Peneliti Geologi: Waspada Gempa Besar dan Tsunami Selat Sunda
Posted Date : 16-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 266 kali.
TEMPO.CO, Bandung - Peneliti dari Pusat Survei Geologi Asdani Soehami mengatakan kawasan Selat Sunda berpotensi gempa besar (megathrust) dan tsunami. Berdasarkan riwayat kejadiannya, gempa besar itu pernah terjadi pada 3-4 abad silam. “Kita perlu waspadai itu. Di Selat Sunda ada akumulasi tegangan yang jadi cikal bakal gempa di masa datang,” katanya.
Berdasarkan studi seismoteknik yang berbasis pada asal-usul kejadian gempa bumi (seismogenetik) kata Asdani, Selat Sunda dan sekitarnya memiliki sepuluh Zona Sumber Gempa Bumi, di antaranya megathrust selatan Jawa Barat, Selat Sunda, Benioff Jawa Barat-Banten, Benioff Selat Sunda Utara,dan Benioff Utara Jawa Barat-Banten.
“Selat Sunda memiliki patahan aktif kelas A, dengan magnitude maksimum lebih dari 7,0,” ujarnya di acara Geoseminar di Auditorium Museum Geologi Bandung, Jumat, 15 Maret 2019.
Berdasarkan peta sumber gempa Indonesia 2017, di wilayah Selat Sunda ada dua patahan yang tersambung. Patahan Semangko segmen dari Sesar Besar Sumatera dengan magnitude maksimal 7,6, beririsan dengan patahan Selat Sunda yang bermagnitude maksimal 7,2.
Di bagian selatan ada jalur subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia. Potensi maksimal gempa besarnya pada segmen Selat Sunda-Banten misalnya, terhitung bermagnitude 8,8. “Zona patahan aktif Sumatera yang paling berperan di Selat Sunda,” kata Asdani.
Menurutnya, zona gempa besar dari perairan sepanjang barat Sumatera hingga selatan Jawa-Bali terbagi dalam sembilan bagian atau segmentasi. Mayoritas telah menimbulkan gempa besar pada kurun abad ke-20. “Yang belum Selat Sunda dan selatan Bali,” ujarnya.
Megathrust segmen Nias menghasilkan Gempa Nias bermagnitudo 8,7 pada 2005. Segmen Mentawai pecah pada 2007 bermagnitudo 7,9. Adapun segmen Bengkulu tercatat sudah dua kali pada 1914 dan 2007 bermagnitudo 8,4.
Megathrust segmen Pelabuhan Ratu pada 1903 bermagnitudo 8,1. Kemudian segmen Pangandaran ketika 2006 dengan kekuatan 7,7 Mw. Selain itu ada dua kejadian gempa besar lainnya.
Segmen Kulonprogo pada 1913 dan 1921 bermagnitudo 8,1 dan 7,5. Lalu pada 1994 giliran segmen Banyuwangi yang mencetuskan gempa bermagnitude 7,8.
Peneliti gempa dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Amalfi Omang mengatakan, segmen megathrust Selat Sunda menyimpan potensi gempa berkekuatan maksimal 8,7 Mw. Berdasarkan hasil pemodelan yang dibuatnya, dampak gempa besar itu meluas.
Khusus wilayah barat daya Banten dan Jawa Barat berpotensi mengalami guncangan tanah maksimum. “Intensitas gempa hingga IX MMI,” ujarnya. Skala itu merujuk pada kondisi kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondasinya dan pipa-pipa dalam rumah putus.
BMKG menggolongkan skala itu dengan warna merah yang berarti gempa menimbulkan kerusakan berat.
Sumber : https://tekno.tempo.co/read/1185821/peneliti-geologi-waspada-gempa-besar-dan-tsunami-selat-sunda/full&view=ok
Berdasarkan studi seismoteknik yang berbasis pada asal-usul kejadian gempa bumi (seismogenetik) kata Asdani, Selat Sunda dan sekitarnya memiliki sepuluh Zona Sumber Gempa Bumi, di antaranya megathrust selatan Jawa Barat, Selat Sunda, Benioff Jawa Barat-Banten, Benioff Selat Sunda Utara,dan Benioff Utara Jawa Barat-Banten.
“Selat Sunda memiliki patahan aktif kelas A, dengan magnitude maksimum lebih dari 7,0,” ujarnya di acara Geoseminar di Auditorium Museum Geologi Bandung, Jumat, 15 Maret 2019.
Berdasarkan peta sumber gempa Indonesia 2017, di wilayah Selat Sunda ada dua patahan yang tersambung. Patahan Semangko segmen dari Sesar Besar Sumatera dengan magnitude maksimal 7,6, beririsan dengan patahan Selat Sunda yang bermagnitude maksimal 7,2.
Di bagian selatan ada jalur subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia. Potensi maksimal gempa besarnya pada segmen Selat Sunda-Banten misalnya, terhitung bermagnitude 8,8. “Zona patahan aktif Sumatera yang paling berperan di Selat Sunda,” kata Asdani.
Menurutnya, zona gempa besar dari perairan sepanjang barat Sumatera hingga selatan Jawa-Bali terbagi dalam sembilan bagian atau segmentasi. Mayoritas telah menimbulkan gempa besar pada kurun abad ke-20. “Yang belum Selat Sunda dan selatan Bali,” ujarnya.
