Cerita Ridwan Kamil Bintangi Film Dilan 1991
Posted Date : 11-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 267 kali.
TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut terlibat dalam syuting film drama Dilan 1991. Film lanjutan Dilan 1990 rencananya akan tayang perdana di seluruh bioskop di Bandung pada 24 Februari 2019.
“Saya hanya syuting selama satu jam sesuai waktu yang ada,” kata Ridwan Kamil di rumah dinas Gedung Pakuan Bandung, Ahad, 10 Februari 2019.
Emil telah terlibat dalam pembuatan film Dilan 1990 semasa menjabat sebagai Walikota Bandung. Perannya berlanjut ke film lanjutannya Dilan 1991 ketika baru menjadi Gubernur Jawa Barat. Perannya sebagai kepala SMA di sekolah Dilan. “Saya boleh ikut dan tidak boleh dibayar karena melanggar etika,” ujar Ridwan Kamil.
Walaupun waktu syuting hanya satu jam, dia mengaku senang karena dialognya lebih panjang daripada film Dilan 1990. Ia tidak kesulitan berperan sebagai kepala sekolah karena mengalami masa SMA di Bandung pada era 1990 seperti latar di film Dilan. “Tahun 1990 akhir SMA mau ke universitas, ketemu Bu Cinta (istrinya) 1995 masih layang-layang putus,” kata Ridwan Kamil.Adegan film Dilan 1991. (Dok. Max Pictures)
Sementara itu salah seorang sutradara film Dilan, Fajar Bustomi mengatakan, pembuatan film itu hingga tuntas banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak di Bandung. Selain Ridwan Kamil, warga Bandung disebutnya menyambut mereka dengan ramah. “Sehingga syuting film berjalan lancar,” ujar Fajar di Bandung.
Digaetnya Ridwan Kamil dalam film Dilan, kata dia, berdasarkan beberapa alasan. Sosok Ridwan Kamil dinilai pas dengan karakter kepala sekolah yang baik seperti di novel karangan Pidi Baiq itu. “Sosok juga harus tepat tidak sekedar rame-ramean doang,” kata Fajar.
Baca: Hari Dilan Ditetapkan 24 Februari 2019 di Bandung
Dalih lainnya terkait dengan jumlah pengikut akun media sosial Ridwan Kamil. “Jumlahnya 14 juta orang sehingga bisa bantu promosi film,” ujar Fajar. Ridwan Kamil tidak keberatan dengan alasan itu. “Kalau eksistensi saya bernilai jual silakan saja,” kata dia.
Sumber : https://seleb.tempo.co/read/1174199/cerita-ridwan-kamil-bintangi-film-dilan-1991
“Saya hanya syuting selama satu jam sesuai waktu yang ada,” kata Ridwan Kamil di rumah dinas Gedung Pakuan Bandung, Ahad, 10 Februari 2019.
Emil telah terlibat dalam pembuatan film Dilan 1990 semasa menjabat sebagai Walikota Bandung. Perannya berlanjut ke film lanjutannya Dilan 1991 ketika baru menjadi Gubernur Jawa Barat. Perannya sebagai kepala SMA di sekolah Dilan. “Saya boleh ikut dan tidak boleh dibayar karena melanggar etika,” ujar Ridwan Kamil.
Walaupun waktu syuting hanya satu jam, dia mengaku senang karena dialognya lebih panjang daripada film Dilan 1990. Ia tidak kesulitan berperan sebagai kepala sekolah karena mengalami masa SMA di Bandung pada era 1990 seperti latar di film Dilan. “Tahun 1990 akhir SMA mau ke universitas, ketemu Bu Cinta (istrinya) 1995 masih layang-layang putus,” kata Ridwan Kamil.Adegan film Dilan 1991. (Dok. Max Pictures)
Sementara itu salah seorang sutradara film Dilan, Fajar Bustomi mengatakan, pembuatan film itu hingga tuntas banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak di Bandung. Selain Ridwan Kamil, warga Bandung disebutnya menyambut mereka dengan ramah. “Sehingga syuting film berjalan lancar,” ujar Fajar di Bandung.
