Tindakan Diskriminasi Polisi India terhadap Umat Muslim
Posted Date : 20-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 231 kali.
Hidayatullah.com–Kepolisian India sering terlibat dalam pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok main hakim sendiri, organisasi pengawas HAM Human Rights Watch mengatakan pada Selasa, mendesak pihak berwenang mengambil tindakan yang lebih keras untuk menghentikan tindakan yang telah memakan banyak korban terbunuh.
Mayoritas rakyat India menganggap sapi merupakan hewan suci dan penyembelihannya dilarang di sebagian wilayah negara itu.
Pembunuh sapi – sebutan orang Hindu kepada mereka yang menjagal sapi – menjadi masalah di negara India yang sekuler. Orang-orang yang dituduh menjagal atau memperdagangkan sapi semakin menjadi target serangan main hakim sendiri sejak pemerintahan nasionalis Hindu berkuasa pada tahun 2014.
Dalam laporan setebal 104 Human Rights Watch, dikatakan jumlah serangan oleh kelompok perlindungan sapi terhadap umat Muslim, kaum Dalit yang berkasta rendah dan kelompok minoritas lain telah meningkat dengan tajam sejak Perdana Menteri Narendra Modi dari Partai Bharatiya Janata (BPJ) berkuasa pada tahun 2014.
Antara Mei 2015 dan Desember 2018, setidaknya 44 orang terbunuh, organisasi HAM itu mengatakan dalam laporannya. Tiga puluh enam dari mereka Muslim.
Laporan juga mengatakan polisi seringkali menunda penuntutan terhadap penyerang dan beberapa politisi BJP bahkan secara terbuka membenarkan serangan-serangan tersebut.
“Seruan untuk melindungi sapi mungkin telah dimulai sebagai cara untuk menarik suara Hindu, namun telah berubah menjadi tiket bebas bagi massa untuk menyerang dan membunuh anggota kelompok minoritas,” kata Meenakshi Ganguly, Direktur Human Rights Watch untuk Asia Selatan dikutip Daily Sabah.
“Pihak berwenang India harus berhenti mendorong atau membenarkan serangan-serangan ini, menyalahkan korban, atau melindungi para pelaku kejahatan,” tambahnya.
Laporan tersebut mencantumkan 11 kasus pembunuhan secara detail. Di hampir semua kasus, polisi pada awalnya menghentikan penyelidikan, mengabaikan prosedur, bahkan dalam beberapa kasus mereka terlibat dalam pembunuhan dan menutup-nutupinya.
Dalam sebuah kasus “keterlibatan langsung” yang melibatkan pembunuhan seorang pria Muslim oleh massa, polisi mengisi dokumen kasus itu sebagai kematian karena “kecelakaan motor.”
“Kepolisian menghadapi tekanan politik untuk bersimpati dengan para pelindung sapi dan melakukan sedikit penyelidikan dan membiarkan mereka bebas,” seorang pensiunan polisi mengatakan pada HRW. “Para pelaku kejahatan mendapatkan perlindungan politik dan bantuan.”
“Daripada melakukan penyelidikan menyeluruh dan menangkap para tersangka, kepolisian malah mengajukan pengaduan terhadap para korban, keluarga mereka, dan saksi mata di bawah hukum yang melarang penjagalan sapi,” laporan itu mengatakan.
Kelompok-kelompok HAM mendesak pemerintah untuk mencegah dan mengadili kekerasan massa oleh kelompok main hakim sendiri.
“Pihak berwenang harus memastikan penyelidikan yang tepat untuk mengidentifikasi dan mengadili para penyerang terlepas dari hubungan politik mereka dan memulai kampanye publik untuk mengakhiri kekerasan terhadap Muslim, Dalit dan minoritas lain,” dalam pernyataan HRW. */Nashirul Haq AR
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/20/160260/tindakan-diskriminasi-polisi-india-terhadap-umat-muslim.html
Mayoritas rakyat India menganggap sapi merupakan hewan suci dan penyembelihannya dilarang di sebagian wilayah negara itu.
Pembunuh sapi – sebutan orang Hindu kepada mereka yang menjagal sapi – menjadi masalah di negara India yang sekuler. Orang-orang yang dituduh menjagal atau memperdagangkan sapi semakin menjadi target serangan main hakim sendiri sejak pemerintahan nasionalis Hindu berkuasa pada tahun 2014.
Dalam laporan setebal 104 Human Rights Watch, dikatakan jumlah serangan oleh kelompok perlindungan sapi terhadap umat Muslim, kaum Dalit yang berkasta rendah dan kelompok minoritas lain telah meningkat dengan tajam sejak Perdana Menteri Narendra Modi dari Partai Bharatiya Janata (BPJ) berkuasa pada tahun 2014.
Antara Mei 2015 dan Desember 2018, setidaknya 44 orang terbunuh, organisasi HAM itu mengatakan dalam laporannya. Tiga puluh enam dari mereka Muslim.
Laporan juga mengatakan polisi seringkali menunda penuntutan terhadap penyerang dan beberapa politisi BJP bahkan secara terbuka membenarkan serangan-serangan tersebut.
“Seruan untuk melindungi sapi mungkin telah dimulai sebagai cara untuk menarik suara Hindu, namun telah berubah menjadi tiket bebas bagi massa untuk menyerang dan membunuh anggota kelompok minoritas,” kata Meenakshi Ganguly, Direktur Human Rights Watch untuk Asia Selatan dikutip Daily Sabah.
