281/12-warga-australia-dijebloskan-ke-kamp-reedukasi-uighur-di-cina/full&view=ok
Seperti dilansir South China Morning Post, Senin, 11 Februari 2019,
pengacara bagi etnis Uighur di Australia, Nurgul Sawut menjelaskan, 17 warga Australia itu terdiri dari 15 penduduk tetap Australia dan sepasang pemegang visa Australia. Informasi ini diperoleh berdasarkan wawancara dengan keluarga.
Mereka diduga ditahan saat berkunjung ke Cina untuk menemui keluarga mereka. Beberapa di antara mereka memiliki anak dan pasangan berkewarganegaraan Australia.
Sekalipun sulit untuk mendapat konfirmasi atas nasib 17 orang itu, namun Sawut menyakini satu orang saat ini dijebloskan ke penjara, empat orang dalam tahanan rumah, dan 12 orang lainnya dijebloskan ke kamp pusat reedukasi Uighur.
Sawut yang menjadi pengacara sekitar 3 ribu etnis Uighur meminta pemerintah Australia untuk segera membebaskan 17 warganya di Cina. Canberra juga diminta untuk melakukan penyelidikan.
Sebelumnya, menurut Sawut, pada tahun 2018 ada 9 warga Australia ditahan di Cina dan hanya satu orang yang dibebaskan dan kembali ke Australia.
"Anggota komunitas kami kecewa. Bahasa yang digunakan sangat mengerikan Pemerintah Australia pada dasarnya mengatakan kami tidak dapat melakukan apa-apa sekarang," kata Sawut.
"Mereka mengatakan 'Kami sedang berbicara dengan mitra kami Cina.' Apa arti sesungguhnya? Saat kami bertemu DFAT (Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia) Desember, saya mengatakan ' itu bukan jawaban yang cukup baik bagi kami. Sehubungan ada kedutaan Australia anda perlu melakukan lebih untuk menemukan orang-orang ini, menjelaskan kepada kami apakah mereka hidup atau mati," ujar Sawut.
Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan pihaknya tidak mengetahui ada warga negara Australia ditahan di Cina dan menolak menanggapi kasus per kasus.
Pada Oktober lalu, Kementerian Luar Negeri Australia membenarkan 3 warganya telah ditahan di kamp pusat reedukasi di Xinjiang dan telah dibebaskan.
Cina saat ini menuai semakin banyak kritikan dari masyarakat internasional atas tindakan kerasnya terhadap hak asasi etnis Uighur. Sekitar satu juta Uighur diperkirakan berada dalam kamp pusat reedukasi di Xinjiang.
Menurut otoritas Beijing, pusat reedukasi itu sebagai kamp pendidikan vokasional Uighur dengan mengajarkan mereka bahasa, budaya dan ketrampilan. Namun Uighur yang berhasil melarikan diri dari kamp mengungkapkan mereka di dipukuli dan dibelenggu selama di kamp.
Sumber : https://dunia.tempo.co/read/1174281/12-warga-australia-dijebloskan-ke-kamp-reedukasi-uighur-di-cina/full&view=ok
Tiket Pesawat Mahal, Bandara Minangkabau Sepi Penumpang
Cegah Pungli Sertifikat Tanah, Wali Kota Buat Surat Edaran
Liga Champions Asia, Ini Strategi Persija Untuk Hadapi Newcastle
Cerita Ridwan Kamil Bintangi Film Dilan 1991
Manchester City Vs Chelsea 6-0, Aguero Hattrick
Hasil Final Four Proliga 2019: Putra BNI Sapu Bersih 3 Kemenangan
KKP Dinilai Wajar Minta Pembebasan Tarif Produk
Bupati Pekalongan akan Fasilitasi Sertifikasi Durian Lokal
Tes Masuk Ar Risalah Luar Provinsi Sumbar Digelar Serentak
Perubahan Iklim dan Pengaruh AS Jadi Ancaman Paling Ditakuti
Cegah Pungli Sertifikat Tanah, Wali Kota Buat Surat Edaran
Liga Champions Asia, Ini Strategi Persija Untuk Hadapi Newcastle
Cerita Ridwan Kamil Bintangi Film Dilan 1991
Manchester City Vs Chelsea 6-0, Aguero Hattrick
Hasil Final Four Proliga 2019: Putra BNI Sapu Bersih 3 Kemenangan
KKP Dinilai Wajar Minta Pembebasan Tarif Produk
Bupati Pekalongan akan Fasilitasi Sertifikasi Durian Lokal
Tes Masuk Ar Risalah Luar Provinsi Sumbar Digelar Serentak
Perubahan Iklim dan Pengaruh AS Jadi Ancaman Paling Ditakuti
Toyota Perkenalkan Perangkat Keselamatan THUMS Versi 6
TNI AL Terjunkan Pasukan Khusus ke Pakistan, Hati-hati!
Tiba-tiba, Prajurit TNI AL dan PNS Diminta Tes Urine, Hasilnya?
Ratusan WNA Datang ke Sini Demi Belajar Agama Islam
Berita Duka, Ibu Rahayu Meninggal Dunia
Bocah SD Tewas Terinjak Kuda
Warga Sudah Berteriak, Tapi Silvia Tetap Lewati Jalur Kereta Tanpa Palang Itu..
Kesabaran Guru yang Ditantang Siswa Berbuah Hadiah Umrah
Kasus Guru Ditantang Murid, Mendikbud: Guru Harus Introspeksi Agar Berwibawa
Ratusan Muslimah Kupang Ngaji Hindari Valentine’s Day
TNI AL Terjunkan Pasukan Khusus ke Pakistan, Hati-hati!
Tiba-tiba, Prajurit TNI AL dan PNS Diminta Tes Urine, Hasilnya?
Ratusan WNA Datang ke Sini Demi Belajar Agama Islam
Berita Duka, Ibu Rahayu Meninggal Dunia
Bocah SD Tewas Terinjak Kuda
Warga Sudah Berteriak, Tapi Silvia Tetap Lewati Jalur Kereta Tanpa Palang Itu..
Kesabaran Guru yang Ditantang Siswa Berbuah Hadiah Umrah
Kasus Guru Ditantang Murid, Mendikbud: Guru Harus Introspeksi Agar Berwibawa
Ratusan Muslimah Kupang Ngaji Hindari Valentine’s Day