Soal Suntikan Modal Asing ke Unicorn, Rudiantara: Jangan Paranoid
Posted Date : 26-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 248 kali.
TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis rintisan alias start-up unicorn belakangan terus menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Salah satu persoalannya adalah besarnya suntikan modal asing dalam perusahaan-perusahaan teknologi bervaluasi minimal US$ 1 miliar.
Atas persoalan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memastikan bahwa kepemilikan bisnis digital itu tetap milik Indonesia. Ia pun meminta masyarakat tidak berlebihan bereaksi atas kondisi itu. "Betul ada kekhawatiran ini kita juga harus senantiasa alert, tapi jangan membuat diri kita paranoid," ujar dia di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019.
Rudiantara menjelaskan model bisnis dalam start-up inovasi berbeda dengan bisnis konvensional. Bila pada umumnya pemegang saham kerap memegang kendali manajemen dan pengambil keputusan, dalam usaha teknologi kendali berada pada founder alias pendiri.
"Artinya dia membedakan antara founder yang memiliki hak tertentu yang tidak dimiliki haknya oleh investor, jangan disamakan dengan yang lama," kata Rudiantara.
Di samping itu, Rudiantara melihat dalam bisnis berbasis inovasi, investasi masuk terhadap orang atau inovasi yang ditawarkan. Sehingga, ujar dia, dalam start-up unicorn, founder kerap kali tidak boleh keluar dari perusahaannya sendiri. "Sehingga investor itu hanya financial investor."
Rudiantara pun menegaskan investasi yang masuk ke dalam negeri itu sejatinya dihabiskan untuk kepentingan konsumen. karena itu, ia melihat masyarakat Indonesia sebagai konsumen dari usaha tersebut sebenarnya paling banyak merasakan keuntungan dari modal itu.
"Investor masuk ke dalam negeri katanya bakar uang, tapi siapa yang menikmati subsidi? Kan konsumen Indonesia. Yang paling beruntung adalah masyarakat Indoensia," kata dia lagi.
Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang berpendapat pengembangan bisnis rintisan berpredikat unicorn bisa memuluskan aliran duit dari dalam negeri ke luar negeri. "Kalau ada unicorn - unicorn, ada teknologi hebat, saya khawatir ini nanti mempercepat uang-uang kita lari ke luar negeri, ini yang saya khawatirkan," ujar Prabowo dalam Debat Calon Presiden di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad, 17 Februari 2019.
Menurut Prabowo, persoalan utama yang tengah melanda Tanah Air adalah disparitas perekonomian, di mana separuh kekayaan bangsa Indonesia hanya dikuasai oleh kurang dari satu persen masyarakat Indonesia. Selain itu, ia kerap menyoroti kekayaan bangsa yang tidak tinggal di dalam negeri. "Menteri Bapak sendiri mengatakan ada Rp 11.400 triliun uang Indonesia di luar negeri, di seluruh bank di Indonesia uangnya hanya Rp 5.465 triliun, berarti lebih banyak uang kita di luar daripada di Indonesia," kata Prabowo.
Sumber : https://bisnis.tempo.co/read/1179865/soal-suntikan-modal-asing-ke-unicorn-rudiantara-jangan-paranoid/full&view=ok
Atas persoalan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memastikan bahwa kepemilikan bisnis digital itu tetap milik Indonesia. Ia pun meminta masyarakat tidak berlebihan bereaksi atas kondisi itu. "Betul ada kekhawatiran ini kita juga harus senantiasa alert, tapi jangan membuat diri kita paranoid," ujar dia di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019.
Rudiantara menjelaskan model bisnis dalam start-up inovasi berbeda dengan bisnis konvensional. Bila pada umumnya pemegang saham kerap memegang kendali manajemen dan pengambil keputusan, dalam usaha teknologi kendali berada pada founder alias pendiri.
"Artinya dia membedakan antara founder yang memiliki hak tertentu yang tidak dimiliki haknya oleh investor, jangan disamakan dengan yang lama," kata Rudiantara.
Di samping itu, Rudiantara melihat dalam bisnis berbasis inovasi, investasi masuk terhadap orang atau inovasi yang ditawarkan. Sehingga, ujar dia, dalam start-up unicorn, founder kerap kali tidak boleh keluar dari perusahaannya sendiri. "Sehingga investor itu hanya financial investor."
Rudiantara pun menegaskan investasi yang masuk ke dalam negeri itu sejatinya dihabiskan untuk kepentingan konsumen. karena itu, ia melihat masyarakat Indonesia sebagai konsumen dari usaha tersebut sebenarnya paling banyak merasakan keuntungan dari modal itu.
