Warga Tambah Kekuatan, Pastikan TPA Burangkeng Bekasi Ditutup
Posted Date : 07-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 214 kali.
VIVA – Aksi penutupan paksa Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Burangkeng, Bekasi, oleh warga sekitar kembali dilakukan pada Kamis, 7 Maret 2019. Dalam aksi itu warga menambah jumlah peserta karena beredar kabar akan adanya pembukaan paksa oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Ratusan warga sudah berkumpul di depan pintu akses masuk TPA. Mereka melarang seluruh kendaraan angkutan untuk buang sampah di lokasi tersebut. Warga membawa spanduk bertuliskan 'Kami Warga Desa Burangkeng Menolak dan Menutup Tempat Pembuangan Sampah'.
Ketua Tim Penerima dan Penyampaian Aspirasi atau biasa disebut Tim 17 Ali Gunawan mengatakan, aksi ini kembali digelar setelah mendapat kabar bakal ada pembukaan paksa tersebut.
"Kami kerahkan kekuatan. Tidak ada alasan kita untuk membuka TPA ini, dan akan terus kita tutup," katanya, Kamis 7 Maret 2019.
Sebelumnya, pada Senin 4 Maret 2019, lokasi TPA Burangkeng sempat ditutup paksa warga sekitar.
Sebab, pada perundingan Rabu 6 Maret 2019 kemarin, kata Ali, warga sempat kecewa lantaran di dalam rapat itu diundang juga pemulung dan pengepul.
"Mereka kan kontra sama kita, masa kita mau diadu domba. Lagi juga surat undangan rapat dikirim oleh Sekretaris Dinas bukan Kepala Dinas atau bahkan Bupati, ini tanda mereka enggak serius," ujarnya.
Bahkan, adanya kabar akan kembali ada pertemuan kedua pada Selasa 12 Maret 2019, Ali tidak mau gegabah untuk mengiyakan. Dia bakal bermusyawarah dahulu dengan anggota dan warga.
"Kami akan musyawarah dulu anggota tim karena ini menyangkut kepentingan seluruh warga. Kalau sudah Bupati yang mengundang kita bakal datang," tuturnya.
Untuk itu, TPA Burangkeng akan tetap ditutup sampai ditemukan kesepakatan Pemkab dengan warga. Bahkan, kata Ali, TPA itu bakal dijaga ketat usai mendengar kabar ada pembukaan paksa TPA oleh Pemkab Bekasi.
"Kami dengar info hari ini akan dipaksa buka karena sampah yang ada di pasar sudah menumpuk, nah kita kan sudah sepakat bahwa sebelum ada kesepakatan kita enggak bakal buka," katanya. (ase)
Sumber : https://www.viva.co.id/berita/metro/1127947-warga-tambah-kekuatan-pastikan-tpa-burangkeng-bekasi-ditutup
Ratusan warga sudah berkumpul di depan pintu akses masuk TPA. Mereka melarang seluruh kendaraan angkutan untuk buang sampah di lokasi tersebut. Warga membawa spanduk bertuliskan 'Kami Warga Desa Burangkeng Menolak dan Menutup Tempat Pembuangan Sampah'.
Ketua Tim Penerima dan Penyampaian Aspirasi atau biasa disebut Tim 17 Ali Gunawan mengatakan, aksi ini kembali digelar setelah mendapat kabar bakal ada pembukaan paksa tersebut.
"Kami kerahkan kekuatan. Tidak ada alasan kita untuk membuka TPA ini, dan akan terus kita tutup," katanya, Kamis 7 Maret 2019.
Sebelumnya, pada Senin 4 Maret 2019, lokasi TPA Burangkeng sempat ditutup paksa warga sekitar.
Sebab, pada perundingan Rabu 6 Maret 2019 kemarin, kata Ali, warga sempat kecewa lantaran di dalam rapat itu diundang juga pemulung dan pengepul.
"Mereka kan kontra sama kita, masa kita mau diadu domba. Lagi juga surat undangan rapat dikirim oleh Sekretaris Dinas bukan Kepala Dinas atau bahkan Bupati, ini tanda mereka enggak serius," ujarnya.
Bahkan, adanya kabar akan kembali ada pertemuan kedua pada Selasa 12 Maret 2019, Ali tidak mau gegabah untuk mengiyakan. Dia bakal bermusyawarah dahulu dengan anggota dan warga.
