Ganti Oli Motor, Sebaiknya Perhatikan 'Engine Hour'
Posted Date : 25-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 419 kali.
Perawatan kendaraan berupa ganti oli banyak periodenya. Kalau beberapa waktu lalu kumparan membahas ganti oli mobil tiap 5.000 km atau 10.000 km, kali ini gantian roda dua.
Pada buku servis umumnya tertera ganti oli motor setiap 4.000 km atau 4 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dahulu.
Tapi kalau mengikuti anjuran mekanik bengkel resmi atau non-resmi, sebaiknya ganti oli setiap 2.000 km atau sebulan sekali.
Lalu yang jadi pertanyaan, kenapa ada perbedaan interval ganti oli ini? Kemudian, mana yang harusnya diterapkan?
Menanggapi hal ini Presiden Direktur PT Federal Karyatama, produsen pelumas kendaraan merek Federal, Patrick Adhiatmadja menjelaskan, alangkah baiknya kalau ganti oli berpacu pada engine hour motor.
"Tolok ukur ganti oli itu bukan dari kilometer, karena jarak tempuh itu pendekatan yang paling kasar, paling tepat ganti oli sesuai engine hour, karena saat macet, oli mesin bekerja meski kilometer tidak jalan, dan itu tidak tercantum di buku petunjuk," papar Patrick saat ditemui di Federal Lubricants media gathering di Jakarta, Rabu (24/4).
Tambahnya, dengan memperhatikan waktu kerja mesin tersebut, interval penggantian oli malah bisa lebih cepat hingga dua minggu sekali, atau juga bisa melebihi 4.000 km.
"Rata-rata penggunaan motor di Jakarta 2.000 km per bulan, kalau ojek online dua minggu sekali ada, ada juga yang mengganti oli karena tarikan tidak enak, jadi yang tahu dan merasakan kondisi mesin Anda sendiri, mekanik tidak tahu," timpalnya.
Adapun kalau dari feeling berkendara sudah tidak enak, ada cara lain biar menegaskan kondisi dan kualitas pelumas sudah tidak bagus lagi. "Dari oil stick kemudian kalau dipegang olinya ada gramasi (kotoran pelumas) harusnya cepat ganti," tuntasnya.
Federal kini disokong ExxonMobil
Bicara merek pelumas kendaraan, khususnya Federal Oil yang kini berganti nama jadi Federal Lubricants, tidak lagi dipegang PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM).
Perusahaan yang didirikan oleh William Soeryadjaya 31 tahun silam ini akhirnya diakuisisi perusahaan pelumas kenamaan ExxonMobil senilai 436 juta dolar Amerika atau setara Rp 6,08 triliun.
Patrick mengungkapkan, perusahaannya punya riwayat jalur distribusi yang kuat, pangsa pasar 20 persen untuk pelumas aftermarket roda dua, dan produksi tahunan yang besar mencapai 700 ribu barel, memantik ExxonMobil untuk menguasainya.
"Kami punya brand value tinggi khusus pelumas roda dua, tidak hanya kekuatan merek, tetapi juga ditunjang dengan kekuatan dari jalur distribusi kami yang sudah ada, dan akhirnya jadi bagian dari ExxonMobil dari 28 Juni 2018 kemarin," jelasnya.
Jelas Patrick, bentuk akuisisinya tidak mengorbankan atau mematikan Federal Lubricants kemudian serta merta mengambil alih semua bisnisnya. Melainkan, masing-masing merek tetap terus berniaga sesuai segmentasinya.
"Kalau kasus kami akuisisinya guna memperbesar jaringan distribusi dan saling memperkaya portofolio, kami lebih kuat di segmen BTC (Business to Consumer), ExxonMobil dengan mereknya sangat kuat di jalur distribusi BTB (Business to Business)," tambahnya.
Dengan adanya induk baru ini Patrick berharap bisa mengekspansi bisnisnya di luar Tanah Air.
Sumber : https://kumparan.com/@kumparanoto/ganti-oli-motor-sebaiknya-perhatikan-engine-hour-1qxNgp0QLsa
Pada buku servis umumnya tertera ganti oli motor setiap 4.000 km atau 4 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dahulu.
Tapi kalau mengikuti anjuran mekanik bengkel resmi atau non-resmi, sebaiknya ganti oli setiap 2.000 km atau sebulan sekali.
Lalu yang jadi pertanyaan, kenapa ada perbedaan interval ganti oli ini? Kemudian, mana yang harusnya diterapkan?
Menanggapi hal ini Presiden Direktur PT Federal Karyatama, produsen pelumas kendaraan merek Federal, Patrick Adhiatmadja menjelaskan, alangkah baiknya kalau ganti oli berpacu pada engine hour motor.
"Tolok ukur ganti oli itu bukan dari kilometer, karena jarak tempuh itu pendekatan yang paling kasar, paling tepat ganti oli sesuai engine hour, karena saat macet, oli mesin bekerja meski kilometer tidak jalan, dan itu tidak tercantum di buku petunjuk," papar Patrick saat ditemui di Federal Lubricants media gathering di Jakarta, Rabu (24/4).
Tambahnya, dengan memperhatikan waktu kerja mesin tersebut, interval penggantian oli malah bisa lebih cepat hingga dua minggu sekali, atau juga bisa melebihi 4.000 km.
"Rata-rata penggunaan motor di Jakarta 2.000 km per bulan, kalau ojek online dua minggu sekali ada, ada juga yang mengganti oli karena tarikan tidak enak, jadi yang tahu dan merasakan kondisi mesin Anda sendiri, mekanik tidak tahu," timpalnya.
