PBB Peringatkan Bantuan untuk Venezuela tidak Dipolitisasi
Posted Date : 07-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 163 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Rabu (6/2) memperingatkan agar bantuan kemanusiaan di Venezuela tidak dipolitisasi. Amerika Serikat mendistribusikan makanan dan keperluan medis ke perbatasan negara tersebut dan menuduh Presiden Nicolas Maduro memblokir pengiriman yang mengunakan truk dan kontainer tersebut.
Pejabat AS mengatakan sejumlah truk yang membawa bantuan tiba di Kolombia untuk didistribusikan ke Venezuela atas permintaan Juan Guaido, yang bulan lalu mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara. "Rakyat Venezuela sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Amerika Serikat dan negara-negara lain sedang berupaya membantu, namun militer Venezuela yang berada di bawah perintah Maduro mengadang bantuan yang menggunakan truk dan kontainer tersebut," kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo melalui akun Twitter, Rabu, disertai dengan satu foto jalan yang diblokir.
Pemerintah Maduro membantah adanya krisis kemanusiaan, menyalahkan sanksi-sanksi sebagai penyebab masalah ekonomi. Venezuela sedang berjuang dengan kelaparan, penyakit yang dapat dicegah dan perkiraan hiperinflasi 10 juta persen pada 2019.
Maduro pada Senin mengatakan rakyat Venezuela bukan pengemis dan dia tidak akan membiarkan negaranya dipermalukan. Amerika Serikat bisa saja berupaya mencari pendekatan dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengirim bantuan tanpa koordinasi dengan Maduro, namun Rusia sepertinya akan menghentikan langkah tersbut.
"Tindakan kemanusiaan harus terbebas dari politik, militer atau objek yang lain," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric kepada wartawan di New York.
"Ketika kita melihat kebuntuan saat ini menjadi semakin jelas bahwa perundingan politik yang serius antara para pihak diperlukan untuk menemukan solusi menuju perdamaian bagi rakyat Venezuela," kata dia.
Guaido menuliskan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres bulan lalu yang isinya meminta bantuan mengatasi krisis di negara tersebut. Namun kursi Venezuela di badan dunia yang beranggotakan 193 negara itu di pegang oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro dan Guterres tidak dapat meningkatkan respons kemanusiaan di Venezuela tanpa persetujuan Maduro ataupun otorisasi Dewan Keamanan PBB.
Menurut PBB, sebanyak tiga juta rakyat Venezuela melarikan diri dari krisis. "Yang penting adalah bantuan kemanusiaan harus dijauhkan dari pengaruh politik dan kebutuhan rakyat harus diutamakan dalam hal waktu dan cara bantuan kemanusiaan digunakan," kata Dujarric.
Sebagian besar negara Amerika Latin, Kanada dan sekitar 20 negara Eropa mendukung Amerika Serikat untuk mengakui Guaido. Namun dukungan tersebut langsung menuai kemarahan Rusia, China dan negara Amerika Latin yang berhaluan kiri, serta menimbulkan kekhawatiran dari beberapa negara Afrika dan negara Karibia.
Sumber : Antara
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/19/02/07/pmjf5k366-pbb-peringatkan-bantuan-untuk-venezuela-tidak-dipolitisasi
Pejabat AS mengatakan sejumlah truk yang membawa bantuan tiba di Kolombia untuk didistribusikan ke Venezuela atas permintaan Juan Guaido, yang bulan lalu mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara. "Rakyat Venezuela sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Amerika Serikat dan negara-negara lain sedang berupaya membantu, namun militer Venezuela yang berada di bawah perintah Maduro mengadang bantuan yang menggunakan truk dan kontainer tersebut," kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo melalui akun Twitter, Rabu, disertai dengan satu foto jalan yang diblokir.
Pemerintah Maduro membantah adanya krisis kemanusiaan, menyalahkan sanksi-sanksi sebagai penyebab masalah ekonomi. Venezuela sedang berjuang dengan kelaparan, penyakit yang dapat dicegah dan perkiraan hiperinflasi 10 juta persen pada 2019.
Maduro pada Senin mengatakan rakyat Venezuela bukan pengemis dan dia tidak akan membiarkan negaranya dipermalukan. Amerika Serikat bisa saja berupaya mencari pendekatan dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengirim bantuan tanpa koordinasi dengan Maduro, namun Rusia sepertinya akan menghentikan langkah tersbut.
"Tindakan kemanusiaan harus terbebas dari politik, militer atau objek yang lain," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric kepada wartawan di New York.
