Perusahaan Pengawasan Tiongkok Lacak Jutaan Uighur di Xinjiang
Posted Date : 20-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 178 kali.
Beijing: Sebuah perusahaan pengawasan melacak gerakan 2,5 juta orang yang tinggal di Xinjiang, Tiongkok. Data ini dibocorkan oleh seorang pakar internet asal Belanda.
Victor Gevers, dari GDI Foundation, menemukan database online yang berisi nama, jenis kelamin, etnis, nomor kependudukan, serta tanggal lahir para warga Xinjiang, yang mayoritas merupakan Muslim Uighur.
Dilansir dari laman Guardian, Selasa 19 Februari 2019, pengawasan juga termasuk CCTV di sejumlah lokasi yang kerap dilewati warga, seperti masjid, hotel, kantor polisi, dan restoran.
Database online ini dibiarkan tidak terlindungi selama berbulan-bulan oleh SenseNets Technologi Ltd, perusahaan teknologi pengenalan wajah yang bermarkas di Shenzhen.
"Database ini sepenuhnya terbuka. Anda bisa mengakses, membaca, bahkan menghapusnya," kata Gevers.
Gevers juga menemukan bahwa ada lima alat pelacak di lima masjid di kawasan Emin, Xinjiang, dengan status 'berhasil terdaftar.'
"Sistem seperti ini jelas tidak aman karena diduga dioperasikan dengan satu tujuan. Ini merupakan alat yang didanai Tiongkok untuk melacak Muslim Uighur di Xinjiang," ujar dia lagi.
Diketahui bahwa SenseNets bekerja sama dengan kepolisian Tiongkok di sejumlah kota. Perusahaan induk NetPosa Technoloies Ltd, yang sahamnya
tercatat di bursa Shenzhen, memiliki kantor di sebagian besar provinsi Tiongkok dan kawasan lainnya, termasuk Xinjiang.
Hingga saat ini, tudingan Tiongkok menahan sekitar satu juta Uighur masih berembus kencang. Mereka diduga ditempatkan di dalam kamp rahasia di Xinjiang, di mana mereka menjalani 'pendidikan politik'.
Muslim Uighur yang mayoritas berasal dari Turki ini ditangkap dan ditahan karena dituduh berhaluan ekstrem, yang salah satu indikasinya adalah pernah mengunjungi satu dari 26 negara yang dianggap sensitif oleh Tiongkok.
Namun, pemerintah Beijing membantah laporan tersebut. Pemerintah menyangkal bahwa mereka bukan dipenjara, melainkan berada di pusat pelatihan kejuruan, salah satu inisiatif pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mobilitas sosial di Xinjiang.
(WIL)
Sumber : http://internasional.metrotvnews.com/asia/5b2qLM6N-perusahaan-pengawasan-tiongkok-lacak-jutaan-uighur-di-xinjiang
Victor Gevers, dari GDI Foundation, menemukan database online yang berisi nama, jenis kelamin, etnis, nomor kependudukan, serta tanggal lahir para warga Xinjiang, yang mayoritas merupakan Muslim Uighur.
Dilansir dari laman Guardian, Selasa 19 Februari 2019, pengawasan juga termasuk CCTV di sejumlah lokasi yang kerap dilewati warga, seperti masjid, hotel, kantor polisi, dan restoran.
Database online ini dibiarkan tidak terlindungi selama berbulan-bulan oleh SenseNets Technologi Ltd, perusahaan teknologi pengenalan wajah yang bermarkas di Shenzhen.
"Database ini sepenuhnya terbuka. Anda bisa mengakses, membaca, bahkan menghapusnya," kata Gevers.
Gevers juga menemukan bahwa ada lima alat pelacak di lima masjid di kawasan Emin, Xinjiang, dengan status 'berhasil terdaftar.'
"Sistem seperti ini jelas tidak aman karena diduga dioperasikan dengan satu tujuan. Ini merupakan alat yang didanai Tiongkok untuk melacak Muslim Uighur di Xinjiang," ujar dia lagi.
Diketahui bahwa SenseNets bekerja sama dengan kepolisian Tiongkok di sejumlah kota. Perusahaan induk NetPosa Technoloies Ltd, yang sahamnya
tercatat di bursa Shenzhen, memiliki kantor di sebagian besar provinsi Tiongkok dan kawasan lainnya, termasuk Xinjiang.
