Inggris Janjikan £2 Juta untuk Atasi Kemiskinan dan Stigma Menstruasi
Posted Date : 07-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 221 kali.
Hidayatullah.com–Pemerintah Inggris mengumumkan alokasi dana £2 juta untuk mendukung organisasi-organisasi di seluruh dunia guna mengakhiri kemiskinan menstruasi di kalangan perempuan pada 2030.
Kementerian Wanita dan Kesetaraan Inggris Penny Mordaunt juga mengumumkan anggaran £250.000 untuk pembentukan satuan tugas yang terdiri dari departemen-departemen pemerintah, kalangan usaha, organisasi amal, dan perusahaan guna melahirkan ide-ide baru dalam penanggulangan masalah tersebut di Inggris, lansir The Guardian Selasa (6/3/2019).
Di banyak negara anak-anak perempuan terpaksa tidak masuk sekolah saat mengalami menstruasi dikarenakan mereka tidak mampu membeli pembalut. Sebagian bahkan terpaksa menggunakan kain-kain bekas atau kertas untuk menampung darah haidnya.
Survei menunjukkan, di Sudan Selatan 83% anak perempuan yang haid menggunakan kain bekas atas kulit kambing sebagai pembalut atau tidak menggunakan apapun selama darah menstruasinya keluar setiap bulan.
Di Nepal, anak-anak perempuan dipaksa tinggal di gubuk-gubuk tak layak huni selama masa menstruasi, karena mereka dianggap mengeluarkan sesuatu yang menjijikkan dari tubuhnya. Tidak jarang anak-anak perempuan dan wanita yang haid itu meninggal dunia karena kedinginan atau diserang hewan liar.
Di Inggris, survei oleh Girlguiding UK menunjukkan 26% anak perempuan berusia 11 sampai 21 merasa tidak nyaman bicara soal menstruasi mereka dan 21% merasa malu dengan kondisi itu.
Statistik hasil survei oleh Bloody Big Brunch –organisasi penyelenggara jamuan makan pagi-siang guna mengumpulkan dana seantero Inggris untuk membeli pembalut dan mendistribusikannya– mendapati bahwa 84% orang menilai pembagian pembalut wanita di sekolah-sekolah sama pentingnya atau lebih penting dibanding pembagian kondom.*
Rep: Ama Farah
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/03/07/160937/inggris-janjikan-2-juta-untuk-atasi-kemiskinan-dan-stigma-menstruasi.html
Kementerian Wanita dan Kesetaraan Inggris Penny Mordaunt juga mengumumkan anggaran £250.000 untuk pembentukan satuan tugas yang terdiri dari departemen-departemen pemerintah, kalangan usaha, organisasi amal, dan perusahaan guna melahirkan ide-ide baru dalam penanggulangan masalah tersebut di Inggris, lansir The Guardian Selasa (6/3/2019).
Di banyak negara anak-anak perempuan terpaksa tidak masuk sekolah saat mengalami menstruasi dikarenakan mereka tidak mampu membeli pembalut. Sebagian bahkan terpaksa menggunakan kain-kain bekas atau kertas untuk menampung darah haidnya.
Survei menunjukkan, di Sudan Selatan 83% anak perempuan yang haid menggunakan kain bekas atas kulit kambing sebagai pembalut atau tidak menggunakan apapun selama darah menstruasinya keluar setiap bulan.
Di Nepal, anak-anak perempuan dipaksa tinggal di gubuk-gubuk tak layak huni selama masa menstruasi, karena mereka dianggap mengeluarkan sesuatu yang menjijikkan dari tubuhnya. Tidak jarang anak-anak perempuan dan wanita yang haid itu meninggal dunia karena kedinginan atau diserang hewan liar.
Di Inggris, survei oleh Girlguiding UK menunjukkan 26% anak perempuan berusia 11 sampai 21 merasa tidak nyaman bicara soal menstruasi mereka dan 21% merasa malu dengan kondisi itu.