"Ketika kita melihat kebuntuan saat ini menjadi semakin jelas bahwa perundingan politik yang serius antara para pihak diperlukan untuk menemukan solusi menuju perdamaian bagi rakyat Venezuela," kata dia.
Guaido menuliskan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres bulan lalu yang isinya meminta bantuan mengatasi krisis di negara tersebut. Namun kursi Venezuela di badan dunia yang beranggotakan 193 negara itu di pegang oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro dan Guterres tidak dapat meningkatkan respons kemanusiaan di Venezuela tanpa persetujuan Maduro ataupun otorisasi Dewan Keamanan PBB.
Menurut PBB, sebanyak tiga juta rakyat Venezuela melarikan diri dari krisis. "Yang penting adalah bantuan kemanusiaan harus dijauhkan dari pengaruh politik dan kebutuhan rakyat harus diutamakan dalam hal waktu dan cara bantuan kemanusiaan digunakan," kata Dujarric.
Sebagian besar negara Amerika Latin, Kanada dan sekitar 20 negara Eropa mendukung Amerika Serikat untuk mengakui Guaido. Namun dukungan tersebut langsung menuai kemarahan Rusia, China dan negara Amerika Latin yang berhaluan kiri, serta menimbulkan kekhawatiran dari beberapa negara Afrika dan negara Karibia.
Sumber : Antara
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/19/02/07/pmjf5k366-pbb-peringatkan-bantuan-untuk-venezuela-tidak-dipolitisasi
Sejumlah Penerbangan Gagal Mendarat di Bandara Juanda
Eksistensi Umat Islam di Botswana
DPR Mesir Usulkan Perpajangan Masa Jabatan Presiden Jadi Enam Tahun
Dituding Dukung Tim Sepakbola Qatar, Pria Ini Ditahan Polisi UEA
Israel Larang Tujuh Muslimah Palestina Masuk Al-Aqsha
Ketika Wahab Menerjang Musuh Demi Melindungi Nabi
Kejar Tayang Mau Diadili di Surabaya, Ahmad Dhani Dipindah ke Rutan Medaeng
Kunjungi Pengungsi Rohingya, Angelina Jolie: Saya Berdiri Bersama Anda
IHW: Berbahaya Jika Produk Malaysia Tak Perlu Lagi Disertifikasi Halal Oleh MUI
Mahasiswa Kaltim Rihlah Sambil Berbahasa Arab
Eksistensi Umat Islam di Botswana
DPR Mesir Usulkan Perpajangan Masa Jabatan Presiden Jadi Enam Tahun
Dituding Dukung Tim Sepakbola Qatar, Pria Ini Ditahan Polisi UEA
Israel Larang Tujuh Muslimah Palestina Masuk Al-Aqsha
Ketika Wahab Menerjang Musuh Demi Melindungi Nabi
Kejar Tayang Mau Diadili di Surabaya, Ahmad Dhani Dipindah ke Rutan Medaeng
Kunjungi Pengungsi Rohingya, Angelina Jolie: Saya Berdiri Bersama Anda
IHW: Berbahaya Jika Produk Malaysia Tak Perlu Lagi Disertifikasi Halal Oleh MUI
Mahasiswa Kaltim Rihlah Sambil Berbahasa Arab
Israel Segera Hancurkan Rumah Warga di Yerusalem Timur
Tak Hanya Buruh, Ribuan Guru di Tunisia Tuntut Kenaikan Gaji
Korban Bendungan Limbah Ambruk Brasil 142 Orang
Pertamini Makin Marak, Pertamina Bisa Rugi
Hilang dari Dunia Artis, Mandala Shoji Kini Jadi Buronan Kejaksaan
Terhentinya Rentetan Gol Messi
Waspada, Hujan Angin Landa Ciamis Setiap Sore
Ini Kamar Termewah di Laut, Biaya Pembangunannya Rp 2,8 M
Restoran Sushi Tertangkap Sajikan Ikan yang Diambil dari Tempat Sampah
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan, Sumatera hingga Papua
Tak Hanya Buruh, Ribuan Guru di Tunisia Tuntut Kenaikan Gaji
Korban Bendungan Limbah Ambruk Brasil 142 Orang
Pertamini Makin Marak, Pertamina Bisa Rugi
Hilang dari Dunia Artis, Mandala Shoji Kini Jadi Buronan Kejaksaan
Terhentinya Rentetan Gol Messi
Waspada, Hujan Angin Landa Ciamis Setiap Sore
Ini Kamar Termewah di Laut, Biaya Pembangunannya Rp 2,8 M
Restoran Sushi Tertangkap Sajikan Ikan yang Diambil dari Tempat Sampah
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan, Sumatera hingga Papua