Adapun kalau dari feeling berkendara sudah tidak enak, ada cara lain biar menegaskan kondisi dan kualitas pelumas sudah tidak bagus lagi. "Dari oil stick kemudian kalau dipegang olinya ada gramasi (kotoran pelumas) harusnya cepat ganti," tuntasnya.
Federal kini disokong ExxonMobil
Bicara merek pelumas kendaraan, khususnya Federal Oil yang kini berganti nama jadi Federal Lubricants, tidak lagi dipegang PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM).
Perusahaan yang didirikan oleh William Soeryadjaya 31 tahun silam ini akhirnya diakuisisi perusahaan pelumas kenamaan ExxonMobil senilai 436 juta dolar Amerika atau setara Rp 6,08 triliun.
Patrick mengungkapkan, perusahaannya punya riwayat jalur distribusi yang kuat, pangsa pasar 20 persen untuk pelumas aftermarket roda dua, dan produksi tahunan yang besar mencapai 700 ribu barel, memantik ExxonMobil untuk menguasainya.
"Kami punya brand value tinggi khusus pelumas roda dua, tidak hanya kekuatan merek, tetapi juga ditunjang dengan kekuatan dari jalur distribusi kami yang sudah ada, dan akhirnya jadi bagian dari ExxonMobil dari 28 Juni 2018 kemarin," jelasnya.
Jelas Patrick, bentuk akuisisinya tidak mengorbankan atau mematikan Federal Lubricants kemudian serta merta mengambil alih semua bisnisnya. Melainkan, masing-masing merek tetap terus berniaga sesuai segmentasinya.
"Kalau kasus kami akuisisinya guna memperbesar jaringan distribusi dan saling memperkaya portofolio, kami lebih kuat di segmen BTC (Business to Consumer), ExxonMobil dengan mereknya sangat kuat di jalur distribusi BTB (Business to Business)," tambahnya.
Dengan adanya induk baru ini Patrick berharap bisa mengekspansi bisnisnya di luar Tanah Air.
Sumber : https://kumparan.com/@kumparanoto/ganti-oli-motor-sebaiknya-perhatikan-engine-hour-1qxNgp0QLsa
Riset Terbaru Ungkap Bahaya Berkendara Saat Gerimis
Spesies Baru Singa Raksasa Ditemukan di dalam Laci Museum
Planet Mars Alami ‘Gempa’, Robot Penjelajah NASA di Sana Jadi Saksinya
Update Kasus Skandal Prostitusi yang Melibatkan Seungri
Sriwijaya FC Kini: Gaji 28 Pemain Ditunggak, Manajemen Digugat
Anak Derry Sulaiman Memutuskan Lepas Hijab
Rashida Tlaib dan Ilhan Omar Kecam Eksekusi Mati Saudi
Mumi Ribuan Tahun Kembali Ditemukan di Mesir, Totalnya 35
Sepak Terjang Aktivis Perempuan Saudi di Perantauan
Pasukan Israel Tembaki Petani Palestina di Jalur Gaza
Spesies Baru Singa Raksasa Ditemukan di dalam Laci Museum
Planet Mars Alami ‘Gempa’, Robot Penjelajah NASA di Sana Jadi Saksinya
Update Kasus Skandal Prostitusi yang Melibatkan Seungri
Sriwijaya FC Kini: Gaji 28 Pemain Ditunggak, Manajemen Digugat
Anak Derry Sulaiman Memutuskan Lepas Hijab
Rashida Tlaib dan Ilhan Omar Kecam Eksekusi Mati Saudi
Mumi Ribuan Tahun Kembali Ditemukan di Mesir, Totalnya 35
Sepak Terjang Aktivis Perempuan Saudi di Perantauan
Pasukan Israel Tembaki Petani Palestina di Jalur Gaza
Pendiri FIS Aljazair Syeikh Abbas Madani Meninggal di Qatar
Dua Biarawan Koptik Dihukum Mati karena Membunuh Uskup
Benarkah Orang-orang Armenia jadi ‘Budak’ di Bawah Khilafah Utsmaniyah?
Rakyat Terus Dukung Perpanjang Kekuasaan Al-Sisi di Mesir
Pendiri FIS Aljazair Meninggal Dunia di Qatar
Inggris akan Bangun Dinding Baja untuk Lindungi Kunjungan Trump
Pasukan Pimpinan AS Tewaskan 1.600 Warga Sipil di Raqqah Suriah pada 2017
Bioskop di Inggris Didesak Boikot Festival Film Israel
Inggris Darurat Serangan Senjata Tajam
Gereja-gereja Katolik di Sri Lanka Tangguhkan Layanan Pasca Serangan Bom
Dua Biarawan Koptik Dihukum Mati karena Membunuh Uskup
Benarkah Orang-orang Armenia jadi ‘Budak’ di Bawah Khilafah Utsmaniyah?
Rakyat Terus Dukung Perpanjang Kekuasaan Al-Sisi di Mesir
Pendiri FIS Aljazair Meninggal Dunia di Qatar
Inggris akan Bangun Dinding Baja untuk Lindungi Kunjungan Trump
Pasukan Pimpinan AS Tewaskan 1.600 Warga Sipil di Raqqah Suriah pada 2017
Bioskop di Inggris Didesak Boikot Festival Film Israel
Inggris Darurat Serangan Senjata Tajam
Gereja-gereja Katolik di Sri Lanka Tangguhkan Layanan Pasca Serangan Bom