Megathrust segmen Nias menghasilkan Gempa Nias bermagnitudo 8,7 pada 2005. Segmen Mentawai pecah pada 2007 bermagnitudo 7,9. Adapun segmen Bengkulu tercatat sudah dua kali pada 1914 dan 2007 bermagnitudo 8,4.
Megathrust segmen Pelabuhan Ratu pada 1903 bermagnitudo 8,1. Kemudian segmen Pangandaran ketika 2006 dengan kekuatan 7,7 Mw. Selain itu ada dua kejadian gempa besar lainnya.
Segmen Kulonprogo pada 1913 dan 1921 bermagnitudo 8,1 dan 7,5. Lalu pada 1994 giliran segmen Banyuwangi yang mencetuskan gempa bermagnitude 7,8.
Peneliti gempa dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Amalfi Omang mengatakan, segmen megathrust Selat Sunda menyimpan potensi gempa berkekuatan maksimal 8,7 Mw. Berdasarkan hasil pemodelan yang dibuatnya, dampak gempa besar itu meluas.
Khusus wilayah barat daya Banten dan Jawa Barat berpotensi mengalami guncangan tanah maksimum. “Intensitas gempa hingga IX MMI,” ujarnya. Skala itu merujuk pada kondisi kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondasinya dan pipa-pipa dalam rumah putus.
BMKG menggolongkan skala itu dengan warna merah yang berarti gempa menimbulkan kerusakan berat.
Sumber : https://tekno.tempo.co/read/1185821/peneliti-geologi-waspada-gempa-besar-dan-tsunami-selat-sunda/full&view=ok
Akan Hadiri Apel Kebangsaan, Slank Jadi Sasaran Kemarahan Netizen
Hangi: Trik Masak Suku Maori di Selandia Baru, Usianya 2000 Tahun
Zidane Incar Sterling, Sudah Naksir Sejak Remaja
Ayahanda Sakaratul Maut, Eddies Adelia Genggam Tangan Seraya Bisikkan Bacaan Tauhid
Perankan Karakter Tak Biasa, Denny Sumargo Jagonya!
Suami Masuk Penjara Hingga Harus Bercerai, Eddies Adelia Kuat karena Dukungan Almarhum Ayah
Bakti Sosial Dikira Pencitraan, Tamara Bleszynski Bantah Cibiran Haters
Berstatus Gebetan Baru Gisel, Gading Marten Masih Larang Wijin Temui Gempi
Ryuji Utomo Menikah Tanpa Pelaminan, Gaun Pengantin Seksi Istri jadi Sorotan
Rezeki Pengantin Baru, Syahreino jadi Bintang Iklan, Loksyut di Apartemen Reino Barack?
Hangi: Trik Masak Suku Maori di Selandia Baru, Usianya 2000 Tahun
Zidane Incar Sterling, Sudah Naksir Sejak Remaja
Ayahanda Sakaratul Maut, Eddies Adelia Genggam Tangan Seraya Bisikkan Bacaan Tauhid
Perankan Karakter Tak Biasa, Denny Sumargo Jagonya!
Suami Masuk Penjara Hingga Harus Bercerai, Eddies Adelia Kuat karena Dukungan Almarhum Ayah
Bakti Sosial Dikira Pencitraan, Tamara Bleszynski Bantah Cibiran Haters
Berstatus Gebetan Baru Gisel, Gading Marten Masih Larang Wijin Temui Gempi
Ryuji Utomo Menikah Tanpa Pelaminan, Gaun Pengantin Seksi Istri jadi Sorotan
Rezeki Pengantin Baru, Syahreino jadi Bintang Iklan, Loksyut di Apartemen Reino Barack?
Peneliti: Tsunami Anak Krakatau dari Longsoran Akibat Gempa
Latihan Simulasi ke Mars, Seniman Yogya: Tingkat Stress Tinggi
Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Jumat Sore
Jika Perseteruan dengan AS Berlanjut, Huawei Gunakan OS Sendiri
Sony Rilis Lensa Full-frame 135mm F1.8, Harga Rp 26 Jutaan
Aktivis Lingkungan 16 Tahun Greta Thunberg, Calon Penerima Nobel
Milenial pun Hobi Dengarkan Piringan Hitam, Apa Alasannya?
WWDC 2019 Segera Digelar, Banyak Kejutan Baru dari Apple
Asuransi Adira Intensif Lakukan Standardisasi Bengkel Rekanan
Awasi Hasil Perikanan di Bandara, Angkasa Pura I MoU dengan BKIPM
Latihan Simulasi ke Mars, Seniman Yogya: Tingkat Stress Tinggi
Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Jumat Sore
Jika Perseteruan dengan AS Berlanjut, Huawei Gunakan OS Sendiri
Sony Rilis Lensa Full-frame 135mm F1.8, Harga Rp 26 Jutaan
Aktivis Lingkungan 16 Tahun Greta Thunberg, Calon Penerima Nobel
Milenial pun Hobi Dengarkan Piringan Hitam, Apa Alasannya?
WWDC 2019 Segera Digelar, Banyak Kejutan Baru dari Apple
Asuransi Adira Intensif Lakukan Standardisasi Bengkel Rekanan
Awasi Hasil Perikanan di Bandara, Angkasa Pura I MoU dengan BKIPM