"Investor masuk ke dalam negeri katanya bakar uang, tapi siapa yang menikmati subsidi? Kan konsumen Indonesia. Yang paling beruntung adalah masyarakat Indoensia," kata dia lagi.
Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang berpendapat pengembangan bisnis rintisan berpredikat unicorn bisa memuluskan aliran duit dari dalam negeri ke luar negeri. "Kalau ada unicorn - unicorn, ada teknologi hebat, saya khawatir ini nanti mempercepat uang-uang kita lari ke luar negeri, ini yang saya khawatirkan," ujar Prabowo dalam Debat Calon Presiden di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad, 17 Februari 2019.
Menurut Prabowo, persoalan utama yang tengah melanda Tanah Air adalah disparitas perekonomian, di mana separuh kekayaan bangsa Indonesia hanya dikuasai oleh kurang dari satu persen masyarakat Indonesia. Selain itu, ia kerap menyoroti kekayaan bangsa yang tidak tinggal di dalam negeri. "Menteri Bapak sendiri mengatakan ada Rp 11.400 triliun uang Indonesia di luar negeri, di seluruh bank di Indonesia uangnya hanya Rp 5.465 triliun, berarti lebih banyak uang kita di luar daripada di Indonesia," kata Prabowo.
Sumber : https://bisnis.tempo.co/read/1179865/soal-suntikan-modal-asing-ke-unicorn-rudiantara-jangan-paranoid/full&view=ok
Operasi Plastik Gagal, Transgender Ini Malu Keluar Rumah
Hari Dilan, bank bjb Terbitkan Kartu ATM Edisi Dilan
Pabrik Nutella Beroperasi Lagi Setelah Dugaan Cacat Kualitas
Maduro Tuding AS Ciptakan Krisis Venezuela untuk Berperang
PBB Targetkan 4 Miliar dolar AS untuk Bantu Warga Yaman
PBB Umumkan Sumbangan Dana Kemanusiaan untuk Yaman
Turki dan Inggris Bahas Isu Xinjiang di Dewan HAM PBB
Kapolda Tanggapi Kasus Bidan yang Mengaku Diperkosa
Pohon Tertinggi di Australia Selamat dari Kebakaran Hutan
Penerimaan Siswa SD di Tangerang tak Pakai Tes Calistung
Hari Dilan, bank bjb Terbitkan Kartu ATM Edisi Dilan
Pabrik Nutella Beroperasi Lagi Setelah Dugaan Cacat Kualitas
Maduro Tuding AS Ciptakan Krisis Venezuela untuk Berperang
PBB Targetkan 4 Miliar dolar AS untuk Bantu Warga Yaman
PBB Umumkan Sumbangan Dana Kemanusiaan untuk Yaman
Turki dan Inggris Bahas Isu Xinjiang di Dewan HAM PBB
Kapolda Tanggapi Kasus Bidan yang Mengaku Diperkosa
Pohon Tertinggi di Australia Selamat dari Kebakaran Hutan
Penerimaan Siswa SD di Tangerang tak Pakai Tes Calistung
Rosano Barack, Calon Mertua Syahrini yang Kaya Raya
BMKG Perkirakan 2 Hari ke Depan Terjadi Cuaca Ekstrem di Kalteng
Kalashnikov Rusia Luncurkan Drone Bunuh Diri
Kendall Jenner dan 3 Model dengan Gaun Minim di Pesta Oscar 2019
Akad Nikah Syahrini dan Reino Barack Berlangsung di Masjid Ini
Reino Barack Pecinta Sushi, Ini Tips Diet dengan Sushi
KLHK Sita 38 Kontainer Kayu Ilegal
Menaker Puji Penerapan K3 pada Proyek MRT Jakarta
Menkes Sebut Kasus Demam Berdarah Mulai Turun
India Mengaku Telah Jatuhkan Bom di Pakistan
BMKG Perkirakan 2 Hari ke Depan Terjadi Cuaca Ekstrem di Kalteng
Kalashnikov Rusia Luncurkan Drone Bunuh Diri
Kendall Jenner dan 3 Model dengan Gaun Minim di Pesta Oscar 2019
Akad Nikah Syahrini dan Reino Barack Berlangsung di Masjid Ini
Reino Barack Pecinta Sushi, Ini Tips Diet dengan Sushi
KLHK Sita 38 Kontainer Kayu Ilegal
Menaker Puji Penerapan K3 pada Proyek MRT Jakarta
Menkes Sebut Kasus Demam Berdarah Mulai Turun
India Mengaku Telah Jatuhkan Bom di Pakistan