Tak Hanya Buruh, Ribuan Guru di Tunisia Tuntut Kenaikan Gaji
Posted Date : 07-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 152 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS— Ribuan guru Tunisia berpawai pada Rabu (7/2) dekat kantor perdana menteri menuntut kondisi pekerjaan lebih baik dan gaji yang lebih tinggi.
Pemerintah berada di bawah tekanan dari para pemberi pinjaman internasional untuk memangkas pengeluaran dan mengurangi defisit anggarannya yang besar tetapi juga menghadapi kemarahan masyarakat akibat pengangguran tinggi, khususnya di antara kaum muda dan kemiskinan.
Di alun-alun al Kasbah di Tunis tengah, para guru meneriakkan: "Kami menginginkan hak-hak kami" dan "Ini merupakan revolusi pena", kiasan tidak langsung kepada revolusi "Musim Semi Arab" yang meletus di Tunisia pada 2011 dan menumbangkan Zine al-Abidine Ben Ali.
Para guru telah memboikot ujian bagi ratusan ribu siswa selama dua bulan, memicu ketegangan di negara Afrika Utara itu dan mendorong para orang tua untuk mengadakan demonstrasi sendiri.
Perhimpunan Orangtua Nasional telah menyerukan demonstrasi besar pekan ini untuk memprotes terhadap nasib anak-anak mereka, dengan mengatakan mereka telah menjadi sandera dalam perselisihan antara serikat para guru dan pemerintah.
Serikat Guru telah meminta kenaikan gaji dan pengurangan usia pensiun. Pemerintah tidak memenuhi tuntutan dan dinilai tak adil.
Namun pemerintah juga sedang berunding dengan serikat sektor publik yang berpengaruh, UGTT, yang mengancam mengadakan mogok dua-hari di seluruh negara itu bulan ini jika pemerintah tidak memberikan kenaikan upah bagi sekitar 670 ribu pekerja.
UIGTT, serikat terbesar di Tunisia, menutup sekolah-sekolah, universitas-universitas, kementeriaqn-kementerian dan kota-kota di seluruh Tunisia bulan lalu dalam mogok serupa di seluruh negeri.
Ekonomi Tunisia bergolak sejak revolusi 2011, yang juga dipicu oleh kemarahan atas pengangguran dan kemiskinan.
Sumber : Antara
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/afrika/19/02/07/pmjc0k320-tak-hanya-buruh-ribuan-guru-di-tunisia-tuntut-kenaikan-gaji
Pemerintah berada di bawah tekanan dari para pemberi pinjaman internasional untuk memangkas pengeluaran dan mengurangi defisit anggarannya yang besar tetapi juga menghadapi kemarahan masyarakat akibat pengangguran tinggi, khususnya di antara kaum muda dan kemiskinan.
Di alun-alun al Kasbah di Tunis tengah, para guru meneriakkan: "Kami menginginkan hak-hak kami" dan "Ini merupakan revolusi pena", kiasan tidak langsung kepada revolusi "Musim Semi Arab" yang meletus di Tunisia pada 2011 dan menumbangkan Zine al-Abidine Ben Ali.
Para guru telah memboikot ujian bagi ratusan ribu siswa selama dua bulan, memicu ketegangan di negara Afrika Utara itu dan mendorong para orang tua untuk mengadakan demonstrasi sendiri.
Perhimpunan Orangtua Nasional telah menyerukan demonstrasi besar pekan ini untuk memprotes terhadap nasib anak-anak mereka, dengan mengatakan mereka telah menjadi sandera dalam perselisihan antara serikat para guru dan pemerintah.
Serikat Guru telah meminta kenaikan gaji dan pengurangan usia pensiun. Pemerintah tidak memenuhi tuntutan dan dinilai tak adil.
