13 Taruna Akpol Aniaya Junior hingga Tewas Resmi Dikeluarkan
Posted Date : 12-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 189 kali.
Liputan6.com, Jakarta - 13 taruna Akademi Kepolisian (Akpol) yang terlibat kasus penganiayaan hingga menyebabkan tewasnya taruna tingkat II Muhammad Adam pada 18 Mei 2017, akhirnya dikeluarkan.
Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Kalemdiklat) Polri Komjen Arief Sulistyanto menyampaikan, hal itu dilakukan demi membentuk sumber daya manusia (SDM) Polri yang paripurna.
"Sidang Wanak (Dewan Akademik) memang harus segera memutuskan dengan seadil-adilnya berdasarkan peraturan yang ada, karena permasalahan ini sudah berjalan lama," tutur Arief dalam keterangannya, Selasa (12/2/2019).
Hampir dua tahun tidak ada kejelasan terhadap nasib 13 taruna itu. Sidang kemudian digelar tertutup pada Senin 11 Februari 2019 mulai pukul 13.00 WIB hingga 23.30 WIB di Gedung Paramarta komplek Akpol dengan hasil Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH).
"Keputusan harus cepat diambil demi masa depan Akpol dan juga demi masa depan para taruna yang bermasalah tersebut, agar mereka dapat melanjutkan jenjang karier lain saat keluar dari Akpol," jelas dia.
Sebenarnya, ada 14 orang yang terjerat kasus. Namun pelaku utama yakni CAS telah dikeluarkan pada sidang Wanak yang digelar pada Juli 2018 silam.
Inisial Pelaku
13 taruna itu sendiri berinisial MB, GJN, GCM, RLW, JEDP, dan RAP. Lalu ada IZPR, PDS, AKU, CAEW, RK, EA, dan HA.
"Bersyukur akhirnya keputusan sudah dilakukan secepatnya untuk memberikan kepastian dan demi menjaga marwah Akpol sebagai pencetak pemimpin Polri masa depan," Arief menandaskan.
Seorang taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tingkat II bernama Muhammad Adam (21) tewas saat menjalani pendidikan di kampusnya di Jawa Tengah, Kamis dini hari. Pria yang akrab disapa Nando itu diduga tewas akibat dianiaya seniornya.
Sumber : https://www.liputan6.com/news/read/3893433/13-taruna-akpol-aniaya-junior-hingga-tewas-resmi-dikeluarkan
Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Kalemdiklat) Polri Komjen Arief Sulistyanto menyampaikan, hal itu dilakukan demi membentuk sumber daya manusia (SDM) Polri yang paripurna.
"Sidang Wanak (Dewan Akademik) memang harus segera memutuskan dengan seadil-adilnya berdasarkan peraturan yang ada, karena permasalahan ini sudah berjalan lama," tutur Arief dalam keterangannya, Selasa (12/2/2019).
Hampir dua tahun tidak ada kejelasan terhadap nasib 13 taruna itu. Sidang kemudian digelar tertutup pada Senin 11 Februari 2019 mulai pukul 13.00 WIB hingga 23.30 WIB di Gedung Paramarta komplek Akpol dengan hasil Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH).
"Keputusan harus cepat diambil demi masa depan Akpol dan juga demi masa depan para taruna yang bermasalah tersebut, agar mereka dapat melanjutkan jenjang karier lain saat keluar dari Akpol," jelas dia.
Sebenarnya, ada 14 orang yang terjerat kasus. Namun pelaku utama yakni CAS telah dikeluarkan pada sidang Wanak yang digelar pada Juli 2018 silam.
Inisial Pelaku
13 taruna itu sendiri berinisial MB, GJN, GCM, RLW, JEDP, dan RAP. Lalu ada IZPR, PDS, AKU, CAEW, RK, EA, dan HA.
"Bersyukur akhirnya keputusan sudah dilakukan secepatnya untuk memberikan kepastian dan demi menjaga marwah Akpol sebagai pencetak pemimpin Polri masa depan," Arief menandaskan.
Seorang taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tingkat II bernama Muhammad Adam (21) tewas saat menjalani pendidikan di kampusnya di Jawa Tengah, Kamis dini hari. Pria yang akrab disapa Nando itu diduga tewas akibat dianiaya seniornya.
Sumber : https://www.liputan6.com/news/read/3893433/13-taruna-akpol-aniaya-junior-hingga-tewas-resmi-dikeluarkan
Pesta Miras dan Awal Transformasi Kalijodo 3 Tahun Silam
Deretan Fakta Terbaru di Balik Penganiayaan 2 Petugas KPK
Hidup Sehat Hingga Tua, Kenali Penyakit Jantung Koroner Sejak Dini
Promosi Wisata, Turki Rilis Film Dokumenter Bawah Laut
Dituduh Memberontak, 12 Pemimpin Katalan Jalani Persidangan
152 Pastor di Meksiko Diberhentikan
AS dan Rusia Bahas Situasi di Venezuela
Tentara Israel Tangkap 16 Warga Palestina
Iran Siap Selesaikan Perselisihan dengan Saudi
Pertamina Wajib Laporkan Struktur Harga Avtur ke Pemerintah
Deretan Fakta Terbaru di Balik Penganiayaan 2 Petugas KPK
Hidup Sehat Hingga Tua, Kenali Penyakit Jantung Koroner Sejak Dini
Promosi Wisata, Turki Rilis Film Dokumenter Bawah Laut
Dituduh Memberontak, 12 Pemimpin Katalan Jalani Persidangan
152 Pastor di Meksiko Diberhentikan
AS dan Rusia Bahas Situasi di Venezuela
Tentara Israel Tangkap 16 Warga Palestina
Iran Siap Selesaikan Perselisihan dengan Saudi
Pertamina Wajib Laporkan Struktur Harga Avtur ke Pemerintah
Serangan Berdarah di Gereja St Lidwina Sleman Setahun Lalu
KPK Geledah Rumah Dirut Jasa Marga terkait Dugaan Korupsi Proyek Waskita Karya
Keanehan Sebelum Fitri Yu Dibuinuh
Jusuf Kalla Isyaratkan Ada Pemain Lain di Luar Pertamina Garap Bisnis Avtur di Bandara
Buron Kasus Pajak Rp 20 Miliar Ini Akhirnya Tertangkap di Pontianak
Terungkap Sebab Terbakarnya Kios Bensin Koja
Setiap Valentine, Turki Berhasil Jual Bunga Sampai Rp 6,6 Triliun
Gara-gara Kemacetan, AS Rugi Rp 113,5 Triliun Pada 2018
Priyanka Chopra Tak Ingin Teburu-buru Memiliki Anak
Tante Tia Tewas Dibunuh Brondong setelah Hubungan Seks di Kuburan
KPK Geledah Rumah Dirut Jasa Marga terkait Dugaan Korupsi Proyek Waskita Karya
Keanehan Sebelum Fitri Yu Dibuinuh
Jusuf Kalla Isyaratkan Ada Pemain Lain di Luar Pertamina Garap Bisnis Avtur di Bandara
Buron Kasus Pajak Rp 20 Miliar Ini Akhirnya Tertangkap di Pontianak
Terungkap Sebab Terbakarnya Kios Bensin Koja
Setiap Valentine, Turki Berhasil Jual Bunga Sampai Rp 6,6 Triliun
Gara-gara Kemacetan, AS Rugi Rp 113,5 Triliun Pada 2018
Priyanka Chopra Tak Ingin Teburu-buru Memiliki Anak
Tante Tia Tewas Dibunuh Brondong setelah Hubungan Seks di Kuburan