Rashida Tlaib dan Ilhan Omar Kecam Eksekusi Mati Saudi
Posted Date : 25-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 300 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Rashida Tlaib dan Ilhan Omar mengecam Arab Saudi yang mengecam 37 warganya yang dituduh terlibat terorisme. Mereka mendesak Pemerintah AS menangguhkan penjualan peralatan militer kepada Saudi.
Tlaib, yang merupakan anggota Kongres keturunan Palestina-Amerika pertama di negara tersebut, secara khusus melayangkan kritiknya kepada Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). “Sudah tahun ini, dia telah membunuh 100 orang. Setidaknya tiga hari para remaja ditangkap dan disiksi dalam pengakuan palsu. Dia membunuh mereka karena menghadiri aksi protes! Pikirkan tentang hal itu,” kata Tlaib melalui akun Twitter pribadinya, dikutip laman Al Araby, Rabu (24/4).
Omar menyebut eksekusi mati 37 warga Saudi sebagai peristiwa mengerikan. “Kita harus berhenti menjual senjata kepada Saudi dan berhenti mendukung kebrutalan ini,” kata Omar.
Ke-37 warga Saudi yang dieksekusi adalah pria. Menurut Badan Pers Saudi, mereka dieksekusi karena mengadopsi pemikiran teroris dan ekstremis. Mereka juga dituding memiliki niatan untuk membentuk sel-sel teroris dengan tujuan merusak serta mengganggu stabilitas keamanan.
Organisasi hak asasi manusia Amnesty International menyebut dari 37 warga yang dieksekusi, 32 orang di antaranya berasal dari minoritas Syiah. Amnesty mengklaim bahwa mereka telah menjadi sasaran peradilan palsu. Mereka disiksa untuk dipaksa memberi keterangan sesuai dengan tuduhan yang dilayangkan otoritas Saudi.
Di antara mereka yang dieksekusi, salah satunya diketahui bernama Abdulkareem Al Hawaj. Remaja berusia 16 tahun itu ditangkap karena dituduh terlibat dalam gerakan protes antipemerintah.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/pqifh3366/rashida-tlaib-dan-ilhan-omar-kecam-eksekusi-mati-saudi
Tlaib, yang merupakan anggota Kongres keturunan Palestina-Amerika pertama di negara tersebut, secara khusus melayangkan kritiknya kepada Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). “Sudah tahun ini, dia telah membunuh 100 orang. Setidaknya tiga hari para remaja ditangkap dan disiksi dalam pengakuan palsu. Dia membunuh mereka karena menghadiri aksi protes! Pikirkan tentang hal itu,” kata Tlaib melalui akun Twitter pribadinya, dikutip laman Al Araby, Rabu (24/4).
Omar menyebut eksekusi mati 37 warga Saudi sebagai peristiwa mengerikan. “Kita harus berhenti menjual senjata kepada Saudi dan berhenti mendukung kebrutalan ini,” kata Omar.
Ke-37 warga Saudi yang dieksekusi adalah pria. Menurut Badan Pers Saudi, mereka dieksekusi karena mengadopsi pemikiran teroris dan ekstremis. Mereka juga dituding memiliki niatan untuk membentuk sel-sel teroris dengan tujuan merusak serta mengganggu stabilitas keamanan.
Organisasi hak asasi manusia Amnesty International menyebut dari 37 warga yang dieksekusi, 32 orang di antaranya berasal dari minoritas Syiah. Amnesty mengklaim bahwa mereka telah menjadi sasaran peradilan palsu. Mereka disiksa untuk dipaksa memberi keterangan sesuai dengan tuduhan yang dilayangkan otoritas Saudi.
Di antara mereka yang dieksekusi, salah satunya diketahui bernama Abdulkareem Al Hawaj. Remaja berusia 16 tahun itu ditangkap karena dituduh terlibat dalam gerakan protes antipemerintah.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/pqifh3366/rashida-tlaib-dan-ilhan-omar-kecam-eksekusi-mati-saudi
Mumi Ribuan Tahun Kembali Ditemukan di Mesir, Totalnya 35
Sepak Terjang Aktivis Perempuan Saudi di Perantauan
Pasukan Israel Tembaki Petani Palestina di Jalur Gaza
Joe Biden Maju ke Bursa Calon Presiden AS
Sri Lanka Instruksikan Semua Gereja Ditutup Sementara
Pertemuan Putin dan Kim Tandai Hubungan Baru Rusia-Korut
Jejak Indonesia dalam Sejarah Masuknya Islam ke Australia
Taliban Serang Milter Afghanistan di Farah, 9 Meninggal
Ibu Mayat Bayi di Kolong Tempat Tidur Sempat Mengaku Anaknya Hilang
Mengaku Bisa Memasukkan ASN, Pria ini Tipu Korban hingga Rp 188 Juta
Sepak Terjang Aktivis Perempuan Saudi di Perantauan
Pasukan Israel Tembaki Petani Palestina di Jalur Gaza
Joe Biden Maju ke Bursa Calon Presiden AS
Sri Lanka Instruksikan Semua Gereja Ditutup Sementara
Pertemuan Putin dan Kim Tandai Hubungan Baru Rusia-Korut
Jejak Indonesia dalam Sejarah Masuknya Islam ke Australia
Taliban Serang Milter Afghanistan di Farah, 9 Meninggal
Ibu Mayat Bayi di Kolong Tempat Tidur Sempat Mengaku Anaknya Hilang
Mengaku Bisa Memasukkan ASN, Pria ini Tipu Korban hingga Rp 188 Juta
Anak Derry Sulaiman Memutuskan Lepas Hijab
Sriwijaya FC Kini: Gaji 28 Pemain Ditunggak, Manajemen Digugat
Update Kasus Skandal Prostitusi yang Melibatkan Seungri
Planet Mars Alami ‘Gempa’, Robot Penjelajah NASA di Sana Jadi Saksinya
Spesies Baru Singa Raksasa Ditemukan di dalam Laci Museum
Riset Terbaru Ungkap Bahaya Berkendara Saat Gerimis
Ganti Oli Motor, Sebaiknya Perhatikan 'Engine Hour'
Pendiri FIS Aljazair Syeikh Abbas Madani Meninggal di Qatar
Dua Biarawan Koptik Dihukum Mati karena Membunuh Uskup
Benarkah Orang-orang Armenia jadi ‘Budak’ di Bawah Khilafah Utsmaniyah?
Sriwijaya FC Kini: Gaji 28 Pemain Ditunggak, Manajemen Digugat
Update Kasus Skandal Prostitusi yang Melibatkan Seungri
Planet Mars Alami ‘Gempa’, Robot Penjelajah NASA di Sana Jadi Saksinya
Spesies Baru Singa Raksasa Ditemukan di dalam Laci Museum
Riset Terbaru Ungkap Bahaya Berkendara Saat Gerimis
Ganti Oli Motor, Sebaiknya Perhatikan 'Engine Hour'
Pendiri FIS Aljazair Syeikh Abbas Madani Meninggal di Qatar
Dua Biarawan Koptik Dihukum Mati karena Membunuh Uskup
Benarkah Orang-orang Armenia jadi ‘Budak’ di Bawah Khilafah Utsmaniyah?