Namun pemerintah juga sedang berunding dengan serikat sektor publik yang berpengaruh, UGTT, yang mengancam mengadakan mogok dua-hari di seluruh negara itu bulan ini jika pemerintah tidak memberikan kenaikan upah bagi sekitar 670 ribu pekerja.
UIGTT, serikat terbesar di Tunisia, menutup sekolah-sekolah, universitas-universitas, kementeriaqn-kementerian dan kota-kota di seluruh Tunisia bulan lalu dalam mogok serupa di seluruh negeri.
Ekonomi Tunisia bergolak sejak revolusi 2011, yang juga dipicu oleh kemarahan atas pengangguran dan kemiskinan.
Sumber : Antara
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/afrika/19/02/07/pmjc0k320-tak-hanya-buruh-ribuan-guru-di-tunisia-tuntut-kenaikan-gaji
Israel Segera Hancurkan Rumah Warga di Yerusalem Timur
PBB Peringatkan Bantuan untuk Venezuela tidak Dipolitisasi
Sejumlah Penerbangan Gagal Mendarat di Bandara Juanda
Eksistensi Umat Islam di Botswana
DPR Mesir Usulkan Perpajangan Masa Jabatan Presiden Jadi Enam Tahun
Dituding Dukung Tim Sepakbola Qatar, Pria Ini Ditahan Polisi UEA
Israel Larang Tujuh Muslimah Palestina Masuk Al-Aqsha
Ketika Wahab Menerjang Musuh Demi Melindungi Nabi
Kejar Tayang Mau Diadili di Surabaya, Ahmad Dhani Dipindah ke Rutan Medaeng
Kunjungi Pengungsi Rohingya, Angelina Jolie: Saya Berdiri Bersama Anda
PBB Peringatkan Bantuan untuk Venezuela tidak Dipolitisasi
Sejumlah Penerbangan Gagal Mendarat di Bandara Juanda
Eksistensi Umat Islam di Botswana
DPR Mesir Usulkan Perpajangan Masa Jabatan Presiden Jadi Enam Tahun
Dituding Dukung Tim Sepakbola Qatar, Pria Ini Ditahan Polisi UEA
Israel Larang Tujuh Muslimah Palestina Masuk Al-Aqsha
Ketika Wahab Menerjang Musuh Demi Melindungi Nabi
Kejar Tayang Mau Diadili di Surabaya, Ahmad Dhani Dipindah ke Rutan Medaeng
Kunjungi Pengungsi Rohingya, Angelina Jolie: Saya Berdiri Bersama Anda
Korban Bendungan Limbah Ambruk Brasil 142 Orang
Pertamini Makin Marak, Pertamina Bisa Rugi
Hilang dari Dunia Artis, Mandala Shoji Kini Jadi Buronan Kejaksaan
Terhentinya Rentetan Gol Messi
Waspada, Hujan Angin Landa Ciamis Setiap Sore
Ini Kamar Termewah di Laut, Biaya Pembangunannya Rp 2,8 M
Restoran Sushi Tertangkap Sajikan Ikan yang Diambil dari Tempat Sampah
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan, Sumatera hingga Papua
Khabib Tak Ingin Lagi Bertarung di "Kota Penuh Dosa"
Pemerintah Sebaiknya Akui Tol di Indonesia Memang Kelewat Mahal
Pertamini Makin Marak, Pertamina Bisa Rugi
Hilang dari Dunia Artis, Mandala Shoji Kini Jadi Buronan Kejaksaan
Terhentinya Rentetan Gol Messi
Waspada, Hujan Angin Landa Ciamis Setiap Sore
Ini Kamar Termewah di Laut, Biaya Pembangunannya Rp 2,8 M
Restoran Sushi Tertangkap Sajikan Ikan yang Diambil dari Tempat Sampah
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan, Sumatera hingga Papua
Khabib Tak Ingin Lagi Bertarung di "Kota Penuh Dosa"
Pemerintah Sebaiknya Akui Tol di Indonesia Memang Kelewat Mahal