Foto Pertama Orientalis yang Berpura-pura Masuk Islam Dijual Rp3,8 Miliar

Posted Date : 20-05-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 426 kali.


Hidayatullah.com–Foto pertama Kota Makkah yang diambil seorang orientalis Belanda, Christiaan Snouck-Hurgonje yang memata-matai penduduk setempat setelah menipu mereka dengan mengatakan telah masuk Islam, dijual di situs lelang seharga £212.000 atau lebih dari Rp3,8 miliar.

Mail Online, melaporkan, foto-foto yang dibuat tahun 1888 oleh dimuat dalam buku-buku yang berjudul ‘Mekka’ dan ‘Bilder aus Mekka’ yang ditulis Christiaan Snouck-Hurgonje saat ia bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah pada pertengahan tahun 1880-an selama setengah tahun.

Snouck-Hurgonje adalah sarjana Barat pertama yang memiliki akses ke Makkah dan berpura-pura masuk Islam dengan mengubah namanya menjadi Abdul Ghaffaar.

Latar belakang pendidikan Snouck-Hurgonje dalam studi Islam membuatnya menjadi kandidat bagi pemerintah Belanda untuk mengirim rekannya ke bangsawan Indonesia di Arab Saudi.

Di Jeddah rumah Snouck-Hurgonje bersebelahan dengan bangsawan terkemuka Aceh yang ingin diincar dan target mata-mata pihak penjajah Belanda.

Pada saat itu, Perusahaan India Timur Belanda sedang memperluas kekuatannya ke Indonesia dan membutuhkan informasi tentang orang-orang Indonesia terkemuka di Makkah, selain memahami budaya Islam.

Bukunya menceritakan kehidupan sehari-hari penduduk Makkah dan juga berisi dokumen praktik Dewan Ulama Indonesia, yang terdiri dari para cendekiawan Islam dan perhatian dari Perusahaan Hindia Timur Belanda.

Foto-fotonya yang memesona memperlihatkan para peziarah atau jamaah dari Indonesia sedang di jalan menuju kota suci, para pelayan, kasim dan tuan mereka, serta para peziarah dengan untanya.

Lahir di Oosterhout pada tahun 1857, Snouck-Hurgonje menjadi mahasiswa teologi di Universitas Leiden pada tahun 1874. Ia menerima gelar doktor di Leiden pada tahun 1880 dengan disertasinya ‘Het Mekkaansche feest’ (“Perayaan Makkah”). Ia menjadi profesor di Sekolah Pegawai Kolonial Sipil Leiden pada 1881.

Ia yang fasih berbahasa Arab, melalui mediasi dengan gubernur Utsmaniyah di Jeddah, menjalani pemeriksaan oleh delegasi ulama dari Makkah pada tahun 1884 sebelum masuk. Setelah berhasil menyelesaikan pemeriksaan diizinkan untuk memulai ziarah ke kota suci Makkah pada 1885. Di Makkah, banyak orang tertipu keramahannya dan intelektualnya, membuat para ulama tak segan membimbingnya.

Selama Perang Aceh dari tahun 1873-1914, Snouck-Hurgonje memberi nasihat kepada Belanda bagaimana ‘menghancurkan’ penduduk setempat.

Snouck-Hurgonje kemudian pulang ke negaranya dan mampu menyelesaikan pekerjaannya. Dia lantas tenar di seluruh dunia sebagai seorang orientalis terkemuka.

Dia merintis kariernya dengan bekerja di Indonesia dan menerima keramahtamahan dari orang-orang yang pernah dia temui di Makkah. Ketika Perang Aceh pecah tahun 1873-1914, Snouck-Hurgonje memberikan saran kepada Belanda tentang cara menghancurkan penduduk setempat.

Snouck mengakui berpura-pura menjadi Muslim seperti yang ia jelaskan dalam surat yang dikirim ke teman kuliahnya, Carl Bezold pada 18 Februari 1886 yang kini diarsipkan di Perpustakaan Universitas Heidelberg.

Dari semua hari usaha mata-mata dan berpura-pura masuk Islam ini, ia merancang strategi yang secara signifikan membantu menghancurkan perlawanan Islam dan penduduk Aceh dengan memberlakukan kekuasaan kolonial Belanda, mengakhiri perang 40 tahun dengan perkiraan korban sekitar 50.000 dan 100.000 penduduk tewas dan sekitar satu juta terluka.*

Rep: Panji Islam

Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/05/20/165113/foto-pertama-orientalis-yang-berpura-pura-masuk-islam-dijual-rp38-miliar.html