BPN; Kericuhan Masjid Jogokaryan Bisa Seperti Teror PKI Di Kanigoro
Posted Date : 29-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 446 kali.
Eramuslim – Kericuhan antara pendukung Joko Widodo dengan Pemuda Masjid Jagokaryan, Yogyakarta menunjukkan mereka jauh dari umat Islam. Begitu kata Jurubicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sodik Mujahid.
Dia mendesak aparat penegak hukum segera mengusut tuntas kasus tersebut. Sebab, jika dibiarkan, maka insiden penyerbuan umat Islam di Kanigoro, Kecamatan Kras, Kediri, pada 13 Januari 1965 silam bisa terulang.
Kala itu, ribuan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) menyerbu dan menangkap puluhan santri dan ulama di Kanigoro untuk diserahkan ke pihak kepolisian karena dianggap antek-antek nekolim yang anti Nasakom dan anti revolusi.
“Tindakan seperti ini, jika dibiarkan bisa mengarah seperti peristiwa yang terjadi awal tahun 1965 ketika sekelompok Pemuda Rakyat menyerang masjid dan peserta training PII (Pergerakan Islam Indonesia) yang disebut peristiwa Kanigoro,” kata politisi Gerindra itu dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/1).
Dia berharap, publik bisa menilai sesungguhnya siapa yang memusuhi Islam dan menggunakan isu-isu keagamaan dalam pilpres. Publik juga harus menilai keadilan dan komitmen aparat keamanan serta aparat penegak hukum di wilayah NKRI ini.
Sejumlah massa pendukung Jokowi membuat keributan di Masjid Jogokaryan, Yogyakarta pada Minggu (27/1).
Kericuhan dipicu saat rombongan massa yang baru saja pulang dari deklarasi mendukung capres 01 Jokowi-Maruf Amin di Stadion Mandala Krida, mencopoti spanduk yang berada di area jalan di depan Masjid.
Tak hanya itu saja, massa juga berhenti di depan masjid dan menggeber motornya.
“Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Provokasi apalagi perusakan fasilitas masjid masuk dalam kriteria menghina tempat ibadah umat,” pungkas Wakil Ketua Komisi VIII DPR tersebut. (rmol)
Sumber : https://www.eramuslim.com/berita/nasional/bpn-kericuhan-masjid-jogokaryan-bisa-seperti-teror-pki-di-kanigoro.htm/2
Dia mendesak aparat penegak hukum segera mengusut tuntas kasus tersebut. Sebab, jika dibiarkan, maka insiden penyerbuan umat Islam di Kanigoro, Kecamatan Kras, Kediri, pada 13 Januari 1965 silam bisa terulang.
Kala itu, ribuan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) menyerbu dan menangkap puluhan santri dan ulama di Kanigoro untuk diserahkan ke pihak kepolisian karena dianggap antek-antek nekolim yang anti Nasakom dan anti revolusi.
“Tindakan seperti ini, jika dibiarkan bisa mengarah seperti peristiwa yang terjadi awal tahun 1965 ketika sekelompok Pemuda Rakyat menyerang masjid dan peserta training PII (Pergerakan Islam Indonesia) yang disebut peristiwa Kanigoro,” kata politisi Gerindra itu dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/1).
Dia berharap, publik bisa menilai sesungguhnya siapa yang memusuhi Islam dan menggunakan isu-isu keagamaan dalam pilpres. Publik juga harus menilai keadilan dan komitmen aparat keamanan serta aparat penegak hukum di wilayah NKRI ini.
Sejumlah massa pendukung Jokowi membuat keributan di Masjid Jogokaryan, Yogyakarta pada Minggu (27/1).
Kericuhan dipicu saat rombongan massa yang baru saja pulang dari deklarasi mendukung capres 01 Jokowi-Maruf Amin di Stadion Mandala Krida, mencopoti spanduk yang berada di area jalan di depan Masjid.
Tak hanya itu saja, massa juga berhenti di depan masjid dan menggeber motornya.
“Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Provokasi apalagi perusakan fasilitas masjid masuk dalam kriteria menghina tempat ibadah umat,” pungkas Wakil Ketua Komisi VIII DPR tersebut. (rmol)
Sumber : https://www.eramuslim.com/berita/nasional/bpn-kericuhan-masjid-jogokaryan-bisa-seperti-teror-pki-di-kanigoro.htm/2
Saat Rocky Gerung Bersalaman Prabowo, Lihat Senyumnya, Netizen: Presiden Akal Sehat RI
Zeng Wei Jian: “Kalla Meninggalkan Joko”
Umat Islam Kenya Masih Perjuangkan Jilbab Masuk Sekolah
Cuaca Ekstrem Saudi Nyaris Melumpuhkan Sejumlah Wilayah
Menyantap Paprika Bisa Cegah Kematian Dini
Yu Hyun-koo Pemain Asing Pertama Kalteng Putra
RSHS Gandeng Singapura Kembangkan Perawatan Paliatif
Morata Diperkirakan akan Selebrasi Usai Bobol Gawang Madrid
6 Nasi Bebek Madura di Jakarta yang Lezatnya Bikin Ketagihan
Kaya Manfaat, Manggis Cocok Dikonsumsi Saat Musim Hujan
Zeng Wei Jian: “Kalla Meninggalkan Joko”
Umat Islam Kenya Masih Perjuangkan Jilbab Masuk Sekolah
Cuaca Ekstrem Saudi Nyaris Melumpuhkan Sejumlah Wilayah
Menyantap Paprika Bisa Cegah Kematian Dini
Yu Hyun-koo Pemain Asing Pertama Kalteng Putra
RSHS Gandeng Singapura Kembangkan Perawatan Paliatif
Morata Diperkirakan akan Selebrasi Usai Bobol Gawang Madrid
6 Nasi Bebek Madura di Jakarta yang Lezatnya Bikin Ketagihan
Kaya Manfaat, Manggis Cocok Dikonsumsi Saat Musim Hujan
Kasus Rumah Sakit Sumber Waras, Selama Ini KPK Tebang Pilih
Said Aqil Tolak Minta Maaf soal Seruan Kader NU Kuasai Masjid: Saya Tak Takut Siapa Pun
Ahmad Dhani Divonis Penjara, Demokrat: Kebebasan Berpendapat Jadi Barang Mahal Sekarang
Ustadz Salim A Fillah Jelaskan Insiden di Masjid Jogokariyan
Mantan Panglima TNI: Cermati Sejarah China Ingin Kuasai Indonesia
Rocky Gerung Bilang Kekuatan PDIP Bukan di Soekarnois, Tapi Punya BIN
PBB Dukung Jokowi, Habib Rizieq Buat Maklumat Caleg Undur Diri Massal
Gadis Palestina Ditembak Mati Tentara Israel
Indonesia tak Mau Campuri Urusan Kedaulatan Venezuela
OHCHR: Indonesia Izinkan Komisaris HAM PBB Masuk Papua Barat
Said Aqil Tolak Minta Maaf soal Seruan Kader NU Kuasai Masjid: Saya Tak Takut Siapa Pun
Ahmad Dhani Divonis Penjara, Demokrat: Kebebasan Berpendapat Jadi Barang Mahal Sekarang
Ustadz Salim A Fillah Jelaskan Insiden di Masjid Jogokariyan
Mantan Panglima TNI: Cermati Sejarah China Ingin Kuasai Indonesia
Rocky Gerung Bilang Kekuatan PDIP Bukan di Soekarnois, Tapi Punya BIN
PBB Dukung Jokowi, Habib Rizieq Buat Maklumat Caleg Undur Diri Massal
Gadis Palestina Ditembak Mati Tentara Israel
Indonesia tak Mau Campuri Urusan Kedaulatan Venezuela
OHCHR: Indonesia Izinkan Komisaris HAM PBB Masuk Papua Barat