“Pihak berwenang India harus berhenti mendorong atau membenarkan serangan-serangan ini, menyalahkan korban, atau melindungi para pelaku kejahatan,” tambahnya.
Laporan tersebut mencantumkan 11 kasus pembunuhan secara detail. Di hampir semua kasus, polisi pada awalnya menghentikan penyelidikan, mengabaikan prosedur, bahkan dalam beberapa kasus mereka terlibat dalam pembunuhan dan menutup-nutupinya.
Dalam sebuah kasus “keterlibatan langsung” yang melibatkan pembunuhan seorang pria Muslim oleh massa, polisi mengisi dokumen kasus itu sebagai kematian karena “kecelakaan motor.”
“Kepolisian menghadapi tekanan politik untuk bersimpati dengan para pelindung sapi dan melakukan sedikit penyelidikan dan membiarkan mereka bebas,” seorang pensiunan polisi mengatakan pada HRW. “Para pelaku kejahatan mendapatkan perlindungan politik dan bantuan.”
“Daripada melakukan penyelidikan menyeluruh dan menangkap para tersangka, kepolisian malah mengajukan pengaduan terhadap para korban, keluarga mereka, dan saksi mata di bawah hukum yang melarang penjagalan sapi,” laporan itu mengatakan.
Kelompok-kelompok HAM mendesak pemerintah untuk mencegah dan mengadili kekerasan massa oleh kelompok main hakim sendiri.
“Pihak berwenang harus memastikan penyelidikan yang tepat untuk mengidentifikasi dan mengadili para penyerang terlepas dari hubungan politik mereka dan memulai kampanye publik untuk mengakhiri kekerasan terhadap Muslim, Dalit dan minoritas lain,” dalam pernyataan HRW. */Nashirul Haq AR
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/20/160260/tindakan-diskriminasi-polisi-india-terhadap-umat-muslim.html
Libanon Ungkap Detail Penangkapan Agen Mossad dalam Upaya Pembunuhan yang Gagal
Rusia Loloskan RUU Larangan Anggota Militer Aktif Pakai Ponsel Pintar
Orang Kurdi Berunjuk Rasa Menuntut Pembebasan Abdullah Öcalan
Zionis-Israel Serang Jamaah Shalat Isya di Masjid Al Aqsha
Potong Rambut Gratis ala Trump-Kim di Vietnam
300 Penari Indonesia Tampil di Festival Chingay Singapura
Bom Ganda Meledak di Suriah, 24 Tewas
Trump Dicurigai Senat Akan Jual Teknologi Nuklir ke Saudi
Ribuan Warga Prancis Berdemo Menentang Anti-Yahudi
Perusahaan Pengawasan Tiongkok Lacak Jutaan Uighur di Xinjiang
Rusia Loloskan RUU Larangan Anggota Militer Aktif Pakai Ponsel Pintar
Orang Kurdi Berunjuk Rasa Menuntut Pembebasan Abdullah Öcalan
Zionis-Israel Serang Jamaah Shalat Isya di Masjid Al Aqsha
Potong Rambut Gratis ala Trump-Kim di Vietnam
300 Penari Indonesia Tampil di Festival Chingay Singapura
Bom Ganda Meledak di Suriah, 24 Tewas
Trump Dicurigai Senat Akan Jual Teknologi Nuklir ke Saudi
Ribuan Warga Prancis Berdemo Menentang Anti-Yahudi
Perusahaan Pengawasan Tiongkok Lacak Jutaan Uighur di Xinjiang
Ratusan Orang Keracunan, Kedai KFC di Mongolia Ditutup Sementara
Sidang Kasus Eks Pilot Tempur Prancis Penyelundup 700Kg Kokain Dimulai
Gratiskan Ongkos bagi Penghafal Al-Quran, Driver Ojol Ini Banjir Pujian
Jet Tempur India Bertabrakan, 1 Pilot Tewas
Ungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor, Polda Jabar Pinjam Alat FBI
Inggris Kutuk Israel atas Pengusiran Keluarga Palestina di Al Quds
Gerakan Menutup Aurat Bagikan 300 Jilbab di CFD Pekanbaru
Bawa Rp 284 Triliun, Pangeran MBS Disambut Bak Raja di Pakistan
India Tuding Intel Pakistan di Balik Bom Bunuh Diri
Koalisi Mahathir Retak, Saling Tuding hingga Konspirasi Pemberontakan
Sidang Kasus Eks Pilot Tempur Prancis Penyelundup 700Kg Kokain Dimulai
Gratiskan Ongkos bagi Penghafal Al-Quran, Driver Ojol Ini Banjir Pujian
Jet Tempur India Bertabrakan, 1 Pilot Tewas
Ungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor, Polda Jabar Pinjam Alat FBI
Inggris Kutuk Israel atas Pengusiran Keluarga Palestina di Al Quds
Gerakan Menutup Aurat Bagikan 300 Jilbab di CFD Pekanbaru
Bawa Rp 284 Triliun, Pangeran MBS Disambut Bak Raja di Pakistan
India Tuding Intel Pakistan di Balik Bom Bunuh Diri
Koalisi Mahathir Retak, Saling Tuding hingga Konspirasi Pemberontakan