Meski Suka Koleksi Rakyat Swiss Setujui UU Kepemilikan Senjata Api Diperketat
Posted Date : 20-05-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 412 kali.
Hidayatullah.com–Rakyat Swiss termasuk yang gemar memiliki senjata api, tidak berbeda jauh dengan orang Amerika Serikat, tetapi mereka tidak keberatan menyesuaikan peraturan di negaranya dengan Uni Eropa yang lebih ketat. Kenapa?
Hasil awal perhitungan resmi menunjukkan 63,7% pemilih mendukung undang-undang kepemilikan senjata api Uni Eropa yang baru, termasuk kontrol yang lebih ketat terhadap senjata api semiotomatis. Mayoritas semua pemilih di wilayah canton yang ada di Swiss mendukung peraturan baru itu, kecuali satu wilayah canton Ticino di selatan Swiss yang warganya banyak berbahasa Italia, lansir DW Ahad (18/5/2019).
Meskipun Swiss bukan negara anggota Uni Eropa, para pemilih diberitahu bahwa mereka harus mengadopsi UU persekutuan itu jika tidak ingin Swiss dikecualikan dari sistem perbatasan terbuka Eropa Schengen dan Dublin Accord soal penanganan aplikasi suaka.
Swiss merupakan negara dengan tingkat kepemilikan senjata tertinggi di kawasan Eropa Barat, menurut Graduate Institute of International and Development Studies yang berbasis di Jenewa. Lebih dari 27% populasi Swiss memiliki senjata api, kata lembaga riset itu.
Berdasarkan UU baru, senpi semiotomatis berkapasitas magasin tinggi akan dimasukkan dalam daftar “terlarang”.
Para kolektor dan atlet olahraga menembak masih diperbolehkan membeli senapan jenis itu, tetapi mereka harus melewati prosedur yang lebih rumit sebelum memperoleh “exceptional authorization”.
Klub-klub peminat senjata api di Swiss dan Partai Rakyat Swiss (SPV) menolak UU yang lebih ketat tersebut.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/05/20/165138/meski-suka-koleksi-rakyat-swiss-setujui-uu-kepemilikan-senjata-api-diperketat.html
Hasil awal perhitungan resmi menunjukkan 63,7% pemilih mendukung undang-undang kepemilikan senjata api Uni Eropa yang baru, termasuk kontrol yang lebih ketat terhadap senjata api semiotomatis. Mayoritas semua pemilih di wilayah canton yang ada di Swiss mendukung peraturan baru itu, kecuali satu wilayah canton Ticino di selatan Swiss yang warganya banyak berbahasa Italia, lansir DW Ahad (18/5/2019).
Meskipun Swiss bukan negara anggota Uni Eropa, para pemilih diberitahu bahwa mereka harus mengadopsi UU persekutuan itu jika tidak ingin Swiss dikecualikan dari sistem perbatasan terbuka Eropa Schengen dan Dublin Accord soal penanganan aplikasi suaka.
Swiss merupakan negara dengan tingkat kepemilikan senjata tertinggi di kawasan Eropa Barat, menurut Graduate Institute of International and Development Studies yang berbasis di Jenewa. Lebih dari 27% populasi Swiss memiliki senjata api, kata lembaga riset itu.
Berdasarkan UU baru, senpi semiotomatis berkapasitas magasin tinggi akan dimasukkan dalam daftar “terlarang”.
Para kolektor dan atlet olahraga menembak masih diperbolehkan membeli senapan jenis itu, tetapi mereka harus melewati prosedur yang lebih rumit sebelum memperoleh “exceptional authorization”.
Klub-klub peminat senjata api di Swiss dan Partai Rakyat Swiss (SPV) menolak UU yang lebih ketat tersebut.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/05/20/165138/meski-suka-koleksi-rakyat-swiss-setujui-uu-kepemilikan-senjata-api-diperketat.html
Perangkat Huawei Tak Bebas Lagi Gunakan Android Google
Band Rock Punk Hatari Tampakkan Bendera Palestina di Eurovison Tel Aviv
Anjing Selamatkan Bayi Manusia Setelah Dikubur Sang Ibu
Baru Semusim, Ronaldo Sudah Sabet Gelar Pemain Terbaik Serie A
Zidane Kebangetan, Tak Ada Salam Perpisahan untuk Bale?
Junaidi Naik Atap Masjid dan Mau Bunuh Diri
Berwajah Sama, Driver dan Penumpang Ojek Online Tertawa Ngakak
Real Madrid Tutup La Liga 2018/19 dengan Kekalahan
Marquez Juara GP Prancis, Asapi Trio Ducati
Blokir STNK Kendaraan Supaya Tak Terkena Pajak Progresif
Band Rock Punk Hatari Tampakkan Bendera Palestina di Eurovison Tel Aviv
Anjing Selamatkan Bayi Manusia Setelah Dikubur Sang Ibu
Baru Semusim, Ronaldo Sudah Sabet Gelar Pemain Terbaik Serie A
Zidane Kebangetan, Tak Ada Salam Perpisahan untuk Bale?
Junaidi Naik Atap Masjid dan Mau Bunuh Diri
Berwajah Sama, Driver dan Penumpang Ojek Online Tertawa Ngakak
Real Madrid Tutup La Liga 2018/19 dengan Kekalahan
Marquez Juara GP Prancis, Asapi Trio Ducati
Blokir STNK Kendaraan Supaya Tak Terkena Pajak Progresif
UNHCR Desak Uni Eropa Berhenti Kirim Migran ke Libya
Mantan Presiden Mesir Mursi Habiskan Ramadhan ke-7 di Penjara Isolasi
Pemberontak Syiah al Houthi Ancam 300 Fasilitas Militer Vital Saudi
Arab Saudi Menyuntikkan Dana US $ 1,04 Miliar untuk Sudan
Foto Pertama Orientalis yang Berpura-pura Masuk Islam Dijual Rp3,8 Miliar
Menyebarkan Hoax Bisa Bahayakan Diri dan Orang Lain
Pasukan India Tewaskan 3 Pejuang Kashmir
Bus Pariwisata Jadi Sasaran Serangan Bom di Mesir
Dewan Militer Sudan Lanjutkan Pembicaraan dengan Para Demonstran
Pasukan Irak Klaim Tangkap Komandan Daesh di Mosul
Mantan Presiden Mesir Mursi Habiskan Ramadhan ke-7 di Penjara Isolasi
Pemberontak Syiah al Houthi Ancam 300 Fasilitas Militer Vital Saudi
Arab Saudi Menyuntikkan Dana US $ 1,04 Miliar untuk Sudan
Foto Pertama Orientalis yang Berpura-pura Masuk Islam Dijual Rp3,8 Miliar
Menyebarkan Hoax Bisa Bahayakan Diri dan Orang Lain
Pasukan India Tewaskan 3 Pejuang Kashmir
Bus Pariwisata Jadi Sasaran Serangan Bom di Mesir
Dewan Militer Sudan Lanjutkan Pembicaraan dengan Para Demonstran
Pasukan Irak Klaim Tangkap Komandan Daesh di Mosul