Statistik hasil survei oleh Bloody Big Brunch –organisasi penyelenggara jamuan makan pagi-siang guna mengumpulkan dana seantero Inggris untuk membeli pembalut dan mendistribusikannya– mendapati bahwa 84% orang menilai pembagian pembalut wanita di sekolah-sekolah sama pentingnya atau lebih penting dibanding pembagian kondom.*
Rep: Ama Farah
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/03/07/160937/inggris-janjikan-2-juta-untuk-atasi-kemiskinan-dan-stigma-menstruasi.html
Menlu RI Kunjungi Kamp Pengungsi Palestina di Yordania
Konflik India-Pakistan, Siapa Lebih Unggul di Mata Dunia?
Minim Pendanaan, Persenjataan Militer India Makin Uzur
Pakistan Tangkap Anak dan Saudara Pimpinan Kelompok Militan Jaish-e-Mohammad
Salah Paham, Prajurit TNI Baku Hantam dengan 2 Anggota Polri di Nias
Wakaf Sumur Air untuk Masyarakat Tasikmalaya
Komunitas Muslim Simbol Kemajemukan Kanada
Perempuan Arus Bawah Keluhkan Jaminan Kesehatan Belum Merata
Masjid Edmonton Awal Geliat Syiar Islam di Kanada
Korea Utara Bangun Kembali Stasiun Peluncuran Roket Sohae
Konflik India-Pakistan, Siapa Lebih Unggul di Mata Dunia?
Minim Pendanaan, Persenjataan Militer India Makin Uzur
Pakistan Tangkap Anak dan Saudara Pimpinan Kelompok Militan Jaish-e-Mohammad
Salah Paham, Prajurit TNI Baku Hantam dengan 2 Anggota Polri di Nias
Wakaf Sumur Air untuk Masyarakat Tasikmalaya
Komunitas Muslim Simbol Kemajemukan Kanada
Perempuan Arus Bawah Keluhkan Jaminan Kesehatan Belum Merata
Masjid Edmonton Awal Geliat Syiar Islam di Kanada
Korea Utara Bangun Kembali Stasiun Peluncuran Roket Sohae
Menghina Nabi Sejumlah Warga Malaysia Ditangkap dan Diburu Aparat
Volvo Batasi Kecepatan Maksimal Mobil Produksinya
Indonesia-Yordania Sepakat Terus Upayakan Kemerdekaan Palestina
DPR Kecam “Israel” Tutup Masjid Al-Aqsha
Peusaba: Bantuan Turki Dibutuhkan untuk Selamatkan Aceh
Din di Myanmar: Agama harus Tampil Selesaikan Masalah
Dilarang Pamer Foto Mesra Bareng Calon Suami, Rina Nose Tanggapi Panjang Lebar
Hilda Vitria Hapus Foto Billy Syahputra, Nikita Mirzani: Mungkin Pendewasaan Diri
Pake Gaun Pengantin Bareng Pacar, Ochi Rosdiana Foto Prewedding?
Maudy Ayunda Bingung Pilih Universitas, Ini Saran dari Daniel Mananta
Volvo Batasi Kecepatan Maksimal Mobil Produksinya
Indonesia-Yordania Sepakat Terus Upayakan Kemerdekaan Palestina
DPR Kecam “Israel” Tutup Masjid Al-Aqsha
Peusaba: Bantuan Turki Dibutuhkan untuk Selamatkan Aceh
Din di Myanmar: Agama harus Tampil Selesaikan Masalah
Dilarang Pamer Foto Mesra Bareng Calon Suami, Rina Nose Tanggapi Panjang Lebar
Hilda Vitria Hapus Foto Billy Syahputra, Nikita Mirzani: Mungkin Pendewasaan Diri
Pake Gaun Pengantin Bareng Pacar, Ochi Rosdiana Foto Prewedding?
Maudy Ayunda Bingung Pilih Universitas, Ini Saran dari Daniel Mananta