Pendiri FIS Aljazair Syeikh Abbas Madani Meninggal di Qatar
Posted Date : 26-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 347 kali.
Hidayatullah.com–Syeikh Abbas Madani, seorang ulama tanpa kompromi, memimpin Front Keselamatan Islam (FIS), Aljazair telah meninggal di Qatar di usia 88 tahun.
Syeikh Madani adalah pemimpin Front Keselamatan Islam atau (الجبهة الإسلامية للإنقاذ/al-Jabhah al-Islāmiyah lil-Inqādh atau dikenal dengan FIS).
“Sore ini, kami melakukan doa pemakaman untuk fadhilaushayeikh, Mujahid Abbas Madani di Masjid Mohammed bin Abdul Wahab.Upacara tersebut dihadiri oleh Yang Mulia Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Qatar, “ tulis Syeikh Ali Qaradaghi dalam akun twitternya.
“Kita bermohon kepada Allah Yang Maha Tinggi, Maha Berkuasa agar Melimpahkan Rahmat-Nya dan mengumpulkan beliau bersama para Nabi, orang-orang Shiddiq (jujur), para syuhada . Dan mereka itu sebaik-baik teman,” tambah Sekjen Persatuan Ulama Muslim Dunia atau International Union of Muslim Scholars (IUMS) ini.
“Abass Madani meninggal di usia 88 tahun di rumah sakit Doha setelah menderita sakit yang lama,” kata rekannya, Ali Belhadj, yang mendapat kabar tersebut dari kerabat Madani.
Syeikh Madani, telah tinggal di Qatar sejak 2003, mendirikan Front Keselamatan Islam (FIS) bersama Belhadj pada 1989. Ia menyerukan perjuangan bersenjata pada 1992 setelah militer Aljazair membatalkan pemilihan legislatif multi-partai pertama negara itu yang dimenangkan FIS.
Menurut laporan, konflik yang berkelanjutan telah memakan korban hingga 200.000 orang tewas. “Madani ingin dimakamkan di Aljazair, tetapi saya tidak tahu apakah itu mungkin,” kata Belhadj dikutip AFP.
FIS pernah memenangkan putaran pertama pemilihan parlemen secara demokratis pada tahun 1991 sebelum pemilihan dibatalkan oleh militer Aljazair atas dukungan AS.
Maddani dilahirkan pada tahun 1931 di Diyar Ben Issa di Aljazair timur, ikut ambil bagian dalam pertempuran dalam pertama Perang Kemerdekaan Aljazair melawan pemerintah kolonial Prancis pada November 1954. Ia ditangkap Prancis dan dipenjara hingga Aljazair merdeka di 1962.
Syeikh Madani menyelesaikan gelar doktor dalam psikologi pendidikan di London pada tahun 1978 dan kemudian menjadi profesor ilmu pendidikan di University of Algiers. Ia menjadi terkenal karena penentangannya terhadap Presiden Aljazair Chadli Benjedid, yang memerintah negara itu dari 1978 hingga 1992 dan kebijakan sosialisnya. Dia menganjurkan pasar bebas, Arabisasi dan Islamisasi pendidikan, dan undang-undang berdasarkan syariah Islam.
Pada tahun 1989, setelah demonstrasi besar-besaran terhadap Benjedid dan Front Pembebasan Nasional (FLN) yang berkuasa, partai-partai oposisi diizinkan untuk dibentuk. Bersama dengan Ali Belhadj dan para pemimpin Islam lainnya, Madani mendirikan FIS, yang membawanya ke kemenangan dalam pemilihan kota tahun 1990.*
Rep: Ahmad
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/04/26/163876/pendiri-fis-aljazair-syeikh-abbas-madani-meninggal-di-qatar.html
Syeikh Madani adalah pemimpin Front Keselamatan Islam atau (الجبهة الإسلامية للإنقاذ/al-Jabhah al-Islāmiyah lil-Inqādh atau dikenal dengan FIS).
“Sore ini, kami melakukan doa pemakaman untuk fadhilaushayeikh, Mujahid Abbas Madani di Masjid Mohammed bin Abdul Wahab.Upacara tersebut dihadiri oleh Yang Mulia Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Qatar, “ tulis Syeikh Ali Qaradaghi dalam akun twitternya.
“Kita bermohon kepada Allah Yang Maha Tinggi, Maha Berkuasa agar Melimpahkan Rahmat-Nya dan mengumpulkan beliau bersama para Nabi, orang-orang Shiddiq (jujur), para syuhada . Dan mereka itu sebaik-baik teman,” tambah Sekjen Persatuan Ulama Muslim Dunia atau International Union of Muslim Scholars (IUMS) ini.
“Abass Madani meninggal di usia 88 tahun di rumah sakit Doha setelah menderita sakit yang lama,” kata rekannya, Ali Belhadj, yang mendapat kabar tersebut dari kerabat Madani.
Syeikh Madani, telah tinggal di Qatar sejak 2003, mendirikan Front Keselamatan Islam (FIS) bersama Belhadj pada 1989. Ia menyerukan perjuangan bersenjata pada 1992 setelah militer Aljazair membatalkan pemilihan legislatif multi-partai pertama negara itu yang dimenangkan FIS.