Hingga saat ini, tudingan Tiongkok menahan sekitar satu juta Uighur masih berembus kencang. Mereka diduga ditempatkan di dalam kamp rahasia di Xinjiang, di mana mereka menjalani 'pendidikan politik'.
Muslim Uighur yang mayoritas berasal dari Turki ini ditangkap dan ditahan karena dituduh berhaluan ekstrem, yang salah satu indikasinya adalah pernah mengunjungi satu dari 26 negara yang dianggap sensitif oleh Tiongkok.
Namun, pemerintah Beijing membantah laporan tersebut. Pemerintah menyangkal bahwa mereka bukan dipenjara, melainkan berada di pusat pelatihan kejuruan, salah satu inisiatif pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mobilitas sosial di Xinjiang.
(WIL)
Sumber : http://internasional.metrotvnews.com/asia/5b2qLM6N-perusahaan-pengawasan-tiongkok-lacak-jutaan-uighur-di-xinjiang
Listrik di Batam Akan Padam Bergiliran
Kelompok Bersenjata Tajam Tebar Ancaman di Kota Depok
Pencuri Uang Rp213 Juta di Ponpes Malang Ditangkap
4 Makanan Tinggi Kolesterol yang Bermanfaat bagi Tubuh
Waduh, Istri Sah Polisikan Suami dan Pelakor
Smartfren Bantah Kenaikan Saham Akibat Merger dengan XL Axiata
Waspadai Berbagai Modus Penipuan yang Bisa Jebak Turis Mancanegara
Kasus Pelecehan Seks di Lingkungan Pemerintahan Kerap Ditutupi
Buang Popok Bayi di Sungai Jatim Akan Dikagetkan Suara Teguran
Slamet Dihabisi Sahabatnya Cuma Gara-gara Sapi
Kelompok Bersenjata Tajam Tebar Ancaman di Kota Depok
Pencuri Uang Rp213 Juta di Ponpes Malang Ditangkap
4 Makanan Tinggi Kolesterol yang Bermanfaat bagi Tubuh
Waduh, Istri Sah Polisikan Suami dan Pelakor
Smartfren Bantah Kenaikan Saham Akibat Merger dengan XL Axiata
Waspadai Berbagai Modus Penipuan yang Bisa Jebak Turis Mancanegara
Kasus Pelecehan Seks di Lingkungan Pemerintahan Kerap Ditutupi
Buang Popok Bayi di Sungai Jatim Akan Dikagetkan Suara Teguran
Slamet Dihabisi Sahabatnya Cuma Gara-gara Sapi
Ribuan Warga Prancis Berdemo Menentang Anti-Yahudi
Trump Dicurigai Senat Akan Jual Teknologi Nuklir ke Saudi
Bom Ganda Meledak di Suriah, 24 Tewas
300 Penari Indonesia Tampil di Festival Chingay Singapura
Potong Rambut Gratis ala Trump-Kim di Vietnam
Zionis-Israel Serang Jamaah Shalat Isya di Masjid Al Aqsha
Orang Kurdi Berunjuk Rasa Menuntut Pembebasan Abdullah Ă–calan
Rusia Loloskan RUU Larangan Anggota Militer Aktif Pakai Ponsel Pintar
Libanon Ungkap Detail Penangkapan Agen Mossad dalam Upaya Pembunuhan yang Gagal
Tindakan Diskriminasi Polisi India terhadap Umat Muslim
Trump Dicurigai Senat Akan Jual Teknologi Nuklir ke Saudi
Bom Ganda Meledak di Suriah, 24 Tewas
300 Penari Indonesia Tampil di Festival Chingay Singapura
Potong Rambut Gratis ala Trump-Kim di Vietnam
Zionis-Israel Serang Jamaah Shalat Isya di Masjid Al Aqsha
Orang Kurdi Berunjuk Rasa Menuntut Pembebasan Abdullah Ă–calan
Rusia Loloskan RUU Larangan Anggota Militer Aktif Pakai Ponsel Pintar
Libanon Ungkap Detail Penangkapan Agen Mossad dalam Upaya Pembunuhan yang Gagal
Tindakan Diskriminasi Polisi India terhadap Umat Muslim