"Kami akan musyawarah dulu anggota tim karena ini menyangkut kepentingan seluruh warga. Kalau sudah Bupati yang mengundang kita bakal datang," tuturnya.
Untuk itu, TPA Burangkeng akan tetap ditutup sampai ditemukan kesepakatan Pemkab dengan warga. Bahkan, kata Ali, TPA itu bakal dijaga ketat usai mendengar kabar ada pembukaan paksa TPA oleh Pemkab Bekasi.
"Kami dengar info hari ini akan dipaksa buka karena sampah yang ada di pasar sudah menumpuk, nah kita kan sudah sepakat bahwa sebelum ada kesepakatan kita enggak bakal buka," katanya. (ase)
Sumber : https://www.viva.co.id/berita/metro/1127947-warga-tambah-kekuatan-pastikan-tpa-burangkeng-bekasi-ditutup
Hajar Duo Rusia, Ahsan/Hendra Lolos Perempatfinal All England
Komplotan Pencuri Truk di Kediri ini Bius Korban dengan Nasi Padang
Mayat Laki-laki Ditemukan di Sungai Sido Kepung Sidoarjo
Banyak Warga Mencari Ikan di Tol Madiun yang Banjir
Bupati Madiun Tetapkan Status Darurat Banjir Selama 14 hari
Pelempar Bom Bondet ke Guru Ngaji di Pasuruan Ditangkap
Banjir di Madiun Mulai Surut, Dua Kecamatan Masih Terdampak
Keluarga Menolak Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Mobil yang Dikendarai Ibu dan Anak Nyemplung di Sungai
Timbulkan Korban Jiwa, Laka Mobil Bupati Demak Belum Ada Tersangka
Komplotan Pencuri Truk di Kediri ini Bius Korban dengan Nasi Padang
Mayat Laki-laki Ditemukan di Sungai Sido Kepung Sidoarjo
Banyak Warga Mencari Ikan di Tol Madiun yang Banjir
Bupati Madiun Tetapkan Status Darurat Banjir Selama 14 hari
Pelempar Bom Bondet ke Guru Ngaji di Pasuruan Ditangkap
Banjir di Madiun Mulai Surut, Dua Kecamatan Masih Terdampak
Keluarga Menolak Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Mobil yang Dikendarai Ibu dan Anak Nyemplung di Sungai
Timbulkan Korban Jiwa, Laka Mobil Bupati Demak Belum Ada Tersangka
4 Tunggal Putra Hebat Dunia Jadi Korban Keganasan All England
Gempa Bumi 4,6 Skala Richter Guncang Pangandaran
Bromo Ditutup Selama Nyepi, Wisatawan Terpaksa Kembali
Tes DNA Denny Sumargo dan Verny Selesai, Ini Hasilnya
Data Terbaru Banjir Ngawi, Lima Kecamatan Jadi Lautan
Persatuan Ulama Sedunia Serukan Bela Al-Aqsha di Mimbar
Zul ‘Zivilia’ Ditangkap Polisi karena Narkoba
Juragan Durian Janjikan Hadiah Rp 4,4 M untuk Jodoh Putrinya
Ratusan Penerima Bantuan di Ogan Ilir Pilih Mundur karena Malu Dicap Keluarga Miskin
Mal Terbesar di Indonesia ‘Hijrah’ jadi Pusat Kajian
Gempa Bumi 4,6 Skala Richter Guncang Pangandaran
Bromo Ditutup Selama Nyepi, Wisatawan Terpaksa Kembali
Tes DNA Denny Sumargo dan Verny Selesai, Ini Hasilnya
Data Terbaru Banjir Ngawi, Lima Kecamatan Jadi Lautan
Persatuan Ulama Sedunia Serukan Bela Al-Aqsha di Mimbar
Zul ‘Zivilia’ Ditangkap Polisi karena Narkoba
Juragan Durian Janjikan Hadiah Rp 4,4 M untuk Jodoh Putrinya
Ratusan Penerima Bantuan di Ogan Ilir Pilih Mundur karena Malu Dicap Keluarga Miskin
Mal Terbesar di Indonesia ‘Hijrah’ jadi Pusat Kajian