Menurut laporan, konflik yang berkelanjutan telah memakan korban hingga 200.000 orang tewas. “Madani ingin dimakamkan di Aljazair, tetapi saya tidak tahu apakah itu mungkin,” kata Belhadj dikutip AFP.
FIS pernah memenangkan putaran pertama pemilihan parlemen secara demokratis pada tahun 1991 sebelum pemilihan dibatalkan oleh militer Aljazair atas dukungan AS.
Maddani dilahirkan pada tahun 1931 di Diyar Ben Issa di Aljazair timur, ikut ambil bagian dalam pertempuran dalam pertama Perang Kemerdekaan Aljazair melawan pemerintah kolonial Prancis pada November 1954. Ia ditangkap Prancis dan dipenjara hingga Aljazair merdeka di 1962.
Syeikh Madani menyelesaikan gelar doktor dalam psikologi pendidikan di London pada tahun 1978 dan kemudian menjadi profesor ilmu pendidikan di University of Algiers. Ia menjadi terkenal karena penentangannya terhadap Presiden Aljazair Chadli Benjedid, yang memerintah negara itu dari 1978 hingga 1992 dan kebijakan sosialisnya. Dia menganjurkan pasar bebas, Arabisasi dan Islamisasi pendidikan, dan undang-undang berdasarkan syariah Islam.
Pada tahun 1989, setelah demonstrasi besar-besaran terhadap Benjedid dan Front Pembebasan Nasional (FLN) yang berkuasa, partai-partai oposisi diizinkan untuk dibentuk. Bersama dengan Ali Belhadj dan para pemimpin Islam lainnya, Madani mendirikan FIS, yang membawanya ke kemenangan dalam pemilihan kota tahun 1990.*
Rep: Ahmad
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/04/26/163876/pendiri-fis-aljazair-syeikh-abbas-madani-meninggal-di-qatar.html
Ganti Oli Motor, Sebaiknya Perhatikan 'Engine Hour'
Riset Terbaru Ungkap Bahaya Berkendara Saat Gerimis
Spesies Baru Singa Raksasa Ditemukan di dalam Laci Museum
Planet Mars Alami ‘Gempa’, Robot Penjelajah NASA di Sana Jadi Saksinya
Update Kasus Skandal Prostitusi yang Melibatkan Seungri
Sriwijaya FC Kini: Gaji 28 Pemain Ditunggak, Manajemen Digugat
Anak Derry Sulaiman Memutuskan Lepas Hijab
Rashida Tlaib dan Ilhan Omar Kecam Eksekusi Mati Saudi
Mumi Ribuan Tahun Kembali Ditemukan di Mesir, Totalnya 35
Sepak Terjang Aktivis Perempuan Saudi di Perantauan
Riset Terbaru Ungkap Bahaya Berkendara Saat Gerimis
Spesies Baru Singa Raksasa Ditemukan di dalam Laci Museum
Planet Mars Alami ‘Gempa’, Robot Penjelajah NASA di Sana Jadi Saksinya
Update Kasus Skandal Prostitusi yang Melibatkan Seungri
Sriwijaya FC Kini: Gaji 28 Pemain Ditunggak, Manajemen Digugat
Anak Derry Sulaiman Memutuskan Lepas Hijab
Rashida Tlaib dan Ilhan Omar Kecam Eksekusi Mati Saudi
Mumi Ribuan Tahun Kembali Ditemukan di Mesir, Totalnya 35
Sepak Terjang Aktivis Perempuan Saudi di Perantauan
Dua Biarawan Koptik Dihukum Mati karena Membunuh Uskup
Benarkah Orang-orang Armenia jadi ‘Budak’ di Bawah Khilafah Utsmaniyah?
Rakyat Terus Dukung Perpanjang Kekuasaan Al-Sisi di Mesir
Pendiri FIS Aljazair Meninggal Dunia di Qatar
Inggris akan Bangun Dinding Baja untuk Lindungi Kunjungan Trump
Pasukan Pimpinan AS Tewaskan 1.600 Warga Sipil di Raqqah Suriah pada 2017
Bioskop di Inggris Didesak Boikot Festival Film Israel
Inggris Darurat Serangan Senjata Tajam
Gereja-gereja Katolik di Sri Lanka Tangguhkan Layanan Pasca Serangan Bom
Arab Saudi Eksekusi 37 Orang Mayoritas Syiah Terkait Terorisme
Benarkah Orang-orang Armenia jadi ‘Budak’ di Bawah Khilafah Utsmaniyah?
Rakyat Terus Dukung Perpanjang Kekuasaan Al-Sisi di Mesir
Pendiri FIS Aljazair Meninggal Dunia di Qatar
Inggris akan Bangun Dinding Baja untuk Lindungi Kunjungan Trump
Pasukan Pimpinan AS Tewaskan 1.600 Warga Sipil di Raqqah Suriah pada 2017
Bioskop di Inggris Didesak Boikot Festival Film Israel
Inggris Darurat Serangan Senjata Tajam
Gereja-gereja Katolik di Sri Lanka Tangguhkan Layanan Pasca Serangan Bom
Arab Saudi Eksekusi 37 Orang Mayoritas Syiah Terkait Terorisme