Digaetnya Ridwan Kamil dalam film Dilan, kata dia, berdasarkan beberapa alasan. Sosok Ridwan Kamil dinilai pas dengan karakter kepala sekolah yang baik seperti di novel karangan Pidi Baiq itu. “Sosok juga harus tepat tidak sekedar rame-ramean doang,” kata Fajar.
Baca: Hari Dilan Ditetapkan 24 Februari 2019 di Bandung
Dalih lainnya terkait dengan jumlah pengikut akun media sosial Ridwan Kamil. “Jumlahnya 14 juta orang sehingga bisa bantu promosi film,” ujar Fajar. Ridwan Kamil tidak keberatan dengan alasan itu. “Kalau eksistensi saya bernilai jual silakan saja,” kata dia.
Sumber : https://seleb.tempo.co/read/1174199/cerita-ridwan-kamil-bintangi-film-dilan-1991
Manchester City Vs Chelsea 6-0, Aguero Hattrick
Hasil Final Four Proliga 2019: Putra BNI Sapu Bersih 3 Kemenangan
KKP Dinilai Wajar Minta Pembebasan Tarif Produk
Bupati Pekalongan akan Fasilitasi Sertifikasi Durian Lokal
Tes Masuk Ar Risalah Luar Provinsi Sumbar Digelar Serentak
Perubahan Iklim dan Pengaruh AS Jadi Ancaman Paling Ditakuti
Perubahan Jadwal Garuda ke Biak Kurangi Jumlah Wisatawan
SmartMusic, Aplikasi Streaming Musik Karya Anak Bangsa
SD Muhammadiyah PK Pracimantoro Gelar Market Day
Dibantai Juve, Gelandang Sassuolo Terima dengan Lapang Dada
Hasil Final Four Proliga 2019: Putra BNI Sapu Bersih 3 Kemenangan
KKP Dinilai Wajar Minta Pembebasan Tarif Produk
Bupati Pekalongan akan Fasilitasi Sertifikasi Durian Lokal
Tes Masuk Ar Risalah Luar Provinsi Sumbar Digelar Serentak
Perubahan Iklim dan Pengaruh AS Jadi Ancaman Paling Ditakuti
Perubahan Jadwal Garuda ke Biak Kurangi Jumlah Wisatawan
SmartMusic, Aplikasi Streaming Musik Karya Anak Bangsa
SD Muhammadiyah PK Pracimantoro Gelar Market Day
Dibantai Juve, Gelandang Sassuolo Terima dengan Lapang Dada
Liga Champions Asia, Ini Strategi Persija Untuk Hadapi Newcastle
Cegah Pungli Sertifikat Tanah, Wali Kota Buat Surat Edaran
Tiket Pesawat Mahal, Bandara Minangkabau Sepi Penumpang
12 Warga Australia Dijebloskan ke Kamp Reedukasi Uighur di Cina
Toyota Perkenalkan Perangkat Keselamatan THUMS Versi 6
TNI AL Terjunkan Pasukan Khusus ke Pakistan, Hati-hati!
Tiba-tiba, Prajurit TNI AL dan PNS Diminta Tes Urine, Hasilnya?
Ratusan WNA Datang ke Sini Demi Belajar Agama Islam
Berita Duka, Ibu Rahayu Meninggal Dunia
Bocah SD Tewas Terinjak Kuda
Cegah Pungli Sertifikat Tanah, Wali Kota Buat Surat Edaran
Tiket Pesawat Mahal, Bandara Minangkabau Sepi Penumpang
12 Warga Australia Dijebloskan ke Kamp Reedukasi Uighur di Cina
Toyota Perkenalkan Perangkat Keselamatan THUMS Versi 6
TNI AL Terjunkan Pasukan Khusus ke Pakistan, Hati-hati!
Tiba-tiba, Prajurit TNI AL dan PNS Diminta Tes Urine, Hasilnya?
Ratusan WNA Datang ke Sini Demi Belajar Agama Islam
Berita Duka, Ibu Rahayu Meninggal Dunia
Bocah SD Tewas Terinjak Kuda